Keislaman

Pandangan Al-Qur’an Terhadap Fenomena Degradasi Etika Terhadap Orang Tua

3 Mins read

Modernisasi seringkali diiringi dengan perubahan gaya hidup yang menuntut mobilitas tinggi dan orientasi pada prestasi. Akibatnya, interaksi antar generasi menjadi semakin terbatas dan ikatan emosional keluarga menjadi melemah. Urbanisasi juga dapat memicu perubahan nilai-nilai tradisional dan memunculkan gaya hidup yang lebih individualistis.

Degradasi etika terhadap orang tua, terutama di kalangan generasi muda, menjadi permasalahan serius di era globalisasi. Pergeseran nilai-nilai moral akibat pengaruh kemajuan teknologi dan budaya asing telah mengikis nilai-nilai penghormatan terhadap orang tua, Dari permasalahan tersebut al-Qur’an sudah memberikan peringatan serta kewajiban untuk menjaga etika terhadap orang tua.

Fenomena Degradasi Etika Terhadap Orang Tua

Berbagai fenomena permasalahan terjadi dalam aspek etika, hal tersebut merupakan salah satu dampak dari globalisasi yang berkembang pesat, salah satu contoh fenomena yang terjadi ialah degradasi etika yang ditandai dengan mulai banyaknya hal yang tidak pantas dilakukan kepada orang tua, seperti perkataan kasar, hilangnya rasa hormat kepada yang lebih tua dan lain sebagainya, adanya perilaku negatif tadi merupakan sebuah tanda akan hancurnya sebuah bangsa.

Jika diperhatikan dengan seksama, moralitas yang ada pada manusia terutama yang ada pada generasi muda sekarang sudah mulai luntur, banyak sekali anak-anak zaman sekarang yang berperilaku tanpa moral di dalamnya. Karena pada dasarnya generasi muda merupakan generasi yang mudah terpengaruh dan rentan dengan adanya pergeseran moral. Hal ini sering kita lihat dalam kehidupan nyata dimana mereka sudah berperilaku melewati batasan, dimana mereka tidak lagi memiliki kebijaksanaan dalam berperilaku, hal itu sangat menghawatirkan untuk kondisi sekarang. Karena tanpa moralitas yang tertanam pada diri seseorang, maka rusak sudah bangsa ini nantinya

Konsep Etika Terhadap Orang Tua Dalam Al-Qur’an

Sebagai seorang muslim, sepatutnya kita mengikuti apa-apa yang terkandung dalam al-Qur’an. Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menjelaskan tentang betapa wajibnya kita menghormati orang tua yang sudah merawat dan mendidik kita, terdapat pula ayat yang menjelaskan larangan dan etika dalam memperlakukan kedua orang tua.

Baca...  Revolusi Iran di Bawah Imam Ruhullah Khomeini

Perintah untuk berbuat baik kepada orang tua ini disebutkan secara langsung setelah perintah untuk beribadah kepada Pencipta dan Pemberi nikmat, yaitu Allah, karena kedua orang tua adalah perantara dalam penciptaan dan pemberian nikmat kepada manusia, mereka telah menjaga, mendidik dan memberikan hal-hal yang dibutuhkan untuk anaknya, telah tertulis dalam QS. al-Baqarah [2]: 83,

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَٰقَ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا ٱللَّهَ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَقُولُوا۟ لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِّنكُمْ وَأَنتُم مُّعْرِضُونَ

“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.”

Menurut Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar dalam Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir dalam kalimat وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا yang berarti “dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapak”, memiliki makna bahwa harus bergaul dengan orang tua dengan baik, bertawadlu di depan mereka, dan mematuhi perintah mereka.

Dan jika kita perhatikan bagaimana runtutan isi dari ayat ini, setelah Allah memerintahkan manusia agar bertauhid dan jangan mempersekutukan-Nya, maka Allah memerintahkan manusia agar berbuat baik terhadap kedua orangtua. Urutan ini jelas menerangkan bagaimana pentingnya berbuat baik terhadap kedua orangtua. Oleh karena itu berbakti kepada kedua orang tua adalah suatu kewajiban dari syara’ yang posisinya adalah setelah menunaikan kewajiban kepada menyembah Allah.

Sejak dahulu, hakikat sebuah ketaatan kepada orang tua sebenarnya sudah banyak dicontohkan oleh para nabi terdahulu bahkan sebelum adanya nabi Muhammad. Dalam Q.S. Nuh [71]: 28,

Baca...  Dalil Hadis dan Tanggung Jawab Politik: Apakah Golongan Putih Bisa Diterima dalam Islam?

رَّبِّ ٱغْفِرْ لِى وَلِوَٰلِدَىَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيْتِىَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا تَبَارًۢا

“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan.”

Dalam ayat ini nabi Nuh memintakan ampun bagi kedua orang tua nya yang pada saat itu tidak menjadi bagian dari orang-orang pengikut nabi Nuh. Selain pentingnya menerapkan etika yang baik kepada kedua orang tua, dalam al-Qur’an juga terdapat ayat-ayat yang melarang kita melakukan hal-hal dan mengucapkan sesuatu yang kasar, yang dapat menyakiti perasaan kedua orang tua kita.

Konsep Larangan Durhaka Terhadap Orang Tua Dalam Al-Qur’an

Dalam bahasa Arab, kalimat larangan merupakan (النهي), yang secara etimologi adalah melarang, menahan, menentang, sedangkan secara terminology dalam Ilmu Balaghah sendiri, nahyu merupakan permintaan untuk meninggalkan tindakan dari pihak yang lebih tinggi. Sebagaimana al-Qur’an yang telah mengabadikan sebuah perbuatan yang mungkar sebagai sesuatu yang dilarang dan dapat dihindari. Hal tersebut terdapat pada Q.S. ali-Imran [3]: 104,

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

“Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mugkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Pada akhir ayat diatas, yakni menunjukkan kalimat larangan yang mencegah seseorang dari hal yang mungkar. Akan tetapi, banyak kalimat larangan dalam al-Qur’an yang memiliki berbagai makna, hal tersebut tergantung bagaimana cara seorang mufassir melihatnya.

Modernisasi dan globalisasi telah membawa dampak signifikan terhadap perubahan nilai-nilai tradisional, termasuk melemahnya etika terhadap orang tua di kalangan generasi muda. Fenomena degradasi ini tercermin dari perilaku tidak hormat, seperti perkataan kasar dan tindakan yang melampaui batas, yang menjadi ancaman bagi moralitas dan stabilitas sosial bangsa. Dalam konteks Islam, al-Qur’an secara tegas menempatkan kewajiban berbakti kepada orang tua setelah kewajiban bertauhid kepada Allah, sebagaimana disebutkan dalam Q.S. al-Baqarah [2]: 83 dan berbagai ayat lainnya. Selain itu, al-Qur’an melarang perbuatan durhaka yang dapat menyakiti hati orang tua, menekankan pentingnya kesantunan, kebaikan, dan doa untuk mereka, seperti dicontohkan oleh Nabi Nuh dalam Q.S. Nuh [71]: 28. Dengan mengikuti panduan ini, keharmonisan keluarga dan tatanan sosial dapat terjaga, meskipun berada dalam arus perubahan zaman yang pesat.

Baca...  Menyelami Makna Filosofis dari para Syuhada yang tetap Hidup dalam Kematian
1 posts

About author
Mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Sunan Ampel Surabaya
Articles
Related posts
Keislaman

Mengapa Kitab Al Kasyaf Karya Imam Zamakhsyari Masih Eksis Sampai Hari Ini ?

3 Mins read
Kepopuleran kitab ini bukanlah isapan jempol belaka, Imam Zamakhsyari mampu memberikan kontribusi yang sangat luas pada bidang Ilmu tafsir, karena karya beliau…
Keislaman

Pendekatan Tafsir Qira’ah Mubadalah dalam QS. Ali Imran Ayat 14: Tentang Laki-Laki dan Perempuan untuk Saling Mengenal dan Bertakwa

3 Mins read
Tafsir qiro’ah mubadalah merupakan pendekatan tafsir Al-Qur’an yang berupaya untuk menjawab tantangan kontemporer, terutama dalam isu-isu yang berkaitan dengan relasi gender, kesetaraan,…
Keislaman

Maqasid Hukum Talak dalam Islam: Analisis Berdasarkan Teks Al-Qur’an

3 Mins read
Hukum talak dalam Islam memiliki posisi penting sebagai solusi terakhir dalam menghadapi konflik rumah tangga. Meskipun Islam mengutamakan pernikahan sebagai ikatan sakral…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
Keislaman

Penafsiran Ayat Poligami dalam Surah An Nisa Ayat 3 Telaah Metode Ijmali Pada Kitab Tafsir Jalalayn

Verified by MonsterInsights