Esai

Mistik Jawa dan Syari’at Islam: Sebuah Simbiosis Yang Tidak Terpisahkan

4 Mins read

Upaya manusia untuk mengenali dirinya dan memahami keberadaan Tuhan di antara semua makhluk yang tergelar di jagad raya telah membawanya pada pengembaraan yang tak pernah berhenti.

Pertanyaan tentang bagaimana kehidupan ini terjadi, dari mana asalnya, dan akan ke mana tujuan perjalanan hidup setiap individu terus menggelinding dari zaman ke zaman sesuai keyakinan dan latar belakang budaya yang berbeda-beda.

Pengembaraan tersebut melahirkan pelbagai pengalaman spiritual tentang Tuhan, manusia, dan alam, serta bagaimana hubungan yang terjadi, baik yang tersimpul dari interpretasi wahyu, pemikiran filsafat, maupun tradisi budaya, seperti makrifat dan wahdatul wujud dalam tasawuf, panteisme dalam filsafat, dan manunggaling kawula gusti dalam spiritualisme Jawa.

Menurut para pemikir muslim, ada tiga kategori ajaran dan ilmu pengetahuan yang satu sama lain saling berhubungan. Tiga kategori tersebut ialah fiqih (hukum), tauhid (teologi), dan tasawuf (mistisisme). Para pelaku tasawuf (sufi-sufi) seringkali menekankan kesederhanaan hidup dengan menjauhkan diri dari kemewahan materi.

Mereka selalu berusaha mendekati Tuhan, sehingga mereka merasakan cinta Tuhan dan melihat Tuhan dengan mata hatinya. Sedangkan menurut Fadeli tasawuf mengajarkan terhadap bentuk penyucian jiwa sebuah proses terhadap makna tertinggi yakni kedekatan terhadap Tuhan dengan cara melakukan riyadhah atau usaha untuk mengosongkan hati dari selain Allah.

Secara etimologi kata shufi berasal dari kata shuf yang digambarkan para sufi menggunakan kain wol untuk berpakaian sebagai implementasi kezuhudan mereka, sehingga muncullah sebutan tasawuf yang berarti ajaran kaum sufi. Dalam tradisinya para kaum sufi ini memiliki jalan atau metode untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta yang lazim disebut tarekat.

Secara etimologi kata “tarekat” berasal dari bahasa Arab طريقة yang merupakan bentuk mashdar (kata benda) dari kata tersebut yang memiliki arti الكيفية jalan, cara, األسلوب metode, sistem, المذهة madzhab, aliran, dan الحالة keadaan. Secara istilah seperti yang diungkapkan Shihab pengertian tarekat adalah suatu jalan menuju Allah yang dapat membawanya kepada kebahagiaan dunia akhirat.

Baca...  Disaat Pernikahan Tidak Lagi Sejalan: Talaq Menurut Pandangan Al-Qur’an

Secara terminologi tasawuf adalah ilmu yang berorientasi untuk memperbaiki hati dan membersihkan jiwa serta menfokuskannya hanya kepada Allah semata. Imam Zarkasyi Al-Anshari berkata: “tasawuf adalah ilmu untuk membersihkan jiwa, memperbaiki budi pekerti serta merekonstruksi lahir dan batin agar bisa memperoleh kebahagiaan yang abadi.”

Dengan demikian, tasawuf merupakan sebuah usaha dan upaya manusia untuk menyucikan diri dengan cara menjauhkan diri dari pengaruh duniawi yang dapat melalaikan mereka dan memusatkan jiwa dan raga hanya kepada Allah SWT melalui perenungan, dhikr dan ibadah sebagaimana yang telah dilakukan Rasulullah.

Bentuk pengalaman spiritual Rasulullah merupakan sebuah puncak keruhanian yang telah dicapai oleh seorang Nabi. Para sufi berusaha mencapai itu dengan skala, dimensi, dan format yang sepadan dengan kemampuan mereka. Hal ini dikarenakan inti dari pengalaman tersebut adalah penghayatan yang dalam akan situasi di mana diri bertemu dengan Dzat yang Maha Agung.

Pertemuan dengan Tuhan akan membawa sebuah kebenaran sejati dan terbukanya hijab antara hamba dan Tuhan. Jalan ini membawa terhadap sebuah metode atau tarekat seperti Ibnu Farabi melakukan pengunduran diri atau khalwat dari dunia ramai.

Tujuan utama tasawuf adalah pengalaman dan kesadaran berhubungan dengan Tuhan secara langsung, berada sedekat-dekatnya dengan Tuhan secara sadar sehingga seseorang berada di hadirat Tuhan, Tuhan dihayati sebagai dzat yang hadir jelas di hadapan mata, atau kemudian para sufi dapat mampu merasakan cinta Tuhan dan dapat berhubungan mesra dengan Nya.

Untuk menggapai tujuan ini para ahli tasawuf yang biasa dikenal dengan para sufi melakukan proses zuhud yakni berusaha hidup sederhana dan tidak menggantungkan kehidupan dengan dunia.

Para sufi juga menggunakan tasawuf sebagai sarana memperhalus sikap dan budi pekerti seseorang ketika hendak berhadapan dengan makhluk Tuhan dan lebih-lebih hubungan terhadap Tuhanya.

Baca...  Peran Keluarga dalam Pembentukan Karakter Anak Perspektif Islam

Sikap ini bersifat moralistik yang berkembang pada aliran tasawuf awal. Kehalusan ini digunakan untuk memperhalus ajaran agama yang berada dalam kerangka syari‟at yang dirasa terlalu kaku dan ketat dengan hukum-hukum salah dan benar. Tasawuf yang berguna untuk memperhalus budi ini disebut dengan tasawuf akhlaki atau tasawuf sunni, lebih lanjut menurut Schimmel dapat disebut dengan mistik kepribadian (mysticism personality).

Model tasawuf ini memahami bahwa manusia dan Tuhan merupakan realitas yang berbeda sehingga tidak muncul bentuk penyatuan antara Tuhan dan makhluk. Tasawuf ini lebih menekankan kepada ma’rifat billah memahami Allah.

Bahwa manusia hidup berdasarkan kekuasaan Tuhan dan menerima segala apa yang diberikan Tuhan. Al-Ghazali mengungkapkan bahwa konsentrasi keseluruhan aktifitas hanya kepada Allah, hal ini membawa kepada kesatuan wujud yakni terpusatnya pandangan batin seseorang kepada Allah (wahdatul syuhud).

Tasawuf yang selanjutnya adalah model tasawuf falsafi yakni konsep tasawuf yang menekankan kepada insan kamil atau manusia sempurna. Di sini dipahami bahwa manusia dan Tuhan memiliki esensi yang sama, sehingga untuk mencapai kesempurnaan manusia harus merealisasikan potensi ketuhanan yang ada dalam dirinya.

Al-Farabi dengan konsep wahdatul wujud nya memandang bahwa alam semesta ini merupakan penampakan (tajalli) dari namanama dan sifat-sifat Tuhan, sehingga sebenarnya realitas alam semesta hanyalah satu, yakni Tuhan (realitas tunggal).

Proses untuk mencapai manusia sempurna atau kesatuan tersebut diperoleh dengan usaha dan proses yang bisa disebut dengan riyadhah (melatih diri) dan mujahadah (berjuang), berjuang untuk melepaskan diri dari belenggu hawa nafsu dan sifat-sifat kemakhlukan yang merupakan penghalang (hijab) antara manusia sebagai makhluk dan Tuhan.

Riyadhah yang biasa dilakukan oleh para sufi adalah dengan melakukan dhikr-dhikr atau ritual seperti puasa, semedi, dan uzlah (pergi dari keramaian) untuk mengolah batin mereka. Dalam tasawuf banyak cara untuk menuju Tuhan salah satunya adalah dengan sistem pendidikan tiga tingkat yakni takhalli, tahalli, dan tajalli.

Baca...  Menggali Nilai Humanisme dalam Posisi Perempuan Pra dan Pasca Islam

Takhalli sebagai sistem pertama yang berarti mengosongkan diri dari sikap ketergantungan terhadap dunia. Pada proses ini manusia dituntut untuk menjauhi diri dari maksiat dan hawa nafsu seperti sombong, kikir, pemarah dan berbohong. Kemudian berlanjut kepada sistem yang kedua yakni tahalli yang berarti mengisi jiwa yang kosong tersebut dengan sifat yang terpuji seperti rendah hati, dermawan, sabar dan syukur.

Setelah dua tingkatan ini dilewati maka selanjutnya seseorang akan masuk ke tingkatan tajalli yakni kondisi di mana seseorang telah memperoleh kesempurnaan jiwa dan terbukanya dinding antara makhluk dengan Tuhan. Proses ini menuntut adanya seorang guru atau mursyid agar tidak terjadi kesesatan untuk membimbing dan mengarahkan dalam proses riyadhah ini.

1 posts

About author
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Articles
Related posts
Esai

Istri Simpanan dalam Pandangan Islam: Pilihan Kedua atau Ujian Hidup?

3 Mins read
Pernah dengar istilah istri simpanan? Yup, istilah ini sering bikin alis terangkat dan kepala geleng-geleng. Dalam masyarakat, topik ini jadi bahasan yang…
Esai

Mengenang Tokoh Yang Wafat; Memetik Kiprah dan Karya

3 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Secara naluriah, setiap manusia memiliki rasa rindu, ingatan dan memori terkait dengan sosok kedua orang tua, tokoh daerah dan nasional,…
Esai

Persepsi Manusia Hadapi Kematian

3 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Setiap manusia memiliki persepsi, pandangan dan orientasi target yang ingin dicapai mengisi aktivitas berkomunitas keluarga, beragama dan bermasyarakat dalam kehidupan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
Esai

The Majesty of The Taj Mahal : Kemegahan Istana yang Berdiri dengan Keajaiban Cinta

Verified by MonsterInsights