Artikel

Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap Perkembangan Kepribadian dan Keagamaan Anak

11 Mins read

Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap Perkembangan Kepribadian dan Keagamaan Anak

Arindita Dwi Septiani (07020223017) @arinditadwi123@gmail.com,

Emi Faizatul Musarrina (07040223052) @emifaizatulmusyarrina@gmail.com,

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Program Studi Studi Agama-Agama

UIN Sunan Ampel Surabaya

Abstract:

This journal examines the impact of Islamic religious education on the development of children’s character and spirituality in the digital era. This research departs from the concern about the decline in moral values and character of children due to the influence of technology and social media. The main focus of the research is to analyze how religious education can shape children’s character through the internalization of moral values, ethics, and spirituality in Islam. The research findings show that religious education that is carried out consistently and integrated in the family and school environment makes a significant contribution to the development of positive character, which is shown through the ability to manage emotions, empathy, and self-discipline. In addition, religious education also has a positive impact on children’s religious development, which can be seen from a better understanding and implementation of Islamic teachings. This journal emphasizes the importance of collaboration between parents, educators and the community in providing comprehensive and effective religious education to form a young generation with character and religion.

Keyword: Islamic Education, Child Personality Development, Children’s Religious Development

Abstrak:

Jurnal ini mengkaji dampak pendidikan agama Islam terhadap perkembangan karakter dan spiritualitas anak di era digital. Penelitian ini berangkat dari keprihatinan mengenai menurunnya nilai-nilai moral dan karakter anak akibat pengaruh teknologi serta media sosial. Fokus utama penelitian adalah menganalisis bagaimana pendidikan agama dapat membentuk karakter anak melalui internalisasi nilai-nilai moral, etika, dan spiritualitas dalam Islam. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pendidikan agama yang dilakukan secara konsisten dan terintegrasi di lingkungan keluarga serta sekolah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan karakter positif, yang ditunjukkan melalui kemampuan mengelola emosi, empati, dan disiplin diri. Selain itu, pendidikan agama juga memiliki dampak positif terhadap perkembangan keagamaan anak, yang terlihat dari pemahaman dan pelaksanaan ajaran Islam yang lebih baik. Jurnal ini menekankan pentingnya kolaborasi antara orang tua, pendidik, dan masyarakat dalam memberikan pendidikan agama yang komprehensif dan efektif untuk membentuk generasi muda yang berkarakter dan religius.

Kata Kunci: Pendidikan Agama Islam, Perkembangan Kepribadian Anak, Perkembangan Keagamaan Anak

Pendahuluan

Latar Belakang

Di era digital saat ini, tantangan dalam membentuk kepribadian anak semakin kompleks. Pengaruh teknologi, media sosial, dan berbagai konten digital yang sangat mudah diakses membuat peran pendidikan agama menjadi semakin krusial. Fenomena menurunnya nilai-nilai moral dan karakter di kalangan anak-anak, seperti kasus bullying, ketergantungan gadget, dan lunturnya sopan santun menjadi keprihatinan bersama.

Kepribadian seorang anak dipengaruhi oleh pola asuh yang diberikan dalam kehidupannya sehari-hari, termasuk dalam lingkungan pendidikan dan lingkungan keluarganya. Orang tua memiliki peran yang sangat besar dalam mengarahkan dan membentuk karakter seorang anak, sehingga orang tua harus teliti dan bijak untuk memberikan pola asuh yang tepat dan dapat diterapkan untuk anaknya. Apabila hal ini dilakukan dengan baik maka orang tua dapat bersinergi dengan anak, lingkungan pendidikan, lingkungan rumah dan perkembangan serta kepribadian anak yang berlandaskan sikap religiusitas yang baik agar dapat tumbuh menjadi anak yang memiliki kepribadian yang baik.

Salah satu pendidikan yang harus diperhatikan untuk anak dalam lingkungan keluarga dan lingkungan pendidikan adalah seorang anak harus mendapatkan porsi yang sesuai perkembangannya dalam pendidikan agama, hal ini harus diperhatikan dengan serius karena menjadi pondasi dalam membentuk karakter dan kepribadian serta pola pikirnya. Lingkungan keluarga juga menjadi lingkungan pertama dan utama dalam membentuk kepribadian anak. Dengan dilandasi nilai-nilai spiritualitas yang bersumber pada nilai-nilai agama Islam, diharapkan dapat menjadi filter untuk anak-anak dalam menghindari pelanggaran moral, tumbuh menjadi anak yang memiliki kepribadian yang utama sesuai dengan tuntutan ajaran Islam, mampu tumbuh menjadi pribadi yang sinergi dalam iman, ilmu dan amal shalih, memiliki paradigma berpikir yang luas, menjadi umat beragama yang religius, berakhlak mulia, serta menjadi warga negara yang baik.

Dalam kehidupan sehari-hari, anak-anak yang mendapatkan pendidikan agama yang konsisten cenderung menunjukkan perkembangan kepribadian yang posistif. Sebagai contoh, seorang anak itu lebih mampu mengendalikan emosi, menunjukkan rasa empati terhadap orang lain, dan mempraktikkan sikap disiplin. Lalu sebaliknya, seorang anak jika mendapatkan pendidikan agama yang kurang, dapat menyebabkan anak kehilangan arah dalam membentuk moralitas dan perilaku yang baik. Fenomena ini dapat dilihat dalam berbagai lingkungan, baik di keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Melihat pentingnya pendidikan agama dalam membentuk kepribadian anak, jurnal ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana pendidikan agama dapat memengaruhi perkembangan kepribadian dan religiusitas anak, terutama dalam konteks tantangan di era sekarang.

Rumusan Masalah

  1. Bagaimana peran pendidikan agama dalam membentuk kepribadian anak?
  2. Bagaimana pengaruh pendidikan agama terhadap perkembangan keagamaan anak?
Baca...  Sejarah Tanda Harakat dalam Al-Qur'an

Tujuan

  1. Menjelaskan peran pendidikan agama dalam pembentukan kepribadian anak.
  2. Mengetahui pengaruh pendidikan agama terhadap perkembangan keagamaan anak.

Metodologi

Penelitian ini menggunakan metode studi literatur (literature review). Data dikumpulkan dari berbagai jurnal ilmiah dan buku yang relevan dengan topik pengaruh pendidikan agama Islam terhadap perkembangan kepribadian dan keagamaan anak. Data dianalisis secara deskriptif untuk mengidentifikasi tema dan pola yang muncul dalam literatur.

Pembahasan

Pendidikan Agama Islam

Sebagai mata pelajaran di sekolah, pendidikan agama Islam memiliki peran yang sangat strategis dalam membentuk kepribadian kuat seorang anak. Namun, kenyataannya adalah para ahli pendidikan yang berfokus pada pembelajaran agama di sekolah telah menemukan bahwa pembelajarannya kurang berhasil dalam menanamkan nilai-nilai moral dan agama pada siswa. Hal ini terlihat dari banyaknya penyakit sosial yang terjadi di kalangan remaja, termasuk penyalahgunaan narkoba, perampokan, pergaulan bebas, dan tawuran. Pendidikan agama adalah upaya untuk mendorong anak untuk memahami dan menghayati ajaran agamanya secara menyeluruh, memiliki cita-cita.

Oleh karena itu, pendidikan Islam mencakup dua hal: pertama, mengajarkan anak untuk berperilaku sesuai dengan prinsip atau moral agama; kedua, mengajarkan anak untuk mempelajari materi pendidikan agama, dengan mata pelajaran utamanya ilmu tentang ajaran Islam. Oleh karena itu, berdasarkan tujuan pendidikan nasional yang disebutkan di atas, tujuan pendidikan dibagi menjadi dua sasaran. Yang pertama adalah tujuan pendidikan jantung, yang mencakup nilai-nilai seperti iman, ketakwaan, akhlak mulia, kesehatan, kemandirian, demokrasi, dan tanggung jawab untuk menghasilkan manusia yang baik. Kedua, tujuan pendidikan otak termasuk pengetahuan, keterampilan, dan kreativitas akan menghasilkan individu yang cerdas. Kemampuan berpikir anak usia sekolah dasar biasanya berkembang secara bertahap.

Daya berpikir anak berkembang menjadi lebih egosentris dan imajinatif. Anak-anak mengembangkan cara berpikir yang konkrit, logis, dan objektif. Anak itu benar-benar berada dalam tahap belajar karena daya ingatnya sangat kuat. Menurut teori Piaget, cara berpikir anak sekolah dasar disebut “pikiran operasional konkrit”. Ini berarti bahwa fokus pikiran mereka dapat berada pada hal-hal nyata atau konkrit. Anak-anak mulai belajar membedakan antara apa yang dilihat mata dengan apa yang sebenarnya terjadi di dunia nyata saat mereka mencoba memahami dunia mereka.

Pendidikan Agama Islam memiliki peran penting dalam sistem pendidikan nasional. sering disebut sebagai pendidikan mental, moral, dan spiritual bangsa karena merupakan bagian strategis dari kurikulum pendidikan nasional yang bertanggung jawab untuk membangun karakter dan kepribadian bangsa Indonesia. Tujuan pendidikan agama Islam di sekolah adalah untuk menumbuhkan, mengembangkan, dan meningkatkan keimanan anak melalui pemahaman dan pengamalan ajaran agama Islam. sehingga menjadi individu muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan, kebangsaan, dan kebangsaan, serta untuk memiliki kemampuan untuk melanjutkan pendidikan. Oleh karena itu, ketika berbicara tentang pendidikan agama Islam, baik artinya maupun tujuannya harus mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam tanpa melupakan etika dan moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga dimaksudkan untuk memberikan keberhasilan duniawi bagi anak, sehingga mereka dapat melakukan kebaikan di dunia.

Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan potensi spiritual siswa dan membentuk mereka untuk menjadi orang yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. diberikan dengan mengikuti prinsip bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan tujuan untuk membuat manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia.

Terdapat berbagai metode pendidikan agama yang sangat esensial dalam membentuk karakter religius anak. Pendidikan agama ini mencakup aspek spiritual, mental, dan praktis yang saling berkaitan satu sama lain. Dalam konteks penanaman akidah dan keimanan yang fundamental, orangtua memiliki tanggung jawab untuk memperkenalkan Allah SWT serta mengajarkan kalimat syahadat kepada anak-anak mereka. Selanjutnya, penting untuk menanamkan rasa cinta kepada Rasulullah SAW dengan mengenalkan mereka pada kehidupan, akhlak, dan kebiasaan beliau yang menjadi teladan bagi umat Islam. Seorang anak juga perlu diperkenalkan dengan konsep malaikat yang berfungsi menjaga manusia, serta pemahaman mengenai takdir Allah SWT yang menciptakan segala sesuatu di dunia ini.

Selain metode yang telah disebutkan, terdapat berbagai pendekatan lain yang juga sangat penting dalam pendidikan agama anak. Dalam pengembangan akhlak dan moral, orangtua sebaiknya mengajarkan adab dalam kehidupan sehari-hari, menanamkan nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab, serta membiasakan anak untuk berperilaku sopan dan menghormati orang lain. Pengenalan terhadap budaya dan tradisi Islam juga sangat penting, yang dapat dilakukan dengan melibatkan anak dalam perayaan hari besar Islam, mengajak mereka ke masjid dan pengajian, serta mengenalkan kisah-kisah teladan dari para nabi dan sahabat.

Perkembangan Kepribadian Anak

Pengertian personality /kepribadian adalah personality represents the overall profile, or combination of characteristics, the captures the unique nature of the person as that reacts and interacts with others. Kepribadian,merepresentasikan keseluruhan profil atau kombinasi karakteristik serta menangkap keunikan secara alami dari seseorang sebagai reaksi dari interaksi dengan orang lain. Pengertian ini berkaitan dengan penampilan fisik, kombinasi dari sifat manusia dan sifat natural /alami yang berada pada masing-masing individu untuk berinteraksi dengan yang lain. Intinya pengertian dari personality /kepribadian berkaitan dengan perilaku seseorang sebagai individu untuk berinteraksi dengan lingkungan (eksternal maupun internal).

Baca...  Islam Menyempurnakan Kebaikan Arab Masa Lalu

Hakikat kepribadian seseorang itu terbentuk melalui proses yang panjang, tidak bisa terbentuk secara instan dan permanen. Namun kepribadian seseorang bisa berubah dengan berbagai proses salah satuny melalui pendidikan. Kepribadian itu mengalami perkembangan dan perubahan, sehingga membentuk pola yang tetap dan ciri khas dan keunikan pada setiap individu. Sehingga baik buruk, kuat lemahnya pribadi seseorang itu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Dalam hal itu pendidikan mempunyai dampak yang kuat dalam membantu pembentukan pribadi seseorang. Kepribadian seseorang dapat terbentuk melalui beberapa aspek yaitu pembawaan atau hereditas lingkungan dan citra diri.

Eysenck (1969) memiliki konsep tentang kepribadian yakni ekstrovert dan introvert. Eysenck menyatakan bahwa ekstrovert ditandai terutama oleh keakraban dan impulsif, tetapi juga oleh kelucuan, keceriaan, optimis, kecakapan yang cepat, dan trait lainnya menunjukkan orang-orang yang dihargai karena hubungan mereka dengan orang lain. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dapat dikelompokan dalam dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.

1. Faktor Internal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor internal ini biasanya merupakan faktor genetis atau bawaan. Faktor genetis disini artinya adalah faktor yang berupa bawaan sejak lahir dan merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki salah satu dari kedua orang tuanya.

2. Faktor Eksternal. Faktor eksternal pula merupakan faktor yang berasal dari luar orang tersebut. Faktor eksternal ini umumnya mencakup pengaruh yang berasal dari lingkungan individu, mulai dari lingkungan terdekat seperti keluarga, teman, dan tetangga, hingga pengaruh yang ditimbulkan oleh berbagai media audio visual seperti televisi, gadget serta media cetak seperti surat kabar, majalah, dan lain-lain.

Berbagai studi telah mengungkapkan signifikansi faktor eksternal dalam pembentukan kepribadian. Penelitian yang dilakukan di PKBM Pesona Pulau Tegal, Kabupaten Pesawaran, Lampung, menunjukkan bahwa faktor eksternal berkontribusi sebesar 43,47%, yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontribusi faktor internal yang hanya mencapai 39,13%. Temuan ini menegaskan bahwa lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter individu. Dukungan terhadap hasil ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa seorang anak menghabiskan sebagian besar waktu mereka berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Segala sesuatu yang mereka lihat, dengar, dan alami, baik secara sadar maupun tidak, akan memberikan dampak pada perkembangan sifat dan kepribadian mereka. Jadi, faktor eksternal memainkan peran yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian seorang anak. Mengingat anak lebih banyak menghabiskan waktu mereka di lingkungan luar.

Pendidikan Agama Islam berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai ajaran Islam serta membentuk karakter individu yang baik, dengan tujuan menciptakan seorang muslim sejati yang memiliki kepribadian yang mulia. Pendidikan Islam sangat penting sebagai bekal bagi generasi mendatang dalam menghadapi tantangan zaman. Melihat berbagai fenomena yang terjadi saat ini, situasinya sangat memprihatinkan. Meskipun zaman terus maju, banyak individu yang justru mengalami kemunduran dalam perilaku. Mereka berani melakukan tindakan kriminal tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Keinginan untuk memiliki sesuatu sering kali diiringi dengan sikap malas berusaha, lebih memilih cara instan daripada berpikir secara mendalam. Teknologi saat ini memang memberikan kemudahan dalam berbagai aktivitas sehari-hari, namun perlu diimbangi dengan pendidikan agama yang kokoh agar kita tidak terjerumus ke dalam kriminalitas dan dampak negatif lainnya akibat kemajuan zaman.

Perkembangan Keagamaan Anak

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengembangkan berarti membuat sesuatu menjadi lebih maju. Dengan mempertimbangkan cara-cara agar permainan dapat berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan perkembangan kondisi keagamaan anak (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1989: 414). Yang dimaksud dengan keagamaan anak adalah segala hal yang berkaitan dengan agama yang dianut oleh anak tersebut.

Ketika menyelenggarakan sebuah pendidikan, itu berarti tandanya harus melakukan pembelajaran dan pendidikan terkait perkembangan keagamaan anak. Secara gamblang mendidik adalah melakukan bantuan kepada anak agar menumbuhkan sifat-sifat keagamaan yang dimiliki anak melalui dengan internalisasi nilai-nilai agama kepada anak, agar anak mempunyai sifat-sifat yang baik, baik perkataan ataupun perbuatannya. Bantuan atau bimbingan ini dilakukan dalam hal formal ataupun nonformal, baik dalam institusi Pendidikan dan juga di lingkungan keluarga dan hubungan dengan masyarakat di sekitar. Orang tua sebagai orang yang menanamankan jiwa keagamaan didalam keluarga dan rumah tangga sedangkan guru menanamkan nilai keagamaan di lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Orang tua memiliki peran yang sangat penting dan utama dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan dan akhlak pada anak. Sebelum anak menerima bimbingan dari pihak lain, seperti guru, mereka terlebih dahulu mendapatkan pengajaran mengenai agama dari orang tua. Oleh karena itu, orang tua sering disebut sebagai madrasah pertama bagi anak-anak mereka, dan hal ini tidak dapat dipungkiri. Peran orang tua sangat krusial dalam mendidik anak, terutama dalam memberikan pemahaman tentang agama dan nilai-nilai baik yang seharusnya dicontohkan. Pembentukan pemahaman anak harus dimulai sejak usia dini agar nilai-nilai dan jiwa keagamaan dapat tertanam dengan baik. Dalam hal ini, Islam mengajarkan bahwa orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak sesuai dengan fitrah manusia, yaitu iman kepada Allah SWT.

Baca...  Keindahan Fawashil: Hikmah di Balik Akhir Ayat dalam Al-Qur’an

Peran guru juga penting dalam membangun karakter anak karena guru adalah peran utama di sekolah dalam membimbing dan mendidik anak. Guru sebagai orang tua dari anak-anak yang belajar di sekolah Dengan demikian, keberhasilan guru dalam mengajar anak bergantung pada kemampuan mereka untuk membuat lingkungan belajar yang nyaman. Beberapa faktor keberhasilan guru dalam kegiatan belajar mengajar termasuk wawasan, kedisiplinan, motivasi, kesejahteraan, dan budaya sekolah. Peran guru sangat penting dalam mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan pembentukan karakter anak. Namun, kenyataannya pendidikan saat ini lebih menekankan aspek kognitif dibandingkan dengan emosi dan nilai-nilai spiritual, sehingga tidak mengherankan jika banyak anak menunjukkan perilaku menyimpang. Anak-anak yang berperilaku baik cenderung memiliki prestasi belajar yang lebih baik, sementara meningkatnya perilaku menyimpang dapat berdampak negatif pada pencapaian akademis mereka. Dalam konteks pendidikan, peran guru dan orang tua sering menjadi topik perdebatan yang hangat. Sering kali, muncul pertanyaan mengenai siapa yang seharusnya bertanggung jawab ketika anak mengalami kesulitan dalam belajar atau ketika perilaku mereka tidak mencerminkan sikap yang positif.

Sebenarnya, tidak hanya guru yang bertanggung jawab untuk membangun karakter anak, tetapi orang tua juga mempunyai tanggung jawab untuk mendidik dan mengarahkan anak mereka di rumah. Likona, Schapss, dan Lewis menjelaskan bahwa kemitraan antara sekolah dan orangtua merupakan bagian terpenting dalam pembentukan karakter anak. Membangun komunikasi yang baik antara sekolah dan orangtua membantu menyelaraskan hubungan antara pendidikan yang diberikan di sekolah dan di rumah.

Penerapan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari seorang anak memiliki peranan yang sangat krusial dalam membentuk karakter yang positif. Pendidikan agama Islam, tidak hanya fokus pada pemahaman teori, tetapi juga pada penerapan praktis nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan sikap saling menghormati dan toleransi antarumat beragama. Ajaran Islam yang menekankan kasih sayang, pengampunan, dan penghormatan terhadap orang lain tanpa memandang latar belakang suku atau agama disampaikan melalui berbagai metode. Cerita-cerita nabi, kisah-kisah teladan dalam Islam, serta contoh perilaku sehari-hari berfungsi untuk membantu anak memahami dan menghayati nilai-nilai seperti kejujuran, kesederhanaan, ketulusan, dan ketabahan.

Pendidikan agama Islam juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran sosial seorang anak. Dengan memahami ajaran agama, anak didorong untuk menghargai keberagaman dan bertanggung jawab atas tindakan mereka di masyarakat. Integrasi nilai-nilai agama ke dalam berbagai mata pelajaran dapat memperkuat pemahaman dan penerapan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Penutup

Kesimpulan

Pendidikan agama Islam memiliki pengaruh signifikan terhadap perkembangan kepribadian dan keagamaan anak. Analisis menunjukkan korelasi positif antara pendidikan agama yang konsisten dengan kemampuan anak dalam mengendalikan emosi, menunjukkan empati, dan berperilaku disiplin. Pendidikan agama yang terintegrasi di lingkungan keluarga dan sekolah juga berkontribusi pada pemahaman dan pengamalan ajaran Islam yang lebih baik. Keberhasilan pendidikan agama dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk metode pengajaran, peran orang tua, dan lingkungan yang mendukung. Oleh karena itu, sinergi antara orang tua, guru, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan kondusif bagi perkembangan kepribadian dan keagamaan anak yang optimal di era digital. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji faktor-faktor lain dan mengembangkan model pendidikan agama yang lebih efektif dan relevan.

Daftar Pustaka

Ahmad Yasar Ramdan, Puji Yanti Fauziah “Peran orang tua dan guru dalam mengembangkan nilai-nilai karakter anak usia sekolah dasar”, Jurnal pendidikan dasar dan pembelajaran. Vol,9 No,2 (2019). Hal.101-102

Anggraini, Puput, Eka Robiul Khasanah, Putri Pratiwi, Alya Zakia, and YechaFebrieanitha Putri. “PARENTING ISLAMI DAN KEDUDUKAN ANAK DALAM ISLAM,” n.d.

Arif Ali Muntaha, Ahmad Suyuti, and Mukh. Nursikin. “PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK.” JURNAL RISET RUMPUN AGAMA DAN FILSAFAT 1, no. 2 (October 11, 2022): 32–40. https://doi.org/10.55606/jurrafi.v1i2.395.

Atiratul Jannah,”PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA KARAKTER RELIGIUS SISWA SEKOLAH DASAR”, Jurnal ilmiah pendidikan dasar, Vol.08 No.02 (2023) Hal.2760-2761.

Nurmalisa, Yunisca. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Kepribadian Peserta Didik” 1, no. 1 (2024).

Samsudin, Samsudin. “Peran Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Kepribadian di Era Disrupsi.” Jurnal Pemikiran Keislaman 30, no. 1 (February 1, 2019): 148–65. https://doi.org/10.33367/tribakti.v30i1.666.

Simbolon, Maropen. “PERSEPSI DAN KEPRIBADIAN,” n.d.

Somad, Momod Abdul. “Pentingnya Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Karakter Anak.” QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama 13, no. 2 (July 2, 2021): 171–86. https://doi.org/10.37680/qalamuna.v13i2.882.

1 posts

About author
Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya
Articles
Related posts
Artikel

BUT.co.id: Solusi Jasa Konsultasi IT untuk Meningkatkan Efisiensi Perusahaan

2 Mins read
Dalam era digital yang terus berkembang, kebutuhan akan teknologi informasi (TI) yang efisien dan efektif menjadi semakin penting bagi perusahaan dari berbagai…
Artikel

Cara Membersihkan Kondensor AC Rumah dengan Mudah dan Efektif

3 Mins read
Kondensor AC adalah salah satu komponen utama dalam sistem pendingin udara yang bertanggung jawab untuk membuang panas dari ruangan ke luar. Jika…
Artikel

Mengapa Memilih Pratama Media Pro untuk Live Broadcast Acara Anda?

2 Mins read
Dalam era digital ini, penyiaran langsung atau live broadcast telah menjadi salah satu kunci kesuksesan sebuah acara. Baik itu Marathon yang memikat…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
Pendidikan

Pentingnya Membangun Pendidikan Karakter Bagi Anak Guna Membangun Generasi Muda Yang Berkualitas 

Verified by MonsterInsights