Dalam Surat Al-Baqarah ayat 1-5, dijelaskan bahwa ketakwaan seseorang tercermin dalam keimanan kepada hal-hal gaib, pelaksanaan salat, pemberian zakat, serta keyakinan terhadap wahyu Allah.
Hubungan erat antara Al-Qur’an dan ketakwaan menunjukkan bahwa semakin seseorang berpegang teguh pada ajaran Al-Qur’an, semakin tinggi pula kualitas ketakwaannya.
Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam terhadap ayat-ayat ini menjadi penting agar umat Islam dapat menginternalisasi nilai-nilai ketakwaan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber utama dalam membentuk karakter dan kesadaran spiritual, seorang Muslim dapat menjalani kehidupannya dengan lebih baik, sesuai dengan petunjuk yang telah Allah tetapkan.
“Alif Lam Mim. Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa…” – QS. Al-Baqarah: 1–2
Di tengah dunia yang semakin cepat, bising, dan penuh distraksi, siapa sih yang nggak ingin hidupnya punya arah, tenang, dan jelas tujuan? Surah Al-Baqarah ayat 1–5 kasih kita “blueprint” hidup ala al-muttaqin — mereka yang faithful, mindful, dan punya future vision.
Faith: Percaya Tanpa Ragu
Al-Qur’an langsung membuka dengan kalimat:
“Alif Lam Mim. Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa…” – QS. Al-Baqarah: 1–2
Orang bertakwa itu solid imannya. Bukan cuma percaya karena ikut-ikutan, tapi yakin karena sadar. Nggak gampang goyah sama tren, opini, atau krisis identitas.
Mindset mereka:
“Kalau Allah udah bilang, berarti itu yang terbaik — even kalau aku belum ngerti sekarang.”
Fear: Takut yang Menenangkan
Bukan takut karena Allah itu menakutkan, tapi karena sadar siapa kita dan siapa Allah.
Takwa itu bukan paranoid, tapi bentuk hormat terdalam.
Mereka hati-hati, bukan karena takut dihukum, tapi karena sayang hubungan sama Tuhan.
Ciri lainnya di ayat 3:
“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib…”
Bukan cuma percaya yang terlihat, tapi punya trust sama hal-hal yang belum kelihatan: rezeki, takdir, bahkan kehidupan setelah mati.
“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, mendirikan salat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”
Ciri-ciri orang bertakwa (muttaqin):
- Beriman kepada yang gaib
Mereka percaya akan hal-hal yang tidak tampak mata:- Allah
- Malaikat
- Surga & neraka
- Hari kiamat
- Takdir
- Doa yang belum terlihat hasilnya
- Mendirikan salat
Bukan hanya sekadar salat, tapi mendirikan: konsisten, khusyuk, penuh kesadaran dan keterhubungan dengan Allah. - Menafkahkan sebagian rezeki
Mereka generous, tahu bahwa harta adalah titipan. Bahkan dalam keterbatasan, mereka tetap berbagi—dengan ikhlas.
- Future: Fokus ke Masa Depan, Bukan Cuma Dunia
“…dan mereka yakin akan adanya akhirat.”
Ayat 4 dan 5 menutup dengan prinsip visioner.
“Walladzīna yu’minūna bimā unzila ilaika wa mā unzila min qablika wa bil-ākhirati hum yūqinūn”
“Dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan yang diturunkan sebelum kamu, serta mereka yakin akan adanya akhirat.”
- Beriman kepada semua wahyu
Mereka tidak selektif. Percaya kepada:- Al-Qur’an
- Taurat (Nabi Musa)
- Zabur (Nabi Dawud)
- Injil (Nabi Isa)
- Kitab-kitab sebelumnya yang berasal dari Allah
- Yakin akan akhirat
YAKIN (bukan sekadar tahu) bahwa:- Hidup setelah mati itu nyata
- Semua amal akan dihisab
- Surga dan neraka benar-benar akan terjadi
Ayat 5: “Ūlā’ika ‘alā hudam mir rabbihim, wa ūlā’ika humul-mufliḥūn”
“Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Al-Muttaqin itu tahu: hidup bukan cuma tentang hari ini, tapi juga kehidupan nanti.
Mereka beramal dengan niat jangka panjang. Nggak cuma ngejar “what’s trending now,” tapi juga “what’s lasting forever.
Dari ayat 1–5, Allah kasih kita langkah-langkahnya:
- Percaya tanpa ragu pada wahyu
- Yakin pada hal gaib (termasuk doa yang belum terjawab)
- Rutin mendirikan salat
- Dermawan, bahkan saat nggak berlebih
- Yakin bahwa hidup bukan cuma di dunia
Jalan Terang Buat Hati yang Gelisah
Hidup bisa ribet, bisa absurd, bisa nge-blur. Tapi Surah Al-Baqarah 1–5 ini kayak kompas buat kita. Kalau kamu ngerasa hati lagi kosong, jalan hidup kayak buntu, mungkin ini saatnya balik ke arah para muttaqin: faith, fear, future.
Karena mereka yang memilih jalan takwa, Allah kasih satu bonus yang priceless:
Taqwa bukan sekadar ibadah formal, tapi hadir dalam setiap aspek kehidupan. Ia tercermin dalam kejujuran saat tidak diawasi, dalam kesabaran saat diuji, dan dalam pilihan-pilihan kecil yang mencerminkan kesadaran akan kehadiran Tuhan.
Orang yang bertaqwa senantiasa menjaga hatinya bersih dari iri, dengki, dan kesombongan. Mereka juga adil dalam bertindak, santun dalam berkata, dan lembut dalam menyikapi perbedaan. Al-Qur’an menyebut bahwa orang bertaqwa akan mendapatkan petunjuk (QS. Al-Baqarah: 2), keberkahan dari langit dan bumi (QS. Al-A’raf: 96), dan kemudahan dalam setiap urusan (QS. At-Talaq: 2-3).
Taqwa bukan tujuan akhir, melainkan proses seumur hidup—untuk terus tumbuh menjadi manusia yang lebih baik, bukan karena takut kepada hukuman, tapi karena cinta kepada Allah.
“Merekalah orang-orang yang tetap berada di atas petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.” – (QS. Al-Baqarah: 5)
Dalam dunia yang penuh gangguan dan pilihan yang keliru, menjadi orang yang “tetap berada di atas petunjuk” adalah pencapaian besar. Itu adalah kemenangan hati, dan itulah keberhasilan sejati, bukan sekadar kesuksesan duniawi, tapi juga keselamatan ukhrowi.