Tokoh

Tujuh Imam Qiraat yang Populer

4 Mins read

Sudah mafhum, bahwa meskipun ada banyak imam atau guru qiraat, hanya tujuh orang yang dianggap paling populer memberikan qiraat yang disepakati. Namun, para ulama juga memilih tiga orang imam qiraat lainnya yang dianggap sahih dan mutawatir. Adalah Khalaf bin Hisyam, Yaqub bin Ishaq al-Hadrami, dan Abu Ja’far Yazid bin Qa’qa’ al-Madani.

Imam qiraat mencakup ketiga imam terakhir ini, serta tujuh imam yang disebutkan sebelumnya. Selain itu, qiraat yang tidak termasuk dalam sepuluh ini dianggap sebagai qiraat syaz; contohnya termasuk qiraat seperti Yazidi, Hasan, A’masy, dan Ibn Jubair.

Namun, itu tidak berarti bahwa qiraat sepuluh dan bahkan qiraat tujuh yang terkenal itu tidak memiliki kesyazan; mereka masih memiliki beberapa kesyazan, meskipun hanya sedikit.

Pada abad ketiga Hijriyah, para ulama memilih tujuh ahli qiraat. Jika tidak, ada banyak imam yang dapat diandalkan tentang ilmunya. Pada awal abad kedua, tujuh qari’ dipilih: Hamzah dan Asim di Kufah, Ibn Amir di Syam, Ibnu Katsir di Makkah, dan Nafi’ di Madinah.

Namun, pada awal abad ketiga, Abu Bakr bin Mujahid, guru qiraat penduduk Irak dan salah seorang yang paling mahir dalam qiraat, wafat 334 H, menetapkan nama al-Kisa’i dan menghilangkan nama Yaqub dari kelompok tujuh qari’.

Menurut As-Suyuti, orang pertama yang menyusun kitab tentang qiraat adalah Abu Ubaid al-Qasim bin Salam, kemudian Ahmad bin Jubair al-Kufi, kemudian Isma’il bin Ishaq al-Maliki, murid Qalun, kemudian Abu Ja’far bin Jarir at-Tabari, kemudian Abu Bakr Muhammad bin Ahmad bin Umar ad-Dajuni, kemudian Abu Bakr bin Mujahid.

Para ahli menulis buku tentang berbagai macam qiraat, baik singkat maupun panjang lebar, selama masa Ibn Mujahid dan setelahnya. Sebenarnya, ada banyak imam qiraat. Biografi mereka ditulis oleh Hafizul Islam Abu Abdullah az-Zahabi; Hafizul Qurra’ Abul Khair bin Jaziri mengikutinya.

Baca...  Inilah Syarat Diterimanya Qira’at

Di dalam an-Nasyr, Imam Ibn Jaziri mengatakan bahwa Abu Ubaid al-Qasim bin Salam adalah Imam pertama yang dianggap telah mengumpulkan berbagai macam qiraat dalam satu kitab.

Menurut perhitungannya, ia mengumpulkan dua puluh lima ulama ahli qiraat selain dari imam yang tujuh itu. Pada tahun 224 H, al-Jaziri kemudian mengatakan bahwa Abu Bakr Ahmad bin Musa bin Abbas bin Mujahid adalah Imam pertama yang membatasi hanya pada qiraat tujuh saja.

Ia juga menyatakan bahwa sebagian orang yang tidak tahu mengatakan bahwa qiraat yang benar hanyalah yang berasal dari ketujuh imam. Bahkan, sebagian besar orang yang jahil (bodoh) percaya bahwa qiraat yang benar hanyalah yang terdapat di dalam asy-Syatibiyyah dan at-Taisir.

Ibn Hajar dalam Fathul Bari, dan Syaikh Ahmad Syakir menegaskannya dalam komentarnya terhadap Tafsir at-Tabari, jilid 1, halaman 65 pinggiran. Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Abul Khair Syamsudin adalah nama orang yang dikenal sebagai Ibn Jaziri, yang mengajar para ahli qiraat pada masanya. Wafat pada tahun 833 H, dia menulis banyak buku terkenal, salah satunya adalah an-Nasyr fil Qira’atil Asyr.

Dinisbatkan kepada Imam Abu Muhammad al-Qasim asy-Syatibiyyah, yang wafat pada 590 H, Asy-Syatibiyyah adalah nazam (kitab syair) yang menggubah kitab at-Taisir menjadi syair sebanyak 1173 bait dengan nama Hirzul Amani wa Wajhut Tahani fil Qira’atis Sab’il Masani. Imam Qurra’ Abu Amr ad-Dani menulis kitab at-Taisir fil Qira’atis Sab’i, yang wafat pada 444 H.

Karena banyaknya periwayat qiraat tinggi, hanya tujuh imam qiraat yang terkenal, meskipun ada banyak imam qiraat lain yang lebih terkenal atau setingkat dengan mereka, dan jumlahnya lebih dari tujuh.

Baca...  5 Ilmuwan Islam Yang Berperan Penting di Bidang Teknologi

Ketika minat dan perhatian generasi berikutnya menurun, mereka berusaha untuk membatasi qiraat-nya hanya pada qiraat yang sesuai dengan khat Mushaf dan dapat mempermudah penghafalan dan pendabitannya.

Generasi berikutnya melihat siapa ahli qiraat yang paling populer dari segi kredibilitas dan amanahnya, jumlah waktu yang dihabiskan untuk mempelajarinya, dan apakah ada kesepakatan untuk mengambil dan mengembangkan qiraatnya. Kemudian dipilihlah seorang imam dari setiap negeri, tetapi tanpa mengabaikan qiraat imam lain selain tujuh orang itu—seperti Syaibah bin Nassa’, Ya’qub al-Hadrami, Abu Ja’far al-Madani dan lainnya.

Para penulis kitab tentang qiraat telah berkontribusi secara signifikan dalam membatasi jumlah qiraat pada jumlah tertentu. Ini karena membatasi kitab-kitab tersebut pada sejumlah imam qiraat tertentu, meskipun ada qari’ lain yang memiliki posisi yang lebih tinggi dari mereka. Akibatnya, orang percaya bahwa para qari’ yang qiraat-qiraat-nya ditulis adalah imam-imam qiraat yang terpercaya.

Sebuah buku tentang qiraat ditulis oleh Ibn Jabr al-Makki dan membatasi penggunaannya pada lima qari’. Ia memilih seorang imam untuk setiap negeri karena jumlah mushaf yang dikirim Utsman ke negeri-negeri itu hanya lima. Namun, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa Utsman mengirimkan tujuh mushaf: lima seperti yang ditulis al-Makki, satu lagi ke Yaman, dan satu lagi ke Bahrain.

Walau bagaimanapun, kedua mushaf terakhir ini tidak banyak dibicarakan. Setelah itu, Ibn Mujahid dan orang lain berusaha untuk mempertahankan jumlah mushaf yang disebarkan Utsman. Oleh karena itu, mereka mencantumkan ahli qiraat-nya dari mushaf Bahrain dan Yaman untuk menyempurnakan jumlah (tujuh).

Oleh karena itu, para ulama berpendapat bahwa berpegang pada qiraat hanya dari tujuh ahli qiraat, tanpa yang lain, tidaklah berdasarkan pada asar maupun sunah, karena jumlah itu hanyalah kumpulan yang dikumpulkan oleh beberapa orang yang kemudian didistribusikan ke seluruh masyarakat.

Baca...  Meneladani Al Biruni Sang Bapak Geodesi

Seandainya Ibn Mujahid menuliskan pula qari’ lain selain yang tujuh lalu digabungkan dengan mereka, tentulah para qari’ itu pun akan terkenal pula. Abu Bakr ibnul Arabi berkata: “Penentuan ketujuh orang qari’ ini tidak dimaksudkan bahwa qiraat yang boleh dibaca itu hanya terbatas tujuh sehingga qiraat yang lainnya tidak boleh dipakai, seperti qiraat Abu Ja’fa, Syaibah, al-A’masy dan lain-lain; karena para qari ini pun kedudukannya sama dengan yang tujuh atau bahkan lebih tinggi.”

Banyak ahli qiraat setuju dengan ini. Meskipun demikian, Abu Hayyan menyatakan, “Dalam kitab karya Ibn Mujahid dan orang yang mengikutinya sebenarnya tidak terdapat qiraat yang masyhur, kecuali sedikit sekali. Sebagai misal Abu Amr ibnul Ala’, ia terkenal mempunyai tujuh belas orang perawi kemudian disebutkanlah nama-nama mereka itu.”

Namun, menurut Abu Hayyan, “Hanya al-Yazidi yang disebutkan dalam kitab Ibn Mujahid, dan dari al-Yazidi ini pun diriwayatkan oleh sepuluh orang perawi.” Bagaimana ia bisa merasa cukup dengan hanya menyebutkan as-Susi dan ad-Dauri, padahal keduanya tidak memiliki keunggulan apa pun dibandingkan dengan yang Jain? Karena setiap penulis memiliki keterampilan, keterampilan, dan keselarasan yang sama. Selain itu, dia menyatakan, “Aku tidak mengetahui alasan sikap Ibn Mujahid ini selain dari kurangnya ilmu pengetahuannya.” Wallahu a’lam bisshawaab.

74 posts

About author
Alumni PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo dan PP Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Penulis juga kontributor tetap di E-Harian Aula digital daily news Jatim.
Articles
Related posts
Tokoh

Mengenal Panglima Eyang Kudo Kardono: Legenda Majapahit yang Dikenang di Makam Tegalsari

2 Mins read
Eyang Kudo Kardono adalah salah satu tokoh legendaris yang hingga kini masih dikenang oleh masyarakat, terutama di daerah Tegalsari, Surabaya, Jawa Timur….
Tokoh

KH Ali Mas'ud: Penyebar Islam Tanpa Intensi Berdakwah

2 Mins read
KH Ali Mas’ud, yang lebih dikenal sebagai Mbah Ud, adalah salah satu tokoh yang namanya begitu dihormati oleh masyarakat Sidoarjo, khususnya di…
Tokoh

Tokoh Pendiri Pramuka Dunia: Baden Powell dan Warisan Besarnya

3 Mins read
Pramuka merupakan gerakan pendidikan nonformal yang bertujuan membentuk karakter, keterampilan, dan rasa kebangsaan generasi muda. Gerakan ini memiliki sejarah panjang yang tidak…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights