Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh media sosial terhadap pemahaman akidah pada generasi Z (Gen-Z) serta mengidentifikasi solusi pendidikan Islam yang dapat memperbaiki kualitas pemahaman tersebut. Media sosial telah menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari Gen-Z, memberikan dampak yang signifikan terhadap pembentukan pandangan mereka tentang agama, nilai-nilai sosial, dan kehidupan secara umum. Penelitian ini mengkaji bagaimana media sosial, dengan keberagaman informasi yang ada, dapat mempengaruhi akidah mereka, baik dalam hal memperkuat maupun melemahkan pemahaman agama yang benar. Selain itu, penelitian ini juga mengeksplorasi pentingnya pendidikan Islam yang adaptif dengan perkembangan teknologi, yang dapat membantu Gen-Z menyaring informasi yang berkualitas dan sesuai dengan ajaran agama Islam. Dengan pendekatan kualitatif dan pengumpulan data melalui wawancara serta survei, penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi strategis untuk pengembangan kurikulum pendidikan Islam yang relevan dan efektif dalam menghadapi tantangan zaman digital.
Kata kunci: media sosial, pemahaman akidah, Gen-Z, pendidikan Islam, teknologi.
Abstract
This study aims to analyze the impact of social media on the understanding of aqeedah (faith) among Generation Z (Gen-Z) and identify potential solutions for Islamic education to address this issue. Social media has become an integral part of daily life, significantly influencing Gen-Z’s perceptions of religion and social values. This study explores how social media, with its diverse information, can either strengthen or weaken their understanding of correct religious beliefs. Additionally, the research investigates the importance of adaptive Islamic education in the digital age, which can help Gen-Z filter quality information aligned with Islamic teachings. By using a qualitative approach and collecting data through interviews and surveys, this study intends to provide strategic recommendations for developing an Islamic education curriculum that is relevant and effective in addressing the challenges of the digital era.
Keywords: social media, understanding of aqeedah, Gen-Z, Islamic education, technology.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan studi pustaka untuk menganalisis pengaruh media sosial terhadap pemahaman akidah pada generasi Z (Gen-Z). Data diperoleh dari artikel jurnal yang relevan mengenai pengaruh media sosial terhadap akidah dan solusi pendidikan Islam. Analisis dilakukan dengan metode tematik untuk mengidentifikasi tema utama serta analisis komparatif untuk membandingkan hasil dari berbagai sumber. Penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman mendalam dan rekomendasi untuk pengembangan pendidikan Islam yang lebih efektif di era digital.
Pendahuluan
Perkembangan teknologi digital, terutama media sosial, telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam pemahaman agama. Generasi Z (Gen-Z), yang lahir di era digital, tumbuh dengan akses mudah ke berbagai informasi melalui platform media sosial seperti Instagram, Twitter, YouTube, dan TikTok. Meskipun media sosial menawarkan peluang untuk memperluas wawasan dan berbagi pengetahuan, fenomena ini juga menimbulkan tantangan terkait dengan pemahaman akidah, khususnya di kalangan Gen-Z.
Mayoritas mahasiswa dari kalangan Gen-Z mengakses media sosial secara intensif setiap hari, baik untuk keperluan akademik maupun hiburan. Penelitian ini menyoroti bahwa media sosial telah menjadi bagian integral dari aktivitas belajar dan interaksi sosial mereka, terutama dalam konteks pembelajaran di era Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). (Muriati et al. 2023)
Namun, tingginya intensitas penggunaan media sosial juga menimbulkan berbagai dampak negatif. Mahasiswa Generasi Z mengalami fenomena Fear of Missing Out (FoMO), yaitu perasaan cemas karena takut tertinggal informasi atau tren di media sosial. Fenomena ini menunjukkan bahwa penggunaan media sosial oleh Generasi Z merupakan isu yang kompleks, dengan dampak positif dan negatif yang saling terkait. (Mahardini, R., & Priyanto 2019)
Oleh karena itu, penting untuk memahami pola penggunaan media sosial oleh Generasi Z secara mendalam, guna mengoptimalkan manfaatnya dan meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan.
Pembahasan
Dampak Media Sosial terhadap Pemahaman Akidah
Media sosial memiliki dua sisi yang saling bertolak belakang dalam memengaruhi pemahaman akidah, khususnya bagi generasi muda. Di satu sisi, media sosial memberikan dampak positif karena kemudahan akses terhadap berbagai informasi dan konten keagamaan. Banyak platform seperti Instagram, YouTube, dan TikTok yang menyediakan ceramah, kajian Islam, maupun konten dakwah yang dapat memperdalam pemahaman tentang akidah. Sebuah penelitian oleh Fatimatuzzahro (2023) menunjukkan bahwa akun Instagram @taqy_malik memberikan kontribusi positif sebesar 77,5% terhadap peningkatan pemahaman akidah mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Ampel Surabaya. Media sosial berperan sebagai sarana edukasi agama yang mudah diakses, fleksibel, dan menarik, sehingga cocok dengan karakter generasi digital masa kini. (Fatimatuzzahro 2023)
Namun di sisi lain, media sosial juga membawa dampak negatif yang tidak bisa diabaikan. Paparan terhadap informasi keagamaan yang tidak tervalidasi sering kali menimbulkan kesalahpahaman atau bahkan penyimpangan akidah. Konten-konten yang menyesatkan, hoaks keagamaan, serta ajaran yang bertentangan dengan akidah Islam dapat dengan mudah tersebar tanpa filter. Studi oleh Nurhalimah dan Andayani (2023) menjelaskan bahwa kurangnya literasi digital di kalangan remaja menyebabkan mereka rentan menerima informasi keagamaan yang keliru, yang pada akhirnya bisa merusak fondasi akidah mereka. Penelitian ini juga menekankan bahwa bimbingan orang tua dan guru sangat penting dalam menyaring konten serta membentuk pemahaman keagamaan yang lurus dan seimbang. (Wiramaya 2024)
Dengan demikian, media sosial dapat menjadi sarana yang sangat bermanfaat bagi penguatan akidah apabila digunakan secara bijak dan disertai dengan literasi digital yang memadai. Namun, jika tidak disikapi secara kritis, media sosial juga berpotensi menjadi sumber distorsi akidah yang serius.
Analisis Penyebab
Lemahnya filter keagamaan dan kurangnya pendidikan akidah yang relevan di kalangan generasi muda merupakan hasil dari berbagai faktor yang saling berkaitan. Salah satu penyebab utama adalah minimnya pembekalan akidah sejak usia dini. Banyak institusi pendidikan, baik formal maupun nonformal, masih memposisikan pendidikan akidah sebagai pelajaran sekunder yang bersifat teoritis, bukan sebagai pondasi utama dalam pembentukan karakter spiritual. Kurikulum keagamaan yang cenderung bersifat hafalan tanpa pemahaman mendalam membuat peserta didik tidak mampu menginternalisasi nilai-nilai akidah secara utuh. Akibatnya, ketika mereka dihadapkan pada arus informasi di media sosial yang sangat deras, mereka tidak memiliki daya seleksi atau filter yang kuat terhadap konten keagamaan yang mereka terima.
Selain itu, lemahnya pengawasan dari lingkungan keluarga dan masyarakat juga berkontribusi besar. Banyak orang tua yang tidak membekali anak-anak mereka dengan dasar keimanan yang kuat, dan tidak sedikit pula yang tidak memahami tantangan digital yang dihadapi oleh anak-anak mereka. Padahal, dalam konteks era digital, peran keluarga sangat penting dalam menjadi “filter pertama” sebelum individu terpapar lebih jauh oleh media sosial. Di sisi lain, pendidikan akidah yang diajarkan di sekolah sering kali tidak dikaitkan secara kontekstual dengan kehidupan nyata dan perkembangan zaman, sehingga generasi muda merasa ajaran tersebut tidak relevan dengan realitas yang mereka hadapi sehari-hari. Mereka lebih mudah terpengaruh oleh konten keagamaan populer yang belum tentu benar secara akidah karena disampaikan dengan gaya yang lebih menarik di media sosial.
Literasi digital yang rendah juga memperparah kondisi ini. Banyak remaja tidak dibekali dengan kemampuan untuk memverifikasi kebenaran informasi keagamaan yang mereka temukan di internet. Akibatnya, mereka mudah menerima ajaran yang menyimpang, baik karena terlihat “relatable” maupun karena disampaikan oleh figur yang mereka kagumi. Ketidaktahuan dalam membedakan antara dalil yang sahih dengan pendapat pribadi menjadi pintu masuk penyimpangan akidah yang lebih serius. Dengan kondisi ini, pendidikan akidah yang relevan, kontekstual, dan berbasis realitas digital sangat diperlukan sebagai solusi jangka panjang.
Solusi Pendidikan Islam
Solusi pendidikan Islam mencakup berbagai pendekatan untuk memperbaiki dan mengembangkan kurikulum, metode pembelajaran, serta memperkuat peran guru dan orang tua dalam mendukung proses pendidikan. Pertama-tama, kurikulum pendidikan Islam perlu disusun dengan mempertimbangkan perkembangan zaman dan kebutuhan abad ke-21. Hal ini meliputi integrasi keterampilan penting seperti pemecahan masalah, kreativitas, dan kolaborasi, yang akan membantu siswa tidak hanya memahami pengetahuan agama, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan dunia yang terus berubah. Kurikulum yang adaptif dan kontekstual akan memastikan bahwa pendidikan Islam tidak hanya mengajarkan aspek spiritual dan moral, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Peran guru dalam pendidikan Islam sangat penting, tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing, motivator, dan teladan. Guru harus mampu mengelola kelas dengan baik, memberikan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, dan terus mengembangkan kompetensi mereka dalam bidang pedagogi dan teknologi pendidikan. Dalam menghadapi tantangan dalam pendidikan Islam, guru juga perlu bekerja sama dengan orang tua untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan siswa secara menyeluruh. Pembekalan terhadap guru dalam bentuk pelatihan dan workshop tentang metode pembelajaran yang efektif dan relevansi kurikulum sangat penting untuk meningkatkan kualitas pengajaran.
Di sisi lain, peran orang tua dalam pendidikan agama anak sangatlah besar. Orang tua bukan hanya berfungsi sebagai pengawasan dalam mengerjakan tugas sekolah, tetapi juga sebagai pendidik utama yang memberi teladan langsung dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai akhlak, adab, dan ajaran agama yang baik harus dimulai dari rumah, dan orang tua berperan dalam memastikan bahwa anak-anak mereka memahami dan mengamalkan ajaran Islam secara konsisten. Kerja sama yang baik antara sekolah dan orang tua akan menciptakan sinergi yang efektif dalam pendidikan, di mana anak tidak hanya mendapatkan pendidikan akademis yang baik, tetapi juga pendidikan karakter yang kuat. (Fathoni, Arifin, and Ilham PL 2024)
Catatan Akhir
Pentingnya pendekatan yang komprehensif dalam mengembangkan pendidikan Islam, yang mencakup penyusunan kurikulum yang adaptif, penggunaan metode pembelajaran yang inovatif, serta peran aktif guru dan orang tua dalam mendukung proses pendidikan. Kurikulum pendidikan Islam harus disesuaikan dengan kebutuhan zaman, dengan menekankan keterampilan abad ke-21 yang relevan dan integrasi nilai-nilai agama yang mendalam. Metode pembelajaran yang interaktif, berbasis teknologi, dan berbasis pada pengalaman akan lebih efektif dalam membantu siswa memahami materi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Guru sebagai pengajar dan teladan perlu terus mengembangkan kompetensi mereka, sementara orang tua harus berperan aktif dalam mendidik anak-anak mereka baik di rumah maupun melalui kerjasama dengan sekolah.
Menghadapi tantangan yang ada, seperti keterbatasan sarana dan prasarana atau kurangnya relevansi kurikulum dengan kondisi lokal, solusi yang tepat dan berkelanjutan sangat diperlukan. Kolaborasi antara guru, orang tua, dan masyarakat menjadi kunci untuk menciptakan pendidikan yang holistik dan berkualitas. Evaluasi berkala terhadap kurikulum dan metode yang diterapkan akan memastikan bahwa pendidikan Islam tetap efektif, relevan, dan mampu menghasilkan generasi yang tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki karakter yang kuat berdasarkan nilai-nilai Islam. Artikel ini dapat memberikan wawasan untuk pengembangan pendidikan Islam yang lebih baik dan sesuai dengan tantangan global masa kini.
Daftar Pustaka
Fathoni, Mokh Shoiful, Muhammad Bustanul Arifin, and Muhammad Asfani Ilham PL. 2024. “Peran Orang Tua Dan Guru Dalam Mengembangkan Pendidikan Islam Peserta Didik Di Era Digital.” Social Science Academic 2(2): 153–62. doi:10.37680/ssa.v2i2.5704.
Fatimatuzzahro. 2023. “Pengaruh Media Sosial Instagram @taqy_malik Terhadap Peningkatan Akidah Di Kalangan Mahasiswa KPI UIN Sunan Ampel Surabaya.” Nucl. Phys. 13(1): 75.
Mahardini, R., & Priyanto, A. 2019. “Dampak Penggunaan Media Sosial Terhadap Produktivitas Mahasiswa.” Jurnal Ilmiah Psikologi Islam 4(2): 307–16. https://doi.org/10.14421/pi.2019.042-14.
Muriati, St, Rizki Trisnawaty Arwien, Zose Wirawan, Restu Januarty Hamid, and Ulfah Syam. 2023. “Penggunaan Media Sosial Pada Mahasiswa Gen Z Di Era Merdeka Belajar Kampus Merdeka.” Jurnal Pendas Mahakam 8(2): 195–201.
Wiramaya, Devi Sastika. 2024. “Pengaruh Media Sosial Terhadap Akidah Generasi Z Muslim Di Perkotaan.” Seminar Nasional Paedagoria 4: 130–42.