Pernahkah kita membayangkan bagaimana perjuangan kaum pekerja harian yang berpenghasilan tidak menentu? Tentu saja dalam benak terlintas bagaimana perjuangan mereka untuk mencari atau mendapatkan sesuap nasi butuh usaha yang eksesif.
Mau tidaknya, mereka harus bekerja keras sepanjang hari di tengah terik ekstrimnya cuaca yang telah bersahabat dengan mereka. Terlebih lagi orang-orang tersebut berada di seputaran kita dan sangat membutuhkan uluran tangan.
Salah satunya ialah pekerja pemulung yang bersikeras mengumpulkan barang bekas untuk dijual, kemudian hasil jualnya di pergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kendati hasil jual yang mereka dapatkan tak seberapa, namun kebersyukuran membuat mereka terus bersamangat untuk tetap menjalani hidup.
Melihat kondisi ini, kita sebagai manusia yang terlahir cukup tentunya telah menjadi sunnah muakkadah untuk saling tolong-menolong satu sama lain demi merasakan kenikmatan bersama.
Oleh karenanya beberapa dari komunitas yang bergerak dalam ranah sosial dan donatur yang ada di Kota Mataram memberikan aspirasinya untuk berinisiatif dalam pemberian donasi terhadap masyarakat yang targetingnya mengarah pada pekerja pemulung.
Kegiatan ini diselenggaran pada hari Jum’at, tepatnya tanggal 20 Desember 2024 di salah satu TPS “Tempat Pembuangan Sampah” yang ada di kecamatan Sandubaya, Nusa Tenggara Barat.
Aksi peduli kemanusiaan ini dikoordinasikan oleh komunitas Berajah Berdampak yang berkolaborasi dengan komunitas peduli kemanusiaan lainnya. Motif dari aksi yang dilakukan didasari oleh pertama, bentuk empati dan simpati pemuda-pemudi Berajah Berdampak untuk saling tolong-menolong sekaligus menjalin talisilaturahmi bersama masyarakat. Kedua, keutamaan hari Jum’at yang menjadi fondasi untuk melipat gandakan amal kebaikan.
Selain itu, menilik dari prinsip yang diyakini Berajah Berdampak bahwasanya “Yang datang dari hati akan sampai ke hati” membuat setiap langkah yang dilakukan untuk membantu sesama terasa lebih ringan.
Meskipun gerakan yang dilakukan mulanya berawal dari hati, namun tidak menutup kemungkinan jikalau niat baik tersebut mendatangkan hasil nihil.
Terbukti beberapa komunitas peduli kemanusian turut menyertai kegiatan yang diselengarakan dan tak luput dari donasi para donatur yang menyumbangkan beberapa bahan materil seperti beras, mie instan, minuman kemasan serta makanan instan lainnya. Dengan terkumpulnya donasi sejumlah 50 paket makanan, yang kemudian disalurkan pada pemulung-pemulung yang ada di TPS 3 Sandubaya.
Meskipun terbilang kecil, namun apa yang diniatkan untuk bersedekah merupakan salah satu bentuk amal ibadah yang besar pahalanya. Karena eksistensinya tidak hanya terikat pada bentuk penghambaan serta kebersyukuran terhadap Sang Tuhan.
Tetapi juga merupakan bentuk sikap solidaritas terhadap sesama manusia. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 254 :
“Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan, dan tidak ada lagi syafaat. Orang-orang kafir itulah orang yang zalim.”
Ayat ini tentu saja mengisyaratkan untuk berbagi, mensedekahkan sedikit dari harta yang kita miliki. Niscaya apa yang kita berikan dengan niat yang ikhlas serta mengharapkan ridho Allah “bagaikan sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji buah” (QS. Al-Baqarah, 261). Artinya apapun yang disedekahkan pasti akan kembali pada diri dalam bentuk yang berlipat ganda.
Terakhir, besar harapan apabila kegiatan Jum’at Berkah yang dilakukan oleh komunitas Berajah Berdampak dapat menjadi kiprah banyak orang untuk menumbuhkan sikap afeksi untuk saling membantu antar sesama. Kemudian, patutnya dijadikan sebagai program kerja yang bersifat konstan demi mensejahterakan SDM yang ada.
