Esai

Fenomena Karakter Manusia Modern

3 Mins read

Manusia adalah makhluk yang tergolong dalam sangat kompleks, manusia dipandang sebagai makhluk yang misterius, makhluk unik khas dan istimewa karena punya pendapat atau aspirasi bahkan kehendak niatan yang belum diungkapkan atau ekspresikan dalam interaksi sosial, bermasyarakat dan bernegara. Baik dalam bentuk mengungkapkan pandangan, sikap dan perilakunya, bahkan eksepsi keluhan, keresahan, impian dan harapan imajinasinya dalam memandang kondisi sosial, agama, budaya dan lingkungan masyarakat sekitar.

Selain mempunyai sifat, sikap atau karakter bawaan alamiah masing-masing, ada yang hanya menjalani hidup secara bebas kebablasan, tak beraturan, pesimis sinis, membawa kesusahan dan penderitaan, menebar konflik atau ancaman ketakutan saling menindas rendahkan martabat antar sesama, hanya sebagai ekspresi dirinya bertahan hidup atau sengaja hidup dalam kondisi lembah penuh kebodohan, keterbelakangan atau kesemrawutan yang merusak menyusahkan manusia sekitar. Ada pula karakter naluriah manusia-manusia ada yang memandang hidup secara baik, positif, berkembang dinamis dan optimis untuk melakukan karya, membangun kemuliaan dan keadaban agama dan negara.

Apakah manusia-manusia mampu memahami atau menelaah norma-norma nilai-nilai dan falsafah hidup dalam Al-Qur’an dan hadits, ijma ulama, fatwa kiyai atau tokoh’ agama, dan gagasan dari cendekiawan intelektual yang independen, tanggungjawab, integritas, dedikasi dalam ranah ilmu pengetahuan dan pengabdian untuk masyarakat kemanusiaan. Apakah setiap manusia-manusia itu sadar, mau, fokus dan konsekuen menjalani segala aktivitasnya dengan norma-norma atau nilai-nilai falsafah hidup yang terdapat dalam ayat-ayat dan hadits atau fatwa-fatwa dari ulama, kiyai agamawan dan gagasan dari cendekiawan intelektual muslim.

Dengan demikian bahwa, eksistensi kemuliaan manusia-manusia dimasa kini dan masa depan nanti adalah berkaitan erat dengan konsep diri, pemahaman diri, dan mampu meresapi setiap nilai-nilai hidup, pengetahuan dan pengalaman yang menciptakan hikmah kebijaksanaan dari hasil interaksi sosial dengan sesama saudara, kerabat dekat, para tetua, tokoh’ agama, alim ulama, tokoh akademisi cendekiawan atau intelektual-intelektual publik, aktivis wanita dan kaum muda, dan bahkan warga masyarakat.

Baca...  Moderasi Beragama Perspektif Pancasila dan Agama di Indonesia

Berdasarkan fenomena yang terjadi diatas, maka terdapat kecenderungan yang muncul dari cara sikap, ekspresi dan impian aspirasi manusia-manusia dalam menjalani, meraih atau memperjuangkan orientasi hidupnya adalah pada bidang-bidang tertentu. Dengan kata lain, manusia-manusia dalam membuat kebijakan, keputusan, atau orientasi hidupnya berdasarkan fenomena pengalaman yang dirasakan oleh para tetua leluhurnya, orang-orang tua dan tokoh sukses hebat disetiap bidangnya, maka dari aktivitas tersebut diatas diwariskan atau sosialisasikan secara turun-temurun dari dalam keluarga.

Manusia secara individual, adalah manusia yang paham akan potensi minat dan bakat dirinya, mengenal hakikat kekuatan kelemahan kelebihan dan kekurangan dirinya, dan meraih kebutuhan, kemuliaan atas martabat dirinya. Manusia secara sosial, manusia ingin hidup bersosial, bersama-sama atau bergabung dalam komunitas lingkaran warga masyarakat, manusia memang pada dasarnya adalah manusia individual, bebas, mandiri dan otonom, namun sifat tersebut tidak akan bisa berkembang maju menuju kebaikan kemuliaan jika manusia hanya terisolasi hidup menyendiri, karena mau tidak mau, suka tidak suka manusia akan hidup bersosial berinteraksi dengan sesama, agar memudahkan kebutuhan atau keperluan hidup yang diinginkan. Manusia secara universal, adalah manusia dalam skala bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Manusia ingin berinteraksi berjejaring dengan manusia lainnya yang berada di belahan negara lainnya, ingin menjelajahi negara luar, internasional, berinteraksi dan berkomunikasi dengan bahasa universal, memetik pelajaran disetiap aktivitas atau gerak langkahnya.

Ekspresi Manusia

Setiap manusia punya potensi, minat dan bakat, punya pendapat, ekspresi, impian dan harapan. Katakan saja apa yang mau diungkapkan. Ekspresikan apa yang engkau inginkan. Sampaikan apa yang menjadi keresahan. Hidupkan apa yang engkau impikan.

Meski dalam kondisi sulit, terpojok, tertekan atau ancaman, bahkan dalam suka duka, gembira ria, katakan ucapkan ekspresikan, berdasarkan gagasan kreatif, keluhan atau aspirasi gerakan solutif, agar kamu bisa menentukan arah kompas, menemukan jalan hidup dan meraih sesuatu yang di impikan.

Baca...  Catatan Singkat: Dialog Sastra dan Literasi

Hidup manusia bergantung pada bagaimana setiap makhluknya atau umat manusia didunia mengenal konsep dirinya, mengenal kekuatan kelemahan, kelebihan kekurangan, kejahatan kemuliaan dirinya dihadapan sesama, kerabat keluarga dan warga masyarakat. Manusia tidak terlepas dari interaksi dalam lingkungan mikro saudara dekat, sahabat sahabat dan sosial, maka dari interaksi tersebut muncul persepsi, asumsi, labeling, stereotip, stigmatisasi, umpan balik, dan tuduhan pribadi lainnya. Baik yang bersifat baik halus dan sopan santun maupun dalam kondisi agresif destruktif atau ancaman pemaksaan, dari orang-orang yang sengaja mau menguasai atau mengendalikan harkat martabat antar sesama manusia. Agar manusia-manusia tersebut nampak terlihat gagah digdaya berkuasa, diktator atau otoriter dalam menentukan nasib hidup, menipu manipulasi pengalihan pandangan, dan menindas rendahkan atau menghalangi secara sistematis arah tujuan masa depan manusia.

Namun, yang perlu diingatkan atau disadari dari fenomena tersebut diatas adalah bagaimana eksistensi setiap manusia-manusia yang menjalani hidup ditengah anggota keluarga dan kaum kerabat atau masyarakat, untuk menjaga kesolidan kerukunan anggota inti keluarga, selalu baik rukun dan intensif dalam komunikasi, jejaring dan merekatkan relasi sosial dalam lingkaran utama anggota keluarga, agar mudah menghadapi atau menepis segala serangan tantangan perbuatan yang buruk, zalim atau eksploitasi dari luarnya.

10 posts

About author
Alumni Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis adalah Redaktur Pelaksana Kuliah Al-Islam
Articles
Related posts
Esai

Naskah Bima "Bo Sangaji Kai" Sebagai Ingatan Kolektif Bangsa

7 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Bo Sangaji Kai adalah harta benda pusaka yang tidak ternilai harganya bagi pemerintah daerah dan masyarakat Bima. Karena itu, penting…
Esai

Makna Ziarah Kubur dalam Perpektif Islam

6 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Ziarah kubur bukanlah masalah yang baru di kalangan masyarakat. Tetapi sudah dimaklumi keberadaannya dan sudah direalisasikan pada masa Rasulullah SAW….
Esai

Melihat Pengkhianatan Yahudi Bani Quraizah

5 Mins read
Komunitas Yahudi selanjutnya yang melakukan pengkhianatan terhadap hak persamaan warga negara dalam negara Madinah adalah Bani Quraizah. Sampai dengan tahun 627 M…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights