Esai

Angkatan Muda Muhammadiyah Sumedang Ngahiji Kompak Sabeungkeutan

5 Mins read
Sumber gambar : AMM Sumedang

KULIAHALISLAM.COM – Fungsi utama ortom Muhammadiyah adalah sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna cita-cita Muhammadiyah. Maka dari itu ortom adalah salah satu unsur yang sangat penting di dalam persyarikatan Muhammadiyah ini. Maka tidak bisa kita pisahkan antara ortom dengan Muhammadiyah karena sejatinya cikal bakal awalnya kaderisasi hadirnya penerus tampuk pimpinan umat nanti bagi Muhammadiyah itu terlahir dari ortom Muhammadiyah itu sendiri.

Ketika sang surya dilantunkan syahadat melingkar keduanya tanggung jawab besar bagi penerus Muhammadiyah seperti yang dicita-citakan oleh Kiai Dahlan maka dari itu ortom adalah tangan panjangnya kaderisasi bagi lahirnya kader terbaik bagi penerus Muhammadiyah di masa depan. Sehingga setiap jejak dan langkahnya bisa menghilangkan kabut hitam yang menghalangi perjuangan bagi setiap insan, bagi setiap manusia, bagi setiap muslim yang mengharapkan kebaikan di sisi Allah. Menyeru kepada seluruh umat Islam untuk meninggalkan peraduan untuk bersatu demi kemajuan agama Allah. 

Maka dari itu Muhammadiyah mendirikan ortom sebagai salah satu solusi bagi umat di masa depan. Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Tapak Suci Putra Muhammadiyah hingga kepanduan Hizbul Wathan.

Lahirnya Pemuda Muhammadiyah berasal dari berdirinya “Hizbul Wathan” yaitu tentara tanah air yang di pelopori KH. Muchtar tahun 1920 anggotanya adalah angkatan muda dan remaja yang dididik keterampilan kepanduan, keagamaan, kemasyarakat dan sosial kependidikan. 

Hizbul Wathan terdiri atas dua tingkat, tingkat anak-anak dinamakan pandu Athfal dan tingkat remaja di namakan pandu Panghela. Hizbul Wathan Atfal dan Hizbul Wathan Panghela pada saat itu dipimpin oleh dua tokoh KH. Muchtar dan KH. Raden Hadjid yang di sebut Padvinder Muhammdiyah oleh orang Belanda. Dalam perkembangannya tahun 1922 atas keputusan kongres-21 di Makassar   di   tetapkan   berdirinya   “Pemuda”.   Dan   baru   di   beri   otonomi   penuh   sejak Muktamar ke-37 di Yogyakarta tahun 1968.

Lahirnya Nasyiatul ‘Aisyiyah adalah Organisasi Otonom dan kader Muhammadiyah, yang merupakan gerakan putri Islam, bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan dan keputrian. Maksud gerakan putri Islam adalah mengerakkan putri-putri Islam untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam, serta mengajak dan mengarahkan orang lain sesuai dengan tuntunan Alqur’an dan Sunnah, menuju terbentuknya putri Islam yang berahklak mulia.

Baca...  Presiden Terpilih, Mau Kemana Negara Kini?? (Refleksi Pasca Pemilu 2024)

Dalam melaksanakan usahanya menuju terbentuknya pribadi putri Islam yang berarti bagi agama, bangsa dan Negara, serta menjalankan fungsinya sebagaai kader umat, kader persyarikatan dan kader bangsa, Nasyiatul ‘Aisyiyah mendasarkan usaha dan perjuangannya atas prinsip-prinsipnya.

Nasyiatul Aisyiyah sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurnaan perjuangan Muhammadiyah/Aisyiyah. Berdirinya Nasyiatul ‘Aisyiyah bermula dari ide Pak Soemodirdjo dalam usahanya untuk memajukan Muhammadiyah dengan mengadakan perkumpulan yang anggotanya terdiri dari para remaja putra-putri Standart School Muhammdiyah dengan nama Siswa Praja (SP) pada tahun 1919.

Tujuan terbentukna Siswa Praja adalah:

1. Menanamkan rasa persatuan.

2. Memperbaiki akhlak.

3. Memperdalam agama.


Lahirnya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah berdiri di Surakarta, tanggal 14 Maret 1964 M / 29 Syawal 1384 H. Tujuan (IMM) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah “Mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah”

Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) berdiri 18 Juli 1961, hampir setengah abad setelah Muhammadiyah berdiri. Jika dilacak jauh ke belakang, sebenarnya upaya para pelajar Muhammadiyah untuk mendirikan organisasi pelajar Muhammadiyah sudah dimulai jauh sebelum lkatan Pelajar Muhammadiyah berdiri pada tahun 1961. 

Tujuan didirikannya IPM adalah terbentuknya pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Hizbul Wathan (HW) didirikan pertama kali di Yogyakarta pada 1336 H (1918 M) atas prakarsa Kiai Ahmad Dahlan, yang merupakan pendiri Muhammadiyah. Prakarsa itu timbul saat beliau selesai memberi pengajian di Solo, dan melihat latihan Pandu di alun-alun Mangkunegaran.

Hizbul Wathan didirikan dengan tujuan untuk menyiapkan, membina anak, remaja dan pemuda yang memiliki aqidah, mental, fisik berilmu dan berteknologi serta berakhlaqul kariman dengan tujuan terwujudnya muslim yang sebenar-benarnya, siap menjadi kader persyarikatan, umat dan bangsa.

Tapak Suci Putera Muhammadiyah (TSPM). Perguruan Tapak Suci didirikan pada tanggal 31 Juli 1960 sebagai kelanjutan dari perguruan-perguruan silat yang telah ada sebelumnya dan melebur dalam satu wadah Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Tujuan didirikannya Tapak Suci adalah mengembankan seni bela diri di Indonesia, bersih dari ajaran yang tidak sesuai dengan Islam serta membentuk mental yang kuat dan jasmani yang sehat.

Emban amanah yang sangat luas menjadikan motivasi tinggi bagi pergerakan Angkatan Muda Muhammadiyah sebagai pelopor dan pelangsung penyempurna agama. Di puncak amanah yang dititipkan Kiai Dahlan kepada angkatan Muda Muhammadiyah tidak boleh berhenti dipenghujung akhir jabatan. 

Baca...  Ma'mun Murod Al-Barbasy: Cendekiawan Muhammadiyah, Pejuang Politik Keadaban

Bukan hanya amanah yang Kiai Dahlan titipkan kepada (AMM) Angkatan Muda Muhammadiyah akan tetapi amanah Agama Allah yang di titipkan dipundak ini yang akan menjadi saksi perjuangan dihadapan Allah. 

Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) bergerak terus dalam memompa kader terbaik bagi persyarikatan, kaderisasi setiap ortom dilakukan demi penyambung tampuk pimpinan umat nanti. 

Dari mulai Pemuda Muhammadiyah hingga Tapak Suci, setiap ortom terus melakukan kaderisasi sesuai dengan emban amanah masing-masing tiap ortom. 

Menyikapi berbagai permasalahan yang hadir pada dinamika Persyarikatan Muhammadiyah Kabupaten Sumedang tidak mengurangi semangat jihad bagi Angkatan Muda Muhammadiyah ketika menerima amanah itu dari Kiai Dahlan. 

Dari ketua Pemuda Muhammadiyah rakanda Dodi Partawijaya, Ketua Nasyiatul Aisyiyah Adinda Karwati, Ketua Tapak Suci Rakanda Ismail Farid, Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Ridwan Marwansyah, Ketua Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Muhamad Rais Mujadid, Ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah Riki Sonjaya, hingga kepanduan Hizbul Wathan. 

Semuanya Serempak melaksanakan kaderisasi sesuai Anggaran Dasarnya masing-masing. Hingga akhirnya terwujud semua cita-cita Kiai Dahlan. Dari Baitul Arqam Dasar yang dilaksanakan oleh Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul ‘Aisyiyah, Diklatsar KOKAM yang dilaksanakan oleh Pemuda Muhammadiyah, hingga kesatuan latihan Tapak Suci Pimda Sumedang tersebar luas, Darul Arqam Dasar yang dilaksanakan oleh Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (UNSAP) Universitas Sebelas April sebagai langkah awal memulai amanah Kiai Dahlan tentang menyebar luaskan gerakan Muhammadiyah ini. 

Berangkat dari unsur cinta kepada Muhammadiyah dan emban amanah yang diberikan oleh Kiai Dahlan kepada angkatan Muda Muhammadiyah, menjadikan gerakan Persyarikatan Muhammadiyah ini menjadi ladang jihad bagi kami , berharap menjadi anak muda yang dinaungi Allah karena setiap perjuangan jihad kami bagi agama Allah ini. 


Awal Peradaban Islam Hadir Karena Anak Muda

Karena bentuk kecintaan itu menghasilkan ghirah untuk memperjuangkan kebenaran. Maka tidak akan pernah berjaya Agama Allah ini jika bukan pemuda yang paling terdepan untuk memperjuangkanya, awal peradaban Islam itu hadir karena anak muda sudah berkumpul demi masa depan agama, berbicara tentang kebenaran, menghancurkan kebatilan, ditegakkan sesuai dengan perintah Allah.

Baca...  Refleksi Bersama: Balada Kehadiran UU Omnibus Law

Seperti halnya di zaman Rasulullah Islam bisa menyebar luas hingga penjuru bumi ini dikarenakan di sekeliling Rasulullah adalah anak muda adalah pemuda sebagaimana pada waktu itu Umar bin Khattab masih muda Utsman bin Affan masih muda apalagi Ali bin Abi Thalib masih sangat muda sekali sehingga energi yang hadir di lingkungan Rasulullah adalah energi yang kuat adalah energi yang penuh dengan ghirah perjuangan.

Apalagi masih banyak contoh pemuda Islam yang membawa kejayaan Islam pada masanya seperti halnya Muhammad al-Fatih diumur mudahnya mampu untuk menaklukkan Kota Konstantinopel sebagaimana Thariq bin Ziyad di masa mudanya mampu untuk menaklukkan kota Andalusia. 

Sungguh anak muda yang akan menentukan masa depan agama sehingga anak muda yang akan menentukan masa depan persyarikatan ini. Bukan hanya ketika di zaman Rasulullah di sekeliling Rasulullah itu adalah anak-anak muda melainkan pada awal masa perjuangan Kiai Dahlan untuk mendirikan gerakan Persyarikatan Muhammadiyah ini di sekeliling beliau adalah anak-anak muda yang rela berjuang demi agama Allah ini sehingga hadir ghirah dalam dirinya untuk memperjuangkan agama Allah ini. 

Maka dari itu sangatlah mustahil jika Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sumedang menginginkan perubahan yang lebih baik di masa depan apabila ia tidak melibatkan Angkatan Muda Muhammadiyah yang diberikan emban amanah yang luar biasa oleh Kiai Dahlan agar menjadi penerus tampuk pimpinan umat nanti. Maka dari itu kami mengemban amanah yang besar dari Kiai Dahlan sehingga kami solid bekerjasama membangun demi kemajuan persyarikatan ini di masa depan. 


Angkatan Muda Muhammadiyah Sumedang Bergerak

Menyikapi dari berbagai permasalahan yang hadir dalam dinamika Persyarikatan Muhammadiyah ini menjadikan tugas besar bagi kami sebagai Angkatan Muda Muhammadiyah menjadi garda terdepan untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang hadir pada Persyarikatan Muhammadiyah. Bukan hanya kedudukan kami hanya sebagai ortom tidak akan menjadi penghalang bagi kami untuk menjadi garda terdepan perubahan bagi masa depan Persyarikatan Muhammadiyah ini. 

Ketika kami Angkatan Muda Muhammadiyah menyalakan api perjuangan kami, maka kami tidak akan pernah memadamkanya sampai tujuan amanah yang diberikan oleh Kiai Dahlan kepada kami, kami tuntaskan dengan sebenar-benarnya.  Wallahu a’lam


Oleh : Muhamad Rais Mujadid (Kader AMM Sumedang)

2364 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Esai

Persepsi Warga Dalam Pemilukada 2024

4 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Pemilihan Umum Kepala Daerah di Indonesia 2024 (Pemilukada) digelar secara serentak untuk daerah-daerah yang masa jabatan kepala daerahnya berakhir pada…
Esai

Memaknai Kekuasaan Memberdayakan Warga

6 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Indonesia merupakan negara hukum yang mempunyai ciri khas tersendiri yang berbeda dengan negara hukum yang diterapkan di berbagai negara. Hanya…
Esai

Pilkada 2024; Gejolak Demokratis Era Digital

5 Mins read
KULIAHALISLAM.COM- Pemilihan Umum kepemimpinan Daerah (Pemilukada) adalah sebagai proses mekanisme secara demokratis dalam menelaah memilah dan memilih seorang Paslon pemimpin dan kepemimpinan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights