Esai

Gagasan Sukidi PhD, Tentang Keislaman dan Keindonesiaan

6 Mins read

KULIAHALISLAM.COM – Sukidi Mulyadi PhD adalah seorang tokoh Intelektual Muslim, kader Muhammadiyah. Beliau seorang Pemikir Kebinekaan dan Cendekiawan kebangsaan, yang selalu tampil konsisten memberikan uraian gagasan yang kritis, bahasa yang bernas, disertai ungkapan cerdas tanpa tendensi aling-aling.

Sejak masih aktivis muda, intelektual muslim beliau selalu merawat Tradisi menulis. Tradisi menulis di kompas adalah tradisi panggilan intelektual pada masa itu, dan adalah suatu kehormatan karena bisa menulis kolom opini di koran Kompas dalam waktu yang cukup lama. Terutama karena memang terinspirasi dari pak Jakob Oetama, salah seorang pendiri Kompas, pemikir kebangsaan yang selalu memberikan gagasan pemikiran terbaik untuk bangsanya.

Riwayat pendidikan beliau, menempuh studi jenjang sarjana, jurusan Ushuludin S1 di IAIN/UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. S2 di Ohio University. S2 di Harvard University. S3 di Harvard University, jurusan Islamic studies. Setalah dinyatakan lulus studi melalui perayaan wisuda. Sukidi Mulyadi PhD, lalu pulang/Datang di Indonesia bulan September 2019. Untuk mengabdikan ilmu pengetahuan dan wawasan dalam konteks kebangsaan.

Beliau memilih studi di luar negeri, atau di negri Amerika Serikat adalah karena terinspirasi dari tokoh-tokoh cendekiawan Indonesia sebelumnya yang sukses studi di berbagai University terkemuka di Amerika. Maka, atas motiv tersebut beliau menempuh rekam jejak langkah, memilih belajar Islam di barat karena tercerahkan dari salah seorang Tokoh cendekiawan intelektual muslim, panutan di Indonesia yakni Nurcholish Madjid/Cak Nur. Beliau cukup intensif mengikuti pemikiran beliau, mengikuti program, diskusi dan kajian. Serta menulis ide gagasan setiap diskusi. Bahkan, menulis buku tentang beliau.

Sukidi Mulyadi merasa terinspirasi dari cak Nur untuk studi lanjut belajar di USA. Mengikuti jejak tokoh-tokoh pembaruan Islam dari Indonesia sebelumnya. Seperti cak nur, Gus Dur, dan Amin Rais. Yang membentuk cara berpikir dan cara bertindak. Yakni Cak Nur dan Buya Syafii. Kedua adalah pendekar Chicago, karena Studi di Chicago university. Karena itu, tradisi yang cukup baik dari kedua guru bangsa ini sedikit banyak memberikan inspirasi kepada saya untuk Studi lanjut di luar negeri Amerika Serikat. Justru di Barat. Kita diajar berfikir tentang Islam. Belajar metodologi dan penelitian terkait manuskrip secara kritis, beragam pendekatan, dan sumber-sumber lengkap terkait studi Islam.

University-university terbaik di Amerika adalah University yang dibangun sebagai pusat riset, penelitian sains dan teknologi dalam mencipta scholar yang luar biasa. Mencetak murni untuk mencipta sarjana yang mengabdikan dedikasi terhadap Ilmu pengetahuan, bukan untuk menyiapkan sarjana yang hanya sekedar belajar dan lulus buat kerja.

Kita berdakwah adalah untuk menyatakan dan menyampaikan kebenaran. Agar kebenaran itu nyampe di pemahaman audiens. Maka kita perlu melakukan dengan metode yang baik, cerdas dan mencerahkan. Karena kita mengajarkan kebajikan perlu juga dengan cara-cara yang baik. Perlu menaruh empati simpati kepada audiens, dengan sikap yang baik melalui dialog interaktif, memberikan argumentasi rasional solutif mencerahkan.

Baca...  Hak Manusia: Melindungi Eksistensi Kemanusiaan

Kembali ke Al-Qur’an

Makna kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah adalah tidak hanya sebatas slogan yang digaungkan oleh ulama Islam, atau jargon yang disebarkan oleh cendekiawan intelektual Muslim. Tetapi, makna kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah adalah terkait dengan persoalan metode, metodologi dalam membaca dan memahami kandungan makna, tafsir dan sebab musabab ayat-ayat Al-Qur’an tersebut. Maka, spirit kembali kepada Al-Qur’an adalah spirit untuk membaca, menelaah, mendalami dan memahami setiap persoalan yang berhubungan dengan Al-Qur’an. Agar mengetahui cara-cara membaca Alquran, memahami makna setiap isi dalam Alquran. Selain itu, setiap ulama cendekiawan Muslim penting mengutamakan kitab suci Al-Qur’an sebagai bahan baku studi, sumber bacaan dan pendekatan memahami ajaran Islam.

Bentuk Al-Qur’an pada fase, bukanlah dalam mushaf Al-Qur’an yang baku yang sudah dicetak seperti sebuah buku. Tetapi, Al-Qur’an pada fase itu adalah bagian kumpulan dari fragmen ayat-ayat atau surah, Yang turun secara perlahan-lahan, ada yang turun satu ayat, turun satu surah dan turun ayat lengkap, bahkan ayat-ayat satu dengan ayat di surah lainnya saling berhubungan sebab musabab dan secara bertahap (gradual) sesuai dengan konteks ayat-ayat Al-Qur’an tersebut. Terkait dengan sebab Al-Qur’an turun ayat per ayat atau surah ke surah secara kecil sedikit demi sedikit perlahan tahap demi tahap.

Ibnu Khaldun dalam bukunya Mukadimah, memberikan argumentasi bahwa, Alqur’an diturunkan secara gradual adalah; (1) agar Manusia-manusia mampu paham, hafal dan dimengerti. (2) Agar manusia mengenal konteks, bunyi teks terkait turunnya ayat Alqur’an tersebut. Secara lebih baik, mudah dipahami. (3) Adalah sebab ayat ayat-ayat Al-Qur’an turun sedikit demi sedikit, tahap demi tahap Agar nabi Muhammad Saw, memberikan respon atas pertanyaan dari kaumnya. Maknanya bahwa, ayat-ayat Al-Qur’an tidak turun langsung secara sempurna semuanya, baik yang diturunkan oleh Allah SWT, melalui Wahyu dari malaikat lalu disampaikan kepada nabi-nabi nya. Tetapi, juga ada beberapa ayat-ayat Al-Qur’an yang di turunkan sebab menunggu, respon atas kondisi yang terjadi dikalangan kaum pada zamannya, zaman nabi Muhammad Saw. Karena itu, Alqur’an adalah kitab suci tanpa konteks. Maka, untuk mengetahui makna, kandungan dan proses turunnya ayat-ayat tau surah-surah adalah penting untuk membaca tafsir tafsir dari ulama mufassir yang hidup mendekati zaman nabi-nabi. (4) Alqur’an diturunkan secara gradual adalah untuk membedakan dengan kitab suci agama sebelumnya. Agar memudahkan pemahaman makna, konteks dan ibrah ajaran agama yang disampaikan oleh nabi Muhammad. Melalui bacaan ayat Suci Alqur’an yang Tartil, sesuai tajwid, keindahan suara dan tafsirnya. Makna, membaca Al-Qur’an pada periode awal, zaman nabi Muhammad saat berhadapan dengan kaumnya adalah, membaca Tartil yakni membaca dengan perlahan-lahan, penuh penghayatan, dan keindahan makna. Agar mudah dipahami, di ingat dan dihafal oleh para sahabat nabi pada zamannya.

Baca...  Pentingnya Etika Dalam Interaksi Sosial Bermasyarakat

Agama dan Keislaman

Indonesia bukan sebuah warisan, warisan yang diturunkan kepada kelompok tertentu, keluarga tertentu, dan golongan tertentu. Dengan mengisi Indonesia ini dengan ide-ide besar, gagasan besar, ide-ide besar tersebut sudah diletakkan oleh para foundhing fathers sebagai sebuah bangsa yang modern.

Salah satu ide besar tersebut adalah kebebasan beragama dan kebebasan berkeyakinan. Memberikan kebebasan beragama dan berkeyakinan secara Konstitusional kepada setiap warga negara. Bersikap inklusif, bersifat setara dan berlaku untuk semua.

Kesadaran untuk hidup harmonis bersama adalah gagasan yang diletakkan oleh foundhing fathers. Karena kita hidup beragama dan bernegara diikat dengan satu visi yakni unity in diversity. Kesatuan dalam keberagaman. Kebersamaan dalam Kebinekaan. Kesadaran hidup yang bersatu dan bersama. Tetapi Hidup dalam Kebinekaan.

Dengan kesadaran berwatak Kebinekaan ini perlu ditancapkan secara kuat dalam sanubari setiap warga. Sebab, masih banyak elemen warga yang belum siap hidup dalam toleransi dan Kebinekaan. Sebab Kebinekaan adalah suatu identitas berbangsa. Sebab, masih banyak elemen yang mau menghendaki hidup dalam satu keseragaman. Dan ini tentu saja menodai spirit Indonesia yang berkarakter bhineka tunggal Ika. Bangsa yang berdiri tegak diatas pilar Kebinekaan. Bangsa yang religius berkarakter Kebinekaan dengan saling memberi kepercayaan, dan saling menghormati.

Dengan demikian, dalam mewujudkan semua itu. Kita perlu berangkat dari rasa kesadaran yang utama adalah kesadaran akan harkat martabat kemanusiaan (the dignity of Human being). Yakni kesadaran untuk memberi kebebasan, karena manusia terlahir sebagai makhluk individual bebas, setara dan merdeka dalam hidup bersosial. Maka, dalam membangun Indonesia yang belum selesai sebagai proyek pembangunan adalah, perlu memiliki pilar-pilar utama agar terarah dalam mewujudkan nya. Yakni, pilar Kebinekaan, ketuhanan, kemanusiaan. Dan Keadilan.

Keindonesiaan

Hak natural yang melekat dalam diri sendiri setiap orang, hak dia untuk hidup bebas, merdeka, menentukan hidup. Karena hak dia sebagai manusia dan kemanusiaan. Negara tidak boleh batas membatasi, melarang dan menegasi, mendiskriminasi manusia lainnya.

(1) Ketuhanan yang maha esa

Ini menandakan bahwa, bangsa Indonesia selalu mengarah warganya untuk sadar akan ketuhanan, menjalankan ajaran ketuhanan dan berorientasi kepada aspek ketuhanan. Kita memperoleh kemerdekaan berkat Rahmat Tuhan yang maha kuasa, melindungi setiap perjuangan manusia dalam menegakkan martabat Kemuliaan, mencegah dari penindasan lagi penjajahan negara lainnya. Karena itu, sila ketuhanan yang maha esa adalah suatu fundamental norma etika yang memberikan kebebasan, kesetaraan antar sesama, memperoleh keyakinan beragama yang setara dan mendirikan rumah ibadah.

Baca...  Analisis Mendalam Perspektif Fazlur Rahman tentang Penistaan Agama Shindy Paul Soerjomoelyono

(2). Pesan Kemanusiaan Yang adil dan beradab

Kita diajarkan untuk peka terhadap sesama, terhadap mereka yang fakir miskin, mereka yang tidak hidup layak maka perlu Kita santuni dan muliakan. Karena alasan kemanusiaan itu sendiri. Dan juga alasan kemanusiaan adalah perintah yang diajarkan oleh ketuhanan. Kita punya jiwa’ empati welas asih terlepas apapun agamanya. Dan terlepas apapun orientasi keyakinan hidupnya. Karena itu, tugas kita adalah selalu menjunjung tinggi harkat martabat sesama manusia. Dan kita selalu berpegang kepada nilai kemanusiaan yang adil dan beradab itu.

(3) Persatuan Indonesia

Persatuan kita dalam ancaman, persaudaraan kita dalam keadaan pecah belah terkoyak, terpolarisasi dan diskriminasi, ego sektoral primordial. Karena itu, kita perlu menjaga persatuan ditengah Kebinekaan. Sebab, motto hidup kita sebagai agama dan bangsa adalah bhineka tunggal Ika, meski berbeda-beda ras, suku, budaya dan agama kita tetaplah satu jua. Bersatu dalam ranah bhinneka, bhineka menghormati sesama.

(4) Kerakyatan yang dipimpin kebijaksanaan

Maknanya bahwa, segala sesuatu pikiran dan perbuatan kita dalam hidup beragama bangsa adalah selalu berorientasi kepada memenuhi kebutuhan hajat rakyat atau warga. Sebab, rakyat adalah akar sumber, cabang dan batang dan penopang sendi-sendi kehidupan bernegara. Maka, kita dalam membuat kebijakan publik perlu untuk berinteraksi kepada rakyat, mendengar keluhan warga dan memberdayakan martabat rakyat yang terhormat.

(5) Keadilan sosial

Sila keadilan sosial adalah aspek yang utama dan perlu mendapat perhatian yang serius karena keadilan adalah tujuan akhir dari gagasan Pancasila agar mampu mencipta kebajikan, kedamaian dan kesejahteraan yang merata bagi seluruh warga. Mewujudkan keadilan sosial bagi Sagala aspek bidang agar mencipta keseimbangan dan kemajuan negara bangsa. Dengan demikian, ekspresi keislaman kita selaras dengan keindonesiaan. Beragama yang terinspirasi dari ketuhanan kemudian mampu berdampak positif pada kemanusiaan. Karena itu, ekspresi keagamaan kita berujung kepada misi Untuk melindungi Kemanusiaan dan kerakyatan. Melalui perbuatan saling bantu membantu zakat infaq dan sedekah, tolong menolong fakir miskin, mustadafin. Ekspresi beragama keislaman kita adalah satu kesatuan dengan aspek keindonesiaan dan kebangsaan. Beragama yang kita yakini, kita anut dan kita amalkan dalam aktivitas sehari-hari harus menjadi suatu perbuatan konsekuen yang mampu membawa manusia kearah lebih baik, lebih mulia dan bermartabat.

50 posts

About author
Alumni Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis adalah Redaktur Pelaksana Kuliah Al-Islam
Articles
Related posts
Esai

Walikota dan Wakil Walikota Bima Safari Ramadhan ke Masjid Agung Al-Muwahidin Kota Bima

4 Mins read
KULIAHALISLAM.COM KOTA BIMA – Pemerintah Daerah kota Bima melalui bapak Walikota dan Wakil Walikota Bima melakukan safari Ramadhan hari yang ke-15, bersama…
Esai

Refleksi Milad IMM ke-61 Tahun; Menjadi Intelektual Publik Progresif

4 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Hari Kamis, tanggal 14 Maret 2025 adalah hari yang sangat bersejarah bagi Kalangan kader aktivis IMM. Sebab hari ini tepat…
Esai

Relevansi Hadis Tentang Memelihara Jenggot dengan Konteks Kekinian

7 Mins read
Hadis mengenai anjuran memelihara jenggot merupakan salah satu aspek dalam kajian Islam yang sering menjadi perbincangan, baik dari segi hukum, historis, maupun…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights