(Sumber Gambar: Redaksi Kuliah Al-Islam) |
KULIAHALISLAM.COM – Ibadah secara bahasa, berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut Syara’, ibadah adalah segala sesuatu aktivitas untuk tunduk dan taat dalam menjalankan setiap perintah dan larangannya Allah SWT, melalui sunah Rasul-nya.
Ibadah dalam Islam meliputi seluruh aktivitas kehidupan yang bernilai baik dalam pandangan agama. Hanya saja, bentuk ibadah beraneka ragam mencakup segala aktivitas kehidupan umat manusia di dunia.
Ibadah merupakan tujuan penciptaan manusia sebagaimana firman Allah SWT.
وما خلقت الجن والإنس إلا لِيَعْبُدُونِ .مَا أُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أن يُطْعِمُونِ .إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi rizki”.(QS. Adz-Dzariyat: 56:58).
Allah SWT memberitahukan bahwa hikmah penciptaan jin dan manusia adalah agar mereka melaksanakan ibadah hanya kepada-Nya. Allah sendiri maha kaya, akan tetapi merekalah yang membutuhkan-Nya. Siapapun yang menolak beribadah kepada Allah, ia adalah sombong. Siapapun yang beribadah Allah tetapi dengan selain apa yang di syari’atkan-Nya, maka ia adalah pelaku bid’ah. Dan siapapun yang beribadah kepada Allah hanya dengan apa yang disyariatkan-Nya, maka ia adalah mukmin yang sesungguhnya.
Ayat di atas bukan berarti bahwa Allah SWT bersikap otoriter dengan memaksa manusia untuk beribadah kepada-Nya. Akan tetapi, Allah SWT sebagai pencipta dan pemilik alam semesta menunjukkan jalan terbaik yang harus dilakukan oleh manusia agar mencapai kebenaran dan kebahagiaan dalam mengarungi kehidupan. Sebab, bagaimanapun manfaat ibadah yang dilakukan oleh manusia akan kembali kepada dirinya sendiri.
Andaikan seluruh makhluk di bumi ini semuanya beribadah kepada Allah SWT, tidak sedikitpun kejayaan dan kemuliaan Allah meningkat. Demikian pula sebaliknya, andaikan seluruh makhluk di bumi ini tak ada satupun beribadah kepada Allah SWT, maka tidak sedikitpun kejayaan dan kemuliaan Allah SWT menurun. Manusia sebagai pelaku ibadah adalah yang akan menerima dan merasakan manfaat ibadah yang dilakukan, baik untuk kehidupan didunia maupun diakhirat.
Makna Manusia Beribadah
Manusia adalah makhluk yang memiliki kelengkapan tubuh (jasmani dan rohani). Dengan kelengkapan jasmaninya itu, ia dapat melaksanakan tugas-tugas yang memerlukan dukungan fisik, dan dengan kelengkapan rohaninya ia dapat melaksanakan tugas-tugas yang memerlukan dukungan mental. Selanjutnya agar kedua unsur tersebut dapat berfungsi dengan baik dan produktif, maka perlu dibina dan diberikan bimbingan.
Manusia adalah makhluk yang termulia diantara makhluk-makhluk lainnya dan dijadikan oleh Allah SWT dalam bentuk sebaik-baiknya, baik fisik maupun psikisnya, serta dilengkapi dengan potensi (fitrah) dan dapat dikembangkan secara optimal melalui proses pendidikan. Hal yang demikian itu terdapat dalam surah At-Tiin ayat 4, yaitu: Artinya: “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk fisik yang sebaik-baiknya.” (Kementerian Agama RI, 2016: 975).
Di dalam Al-Qur’an dijelaskan, manusia menempati kedudukan istimewa dalam jagat raya dunia ini, dia adalah khalifah di muka bumi ini dikarenakan mampu memegang amanah Allah SWT.
Hal yang demikian itu terdapat dalam firman Allah SWT Q.S Al-Baqarah ayat 30, yaitu: Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”(Kementerian Agama RI, 2016: 16).
Kedudukan lainnya dari manusia adalah sebagai hamba yang harus beribadah kepada Allah. Dengan demikian, di samping menjadi khalifah yang memiliki kekuasaan untuk mengelola alam dengan menggunakan segenap daya dan potensi yang dimilikinya, juga sekaligus sebagai hamba yang mengabdi, yaitu seluruh usaha dan aktifitasnya itu harus dilaksanakan dalam rangka ibadah kepada Allah. Hal itu dijelaskan Allah dalam Q.S. Adz-Dzariyat ayat 56, yaitu: Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”(Kementerian Agama RI, 2016: 679).
Untuk dapat melaksanakan fungsi kekhalifahan dengan baik, maka manusia perlu diberikan pendidikan, pengajaran, pengalaman, keterampilan, teknologi, dan sarana pendukung lainnya. Manusia yang dapat melaksanakan fungsi-fungsi tersebutlah yang diharapkan muncul dari kegiatan usaha pendidikan.
Manusia Beribadah Sholat
Penyembahan Allah berupa shalat merupakan kewajiban setiap orang Islam, baik laki-laki ataupun perempuan, pelaksanaannya dengan perbuatan, perkataan dan berdasarkan syarat-syarat dan rukun yang tertentu dengan dimulai “takbir” dan diakhiri dengan “salam”.
Urgensi shalat dalam Islam berkaitan dengan sendi Agama, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Sholat itu adalah sendi agama, barang siapa mengerjakannya berarti ia telah menegakkan tiang agama. Dan barang siapa yang meninggalkan berarti ia telah merobohkan agama”.
Shalat adalah penghubung antara seorang hamba dengan Tuhannya dan mempunyai posisi layaknya kepala dalam agama Islam. dalam sunnah disebutkan, ”pangkal segala sesuatu adalah Islam, tiang Islam adalah shalat, dan puncaknya adalah Jihad Fi Sabilillah”.
Ibadah shalat merupakan sebuah ibadah yang pertama kali dihisab pada hari akhirat, sehingga jika ia sempurna maka ibadah yang lain akan ikut, Dari Anas ibn Hakim bahwasanya ia takut sama Zaman Ziyad atau Ibnu Ziyad, maka ia datangi Madinah, lalu berjumpa dengan Abu Hurairah, maka ia masukkan saya pada nasabnya lalu saya bernasab padanya, kemudian ia berkata: “Hai pemuda, maukah aku sampaikan sesuatu padamu semoga Allah memberi kamu manfaat dengannya”, Maka berkata: “Ya, semoga Allah merahmatimu”. Ia berkata: “Sesungguhnya yang pertama kali dihisab pada hari akhirat kelak adalah shalat”, lalu berkata: “Allah berfirman pada Malaikat dan Dia Maha Tahu: Lihatlah pada shalat hamba-Ku, apakah sudah sempurna atau kurang?, jika sudah sempurna maka dituliskan pada sempurna, jika kurang darinya, lalu lihat shalat sunatnya, jika ada maka sempurnakanlah fardhunya dengan sunat, kemudian semua amal diambil atas hal tersebut”.
Mendirikan shalat pembeda antara orang muslim dengan orang kafir, Dari Abdullah ibn Buraidah dari bapaknya berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Perjanjian antara kita dengan mereka adalah shalat, maka barang siapa yang meninggalkannya, sungguh ia telah kafir”.
Hikmah Ibadah Sholat
a. Sholat dapat memperkokoh hubungan seseorang hamba dengan Tuhannya. Sehingga tidak mudah berkeluh kesah saat menghadapi persoalan. Allah berfirman.
إِنَّ الإِنسَنَ خُلِقَ هَلُوعَ .إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَرُوعًا وَإِذَا مَسَّهُ
الخيرُ مَنُوعًا إِلَّا الْمُصَلِّينَ.
Artinya: “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditanya kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir kecuali orang-orang yang menegakkan shalat.” (QS. Al Ma’aarij:19-22).
b. Shalat merupakan sarana untuk mencapai kemenangan dan penghapus dosa. Sebagaimana firman Allah SWT:
.قَدْ أَفَلَحَ الْمُؤْمِنُونَ .الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ حَشِعُونَ.
Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.”(QS. Al Mu’minun : 1-2).
c. Shalat yang membersihkan hati dan jiwa serta melatih kesabaran. Allah SWT. berfirman:
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَوَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةُ إِلَّا عَلَى الْخَشِعِينَ
Artinya: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali orang- orang yang khusyu’.(QS. Al Baqarah:45).
d. Dengan shalat istiqomah menjadikan seorang beriman disiplin. Firman Allah SWT:
إِنَّ الصَّلَوَةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَبًا مَّوْقُوتًا
Artinya: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali orang- orang yang khusyu’.(QS. Al Baqarah:45).
e. Shalat merupakan pendidikan moral yang praktis, mencegah kekejian dan kemungkaran. Seperti yang difirmankan Allah SWT.:
وَأَقِمِ الصَّلَوَةَ إِنَّ الصَّلَوَةَ تَنْهَى عَن الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَر
Artinya: “Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar.”(QS. Al Ankabut: 45).
Dengan demikian, ibadah sholat merupakan kewajiban pokok bagi setiap manusia-manusia yang beriman, sebagai bukti ketaatan dan ketulusan-Nya kepada Allah SWT. Sholat harus dilaksanakan dengan niat yang tulus ikhlas semata-mata karena Allah SWT, mengharapkan ridho dan Rahmat Nya. Sholat diusahakan adanya kekhusu’an dan kerendahan hati kepada Allah SWT, sebagai pertanda rasa syukur dan tawakal dalam menjalani aktivitas kehidupan.
Ibadah sholat menyimpan pengaruh positif dan hikmah besar terhadap individu maupun masyarakat, baik didunia dan diakhirat. Karena itu, yang terpenting dari hikmah sholat adalah sarana yang efektif untuk menjaga kemurnian iman kepada Allah SWT, membentuk akhlak yang mulia, mencegah perbuatan tercela, keji dan mungkar. Dan sholat identitas pewaris surgawi bagi setiap makhluk yang menjalankannya.