Esai

Makna dan Tujuan Hidup Manusia Di Dunia

2 Mins read

KULIAHALISLAM.COM – Manusia adalah makhluk yang dibekali sangat istimewa mulia dihadapan Tuhan Allah SWT dibandingkan dengan malaikat dan Setan. Sabab manusia diberikan potensi akal budi dan hati nurani agar manusia beribadah kepada Tuhan. Selain itu, manusia termasuk makhluk yang sempurna lagi paripurna dihadapan Tuhan, karena manusia diberikan amanah dimuka bumi sebagai abdullah (hamba Allah) dan khalifatullah fil ard (pemimpin di muka bumi), serta peran-peran potensial lainnya dalam memimpin, membangun, mengatur, mengurus dan menata, suatu tatanan interaksi warga masyarakat dan wilayah kebangsaan.

Manusia hidup didunia ini adalah tujuan utamanya adalah untuk beribadah kepada Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam Qur’an surah Al anbiya “Wama khalaqtul zinna wal insa, illa liya buddun” (dan tidaklah Tuhan menciptakan jin dan manusia didunia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT).

Dengan demikian bahwa, manusia hidupnya didunia ini adalah tujuan utamanya untuk beribadah kepada Allah SWT, dengan melalui menjalankan ibadah yang diwajibkan dan ibadah sunnah, ibadah mahdah dan ghairu mahdah, muamalah amaliyah wa insaniyah.

Ibadah sholat wajib, doa, zikir, tadarus tilawah Al-Quran, muamalah iqthishod wa amaliyah, ahsanul amala, dan berakhlakul kharimah. Selain itu, manusia menjalani aktivitas hidup untuk merawat, dan menata segala sesuatu ruang lingkup wilayah dipenjuru muka bumi.

Lebih-lebih, menghadapi segala sektoral dimensional agar mampu memenuhi aspek kebutuhan pendidikan kesehatan ekonomi sosial-budaya yang berhubungan dengan hajatan hidup warga masyarakat seluruhnya.

Karena itu, tentunya setiap perlu untuk senantiasa belajar meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan, wawasan keislaman dan keindonesiaan, baik yang bermanfaat untuk kebutuhan potensi individual, keterampilan minat bakat, dan kemampuan interaksi sosial antar sesama, komunitas dan khalayak publik.

Manusia memang diberikan potensi individual, kemampuan mencari ilmu pengetahuan, mendapat akses teknologi dan informasi, menambah relasi sosial antar sesama, dan manusia selalu saja dihadapkan dengan interaksi sosial baik dalam lingkup kondisi internal keluarga, anggota komunitas dan khalayak ramai ditengah warga masyarakat.

Baca...  Pembentukan Karakter Bangsa Melalui Pendidikan Agama Islam (2)

Jadi, manusia adalah makhluk sosial, saling membutuhkan pemenuhan hak-hak dasar dan penunjang, menopang kebutuhan hidup dan saling tolong menolong spiritual material, juga memberdayakan aspek ekonomi sosial dan budaya. Manusia akan berarti ketika antar manusia saling interaksi, berkumpul, berjumpa dan berbagi pengetahuan, pengalaman dan pembelajaran yang saling menguntungkan.

Karena itu, manusia berinteraksi berkumpul ditengah aktivitas sosial warga tersebut hanya sebagai sarana, wahana untuk beramal Sholeh, menebar manfaat dan berbuat kebajikan. Saling kenal mengenal perbedaan bahasa, suku, ras, budaya, perbedaan harta benda, karunia rezeki, tahta jabatan dan kekuasaan. Semuanya itu hanya perhiasan dunia buat umat manusia, apakah mampu digunakan untuk berjihad membela agama, meningkatkan kemampuan intelektual dan sosial menolong sesama, atau digunakan yang sebaliknya.

Manusia dalam menjalani aktivitas kehidupan sehari-hari harus senantiasa memberikan kontribusi gagasan yang berkualitas manfaat, berperan aktif tolong menolong dalam berbuat manfaat kebajikan, gotong royong terlibat partisipasi menata kampung, lingkungan dan Daerah. Sebab, manusia hadir di muka bumi ini adalah untuk beribadah munajat kepada Tuhan, mengurus menata lingkungan sekitarnya. Karena jika manusia mampu merawat kondisi lingkungan sekitarnya dengan teratur maka akan menciptakan tatanan ruang lingkup yang baik, nyaman, rukun damai dan harmonis.

Masyarakat dalam bahasa arab, berasal dari kata “musyarakah”, “syirkah”, senada dengan kata “musyawarah”, dan “syarah”, yang memiliki makna artinya bahwa hubungan, perjanjian, kebersamaan, ketulusan dan kerukunan atau keharmonisan antar sesama umat manusia. Jadi, manusia-manusia ketika bergabung dalam interaksi sosial warga tersebut memiliki hubungan yang melekat dalam individual masing-masing untuk berperan serta terlihat, partisipasi aktif dan saling bergotong royong bersama untuk meraih tujuan hidup dalam berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara.

60 posts

About author
Alumni Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis adalah Redaktur Pelaksana Kuliah Al-Islam
Articles
Related posts
ArtikelEsai

Ekspresi Umat Beragama Kontemporer

3 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Setiap umat Islam memang memiliki hak-hak dan kewajiban yang sama dalam menyebarkan ajaran agama, baik saat aktivitas interaksi sosial di…
Esai

Gejolak Krusial Inter Umat Beragama

2 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Akhir-akhir ini menjelang perayaan hari besar keagamaan umat Islam yakni idul fitri, kembali muncul gejolak polemik perdebatan antar komunitas keagamaan…
Esai

Reaktualisasi Falsafah Hidup Bima Dalam Kehidupan Warga Masyarakat

9 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Akhir-akhir ini kondisi Daerah Bima sering mendapat perhatian kritikan, koreksi dan gugatan dari hampir seluruh pemimpin kepala Daerah dan kalangan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights