Keislaman

Hakikat Sakinah Dalam Al-Qur’an

2 Mins read

Sakinah adalah ketenangan dan ketentraman jiwa. Kata ini disebutkan sebanyak 6 kali di dalam Al-qur’an yaitu pada surah al-Baqarah Ayat 248, surat At-taubah ayat 26 dan 40 dan surah al-Fath ayat 4, 18 dan 26. Dalam ayat-ayat tersebut dijelaskan bahwa Sakinah itu didatangkan Allah ke dalam hati para nabi dan orang-orang yang beriman agar tabah dan tak gentar menghadapi tantangan, rintangan, musibah dan cobaan berat.

Sakinah yang disebut dalam surat al-Baqarah ayat 248 dihubungkan dengan Samuel dan Bani Israel. Samuel memberitahu Bani Israel bahwa Allah menunjukkan Thalut menjadi raja mereka. Mereka pada mulanya tidak mau menerima penunjukan itu karena Thalud bukan orang kaya. Namun akhirnya mereka menerima penunjukan itu setelah Samuel menjelaskan kelebihan ilmu dan kekuasaan fisik Thalut sebagai alasan penunjukannya sebagai raja dan pilihan Allah itu dibuktikan dengan datangnya tabut ( kotak suci) yang berisi peninggalan Nabi Musa dan Nabi Harun yang dibawa oleh para malaikat.

Dalam ayat di atas terdapat pernyataan fihi sakinatun m sakinatun min rabbikum ( Sakinah dari Tuhanmu terdapat pada tabut itu). Ungkapan ini menurut sebagian penafsir Al-qur’an disebabkan oleh penghormatan Bani Israel pada tabut sebagai kotak penyimpanan taurat.

Disebutkan bahwa Nabi Musa bila berperang selalu membawa tabut itu sehingga pengikutnya merasa tenang dan tidak lari dari medan perang.

Sakinah yang disebut dalam surat at-taubah ayat 26 dihubungkan dengan peristiwa Perang Hunain di masa Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Dalam peperangan ini pasukan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam mula-mula tercerai-berai karena sebuah dahsyat dari pihak musuh, meskipun jumlah mereka lebih sedikit. Di saat gawat seperti itu, menurut ayat tersebut, Allah menurunkan Sakinah kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam serta orang-orang beriman  untuk mengalahkan pasukan kafir.

Adapun pada surat at-Taubah ayat 40, Sakinah didatangkan Allah kepada Nabi Muhammad ketika beliau sedang bersembunyi di gua Sur bersama Abu Bakar As Siddiq untuk berlindung dari kejaran orang-orang kafir Quraisy.

Pada surat al-Fath ayat 4, 18 dan 26, Sakinah diberikan Allah kepada kaum muslim pada perjanjian hudaibiyah pada baiat Ar-Ridwan ( baiat  yang dilakukan kaum muslimin ketika terjadi gazwah Hudaibiyah), dan saat memasuki kota Mekah.

Dikisahkan bahwa pasukan muslim ketika itu berjumlah sekitar 1.400 orang. Mereka hanya dibolehkan memasuki Kota Mekah sesuai perjanjian Hudaibiyah yaitu tidak membawa senjata.

Mereka tanpa gentar memasuki kota Mekah karena adanya Sakinah yang diturunkan Allah ke dalam hati mereka. Al-qur’an tentang Sakinah, muncul beberapa pengertian. Ali bin Muhammad al-Jurjani (wafat 1413 M), ahli pembuat kamus-kamus ilmiah menyebutkan bahwa Sakinah adalah adanya ketentraman dalam hati pada saat datangnya sesuatu yang tak diduga, diikuti suatu Nur (cahaya) dalam hati yang memberi ketenangan dan ketentraman pada yang menyaksikannya dan merupakan pokok ‘ain al-yaqin ( keyakinan berdasarkan penglihatan).

Muhammad Rasyid Ridha mengemukakan bahwa Sakinah adalah sikap jiwa yang timbul dari suasana ketenangan dan merupakan lawan dari kegoncangan batin dan kekalutan. Adapun Raghib al-Isfahani antara lain mengartikan Sakinah dengan tidak adanya rasa gentah dalam menghadapi sesuatu. Ada pula yang menyamakan Sakinah itu dengan kata rahmat dan tuma’ninah.

Sakinah dalam pengertian tuma’ninah berarti tenang, tidak gundah dalam melaksanakan ibadah salat dan tawaf. Dari pengungkapan Al-qur’an itu jelas disebutkan bahwa Sakinah itu adalah ketentraman, ketenangan,, kedamaian dan rahmat dan tuma’ninah yang berasal dari Allah dan secara khusus diberikan kepada orang-orang beriman pada saat-saat menghadapi kesulitan. Menurut sebuah hadis,, Sakinah juga dapat dirasakan oleh orang-orang yang berkumpul melakukan Dzikrullah ( mengingat Allah) bersama-sama.

77 posts

About author
Redaktur Kuliah Al Islam
Articles
Related posts
Keislaman

Golden Age: Pondasi Kecemerlangan Peradaban Modern

3 Mins read
Islam berkembang dan berevolusi pada setiap pergantian kepemimpinan, mulai dari zaman nabi Muhammad SAW hingga ke zaman kekhalifahan, dari yang awalnya lahir…
Keislaman

Mengenal Ummu Hani: Perempuan yang Menolak Pinangan Rasul

2 Mins read
Nama lengkap beliau adalah Fakhitah binti Abi Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim, biasa dikenal dengan Ummu Hani. Beliau merupakan sepupu Rasulullah…
Keislaman

Cara Mengganti Puasa Ibu Hamil dan Menyusui

2 Mins read
Kodrat wanita harus melalui fase-fase sakit dan tidak mudah dari mulai hamil, melahirkan, hingga menyusui. Keadaan hamil dan menyusui yang susah payah…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights