Pendidikan

Dunia Psikologis Anak dalam Prespektif Islam

6 Mins read

Penulis: Addin Mahabbatul Mahfiroh Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam  Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung    


Ilmu  psikologi  adalah  ilmu  yang  banyak  mempelajari  tentang  kehidupan  dan  perilaku manusia.  Mengenai  ilmu  yang meneliti  kehidupan  pada  manusia,  salah  satu  ilmuwan  Psikolog hebat dan terkenal yaitu Jian Piaget.  

Beliau meneliti tentang perilaku manusia di dalam tahapan perkembangan,  pembelajaran,  pemahaman  serta  persepsi  seorang  manusia  terhadap  lingkungan sekitar.  Sebagai  seorang  psikolog  yang  hebat  beliau  mempelajari  perkembangan  perilaku  pada anak-anak yang dikhususkan pada biologis yang menjurus kepada pemikiran dan pandangannya terhadap  perkembangan  psikologis  dan  kognitif  dalam  hal  biologis.  

Serta  dihubungkan  dengan kedewasaan pada manusia. Dalam sudut pandang ilmuan psikologi Jian Piaget mengenai Pemikiran anak Prasekolah mengatakan, seorang anak yang memasuki usia prasekolah tidak dapat berpikir sebagaimana sudut pandang orang dewasa. Hal ini dikarenakan pola pikir anak-anak dengan orang dewasa memiliki berbedaan.  

Sekitar  14  abad  yang  lalu  seorang  tokoh  Ahmad  dan  ilmuwan  Ibnu  Abbas  Ad- dunia, mengkaji  dari  pernyataan  Rasulullah  SAW,  mengemukakan  siapapun  yang  mengatakan kepada seorang anak “ini dia” dan kemudian ia tidak memberikan kepadanya maka akan dianggap oleh anak tersebut sebagai suatu hal kebohongan walaupun hal itu dimaksudkan dengan bercanda. 

Dalam  hal  ini  Rasulullah  SAW  mengatakan  bahwa  dunia  anak-anak  adalah  dunia  yang  berbeda dan  anak-anak  tidak  dapat  melihat  sesuai  dengan  sudut  pandang  kita  sebagai  seorang  dewasa. 

Dengan  demikian  makna  dari yang  beliau  sampaikan  adalah  seseorang  anak  memiliki  sebuah dunia  atau  pemahaman  yang  berbeda  dengan  kita  sebagai  seorang  dewasa  pada  umumnya, sehingga  pemahaman  mereka  dengan  kita  tidak  dapat  dipaksakan  untuk  sama. 

Akan  tetapi sejatinya anak-anak akan belajar untuk menangkap dan memahami suatu hal dari setiap aktivitas yang ia alami atau dapati. Ketika ia mencoba memahami kegiatannya secara verbal maka mereka tidak  akan  dapat  menangkapnya  dengan  maksimal,  karena  mereka  belum  mencapai  tahap pemikiran seperti orang dewasa, sebaliknya mereka akan cenderung berpikir secara dangkal dan juga egois. 

Baca...  Modernisasi Pendidikan Alqur'an Hadis di Timur Tengah

Dalam hal pola Berpikir Anak, Ilmuan Jian Piaget berpendapat bahwa pemikiran seorang anak  tidaklah  dapat  disamakan  sebagaimana  sudut  pandang  kita  sebagai  orang  dewasa.  Hal  ini jelas menjadikan apa yang ditangkap dan dipahami oleh seorang anak tidaklah sama dengan apa yang ditangkap dan dipahami orang dewasa. 

Salah satu ciri yang membedakan cara berpikir anak pada  tahap  ini  adalah  ciri  dari  animisme  yaitu  mengaitkan  kehidupan  dengan  benda  mati.  Pada kenyataannya  tahapan  anak-anak  akan  selalu mempercayai  setiap  benda  yang  mati  adalah memiliki roh dan juga jiwa. 

Sehingga adalah suatu hal yang wajar jika didalam tahapan ini seorang anak akan menghabiskan masa bermainnya dengan benda-benda mati, menyanyanginya layaknya teman, dan mengajaknya bicara seakan-akan dapat berbicara kepadanya. 

Dalam hal ini juga bisa diketahui bahwa sebagian besar anak-anak yang tengah mengalami hal ini aka selalu melakukan aktivitasnya baik makan,belajar,bahkan tidur dengan benda-benda yang ia anggap hidup. Justru bila  salah  satu  aktivitasnya  tidak  ia  lakukan  dengan  benda  yang  ia  senangi  akan menjadikan  ia tidak  bersemangat.  

Para  ahli  Psikologi  membuktikan  bahwa  masa  anak  membutuhkan  perhatian khusus. Karena secara  mengambil tindakan dan juga berperilaku seorang anak Belumlah matang dan  masih  minim  didalam  hal  pengalaman,  mereka  masih  membutuhkan  bimbingan  dan  arahan didalam bertindak dan menentukan suatu hal, sehingga kita perlu berhati-hati di dalam berperilaku dan  bersikap  tegas  pada  anak-anak.  

Seperti  yang  sering  kita  dengar  bahwa  seorang  anak  akan menirukan  apa  yang  sering  ia  lihat.  Tidak  menutup  kemungkinan  hal  tersebut  adalah  hal  yang sering anak-anak lihat dari orang tua, saudara, guru, tema, ataupun lingkungan tempat ia  tinggal. Maka  penting   bagi   kita   untuk   memberikan   contoh   berperilaku   baik   terhadap   anak-anak, menyanggkut hal bahwa masa anak-anak adalah masa meniru dan pengingat yang baik. 

Baca...  Bagaimana Menjawab Krisis Kader Ulama di Muhammadiyah?

Salah satu contoh kesalahan yang sering kita lakukan dan abaikan adalah, bermain dengan benda   mati   handphone.   Seringnya   kita   memperlihatkan   aktivitas   kita   bermain  handphone dihadapan  anak-anak  kita.  

Hal  tersebut  menjadikan  muncul  rasa  untuk  mekukan  hal  yang  sama pada  anak.  sering  kali  kita  jumpai  banyak  dari  orang  tua  yang  membiarkan  anaknya  bermain handphone  tanpa  adanya  pengarahan  dan  pembatasan  waktu,  demi  seorang  anak  tersebut  merasa senang,  nyaman  atau  mau  melakukan  hal  yang  kita  inginkan  sepertihalnya  makan  dan  mandi, karena pada umunya anak-anak yang masih sangat belia akan mengalami penurunan nafsu makan dan sulit untuk dimintai mandi. 

Mirisnya lagi terkadang hal tersebut sengaja dilakukan orang tua agar  dapat  melakukan  kegiatan  sehari-hari  tanpa  harus  mendangar  anak-anak  mereka  merengek untuk  meminta  ditemani  bermain.  Hal  seperti  inlah  yang  seharusnya  menjadi  perhatian  khusus bagi setiap orangtua mauapun calan orang tua. 

Mengenai Perkembangan Seksual Anak-Anak 

Dalam Islam, sebagai seorang  muslim, kita telah  memiliki  seorang  panutan  didalam  menjalankan  seluruh  syariat  islam,  yaitu  Rasulullah. Didalam  hal  pendidikan  beliau  menekankan  untuk  kita  sebagai  seorang  orang  tua  memisahkan tempat tidur setiap anak, yaitu antara anak laki-laki dan juga Perempuan. 

Hal ini adalah hal yang perlu  dilakukan  di  saat  mereka  telah  memasuki  masa  pubertas,  yaitu  mulai  9  tahun  untuk  anak Perempuan  dan  mulai  12  tahun  pada  anak  laki-laki.  Beliau  juga menekankan  kepada  kita  untuk secara  intensif  memberikan  perhatian  pada  masa  perkembangan  anak, memberikan  pengarahan dan  pembelajaran  kepada  anak  untuk  mempersiapkan  masa  pubertas  mereka.  

Karena  masa pubertas adalah suatu masa dengan rasa kaingintahuan terhadap seks mulai muncul. Maka penting bagi kita untuk bertindak bijak didalam mendidik anak-anak demi mencegah suatu hal yang tidak diinginkan.  Dalam salah satu kasus yang memjadi bukti pentingnya pola asuh orantua didalam memisahkan tempat tidur anak adalah terjadi di kabupaten Rejong Lebong, Bengkulu dalam kasus ini menceritakan seorang adik (16) kakak (21) yang melakukan hubungan intim layaknya suami istri  sebanyak  3  kali.  

Baca...  Pengaruh Sosial Media Terhadap Produktivitas Kerja Generasi Milenial

Bersumber  dari  Detik  News menjelaskan  bahwa  dalam  hubungan  tersebut disebabkan  karena  tidak  adanya  pola  asuh  orang  tua  yang  memisahkan  kamar  tidur  bagi  anak- anaknya, bahkan orang tua korban mengatakan bahwa didalam satu keluarga terbiasa tidur didalam satu ruangan yang sama tanpa adanya sekat. 

Keluarga menyatakan bahwa anak Perempuan mereka telah mengalami hamil tiga kali dengan kehamilan yang pertama telah melahirkan 1 anak yang telah  berumur  2  tahun,  dan  kehamialn  yang  ke  dua  dan  ketiga  mengalami  keguguran.  

Mirisnya lagi demi menutupi aib keluarga, orantua pelaku dan korban nekat menuduh tetangga mereka telah mengamili anak Perempuan meraka. Sekilas dalam  cerita di atas menjelaskan begitu pentingnya penerapan didalam pola asuh anak yang telah Rasulullah SAW contohkan.   

Perlu  kita  ingat  Kembali  segala  yang  telah Rasulullah  SAW  tetapkan  dan  contohkan kepada kita, umatnya adalah demi kebaikan kita didalam menjalani kehidupan. Karena sejatinya segala yang telah beliau contohkan dan tetapkan pastilah sudah dipertimbangankan dengan matang oleh beliau. 

Lalu kita sebagai seorang orang tua hendaklah meneladani dan menerapkan segala hal yang  telah  beliau  tetepkan  kepada  kita.  Terbukti  dengan  keadaan  dari  zaman  ke  zaman  tidaklah lagi  aman  dan  mudah  diatur.  Maka  dengan  car  meneladani  ketetapan  Rasulullah  SAW  adalah bentuk  kita  mengimani  beliau  dan  bentuk  jihat  didalam  menjalani  ancaman  kehidupan  di  akhir zaman ini.    

2367 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Pendidikan

Dasar-dasar Teologi Islam dalam Pendidikan : Perspektif NU dan Muhammadiyah

2 Mins read
Pendidikan merupakan salah satu bidang penting yang menjadi fokus utama dari dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan…
Pendidikan

Rendahnya Minat Baca Generasi Milenial

2 Mins read
Tak bisa dipungkiri bahwa generasi milenial memiliki minat baca yang sangat rendah; namun, mereka memiliki minat yang sangat besar dalam membaca media…
Pendidikan

Membongkar Mitos: Apakah Gelar Sarjana Masih Relevan di Era Digital ?

3 Mins read
Di tengah arus perubahan yang dipicu oleh revolusi digital, pandangan masyarakat terhadap pendidikan formal mulai bergeser. Gelar sarjana yang dulu dianggap sebagai…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights