Keislaman

Bingkai Persatuan Umat dalam Momentum Maulid Nabi

3 Mins read

Bulan ini adalah bulan Rabiul Awal. Di mana pada bulan ini diperkirakan baginda Nabi Muhammad SAW dilahirkan. Ibnu Katsir di dalam kitab “Al-Bidayah wa Al-Nihayah” mengutip sejumlah pandangan para ulama yang menjelaskan keragaman pendapat mengenai kapan Nabi Muhammad SAW. dilahirkan.

Ada yang berkata bahwa Nabi Muhammad SAW. dilahirkan pada hari Senin 12 Rabiul Awal pada tahun Gajah. Akan tetapi, sebagian ulama berpendapat bahwa Nabi Muhammad SAW. dilahirkan pada hari Jum’at 18 Rabiul Awal. Sementara ulama lain mengatakan Nabi Muhammad SAW. dilahirkan pada bulan Muharram, Sya’ban, dan bahkan ada yang mengatakan pada bulan Ramadhan.

Namun demikian, kata Ibnu Katsir, di dalam kitab “Al-Bidayah wa Al-Nihayah” bahwa pendapat yang paling kuat, bisa menjadi pegangan kuat bagi umat Islam adalah seperti dijelaskan oleh hadits Nabi Muhammad SAW. sendiri, yaitu dilahirkan pada hari Senin 12 Rabiul Awal pada tahun Gajah.

Dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW. pada hari Senin 12 Rabiul Awal inilah akhirnya yang memotivasi seluruh penjuru dunia untuk merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Walaupun, penting dikatakan bahwa perayaan maulid Nabi Muhammad SAW. yang terselenggara di abad 20 dan 21 ini sama sekali tidak pernah diteladankan oleh Nabi sendiri.

Tidak pernah dicontohkan oleh para sahabat dan dititahkan oleh para tabi’in. Anda tahu! Bahwa orang yang pertama kali merintis dan melakukan maulid Nabi Muhammad SAW. adalah Salahuddin Al-Ayyubi, saat terjadi perang Salib, dalam hal ini ketika orang Islam di dalam berperang hampir mengalami kekalahan dari pasukan Salib orang-orang Kristen.

Tak hanya itu, untuk memotivasi orang-orang Salib, tidak jarang orang-orang Kristen membakar semangatnya pada perayaan Natal, yaitu hari kelahiran Nabi Isa. AS. (Yesus Kristus di dalam bahasa orang Kristen).

Baca...  Benarkah Dakwah Walisongo antitesis dari Habib?

Sementara orang Islam pada saat itu tidak memiliki tradisi untuk merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Akhirnya, Salahuddin Al-Ayyubbi berinisiatif untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. dengan isi cerita-cerita peperang yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Adalah kisah-kisah bagaimana cara taktik Nabi berperang bisa menang di dalam perang Badar. Inilah yang memotivasi umat Islam agar tidak surut dalam menghadapi serangan Salib.

Sejak zaman Salahuddin Al-Ayyubi inilah, ratusan tahun setelah Nabi Muhammad SAW. wafat, ratusan tahun setelah periode sahabat dan tabi’in, akhirnya dirayakan maulid Nabi Muhammad SAW. yang pada mulanya hanya berisi kisah-kisah peperangan Nabi, akan tetapi di dalam perkembangan berikutnya Imam Al-Bushiri membuat semacam syair indah dalam kitab Al-Barzanji. Diantaranya:

مَنْ رَاٰى وَجْهَكَ يَسْعَدُ ۞ يَا كَــــرِيْمَ الْوالِدَيْنِ

“Siapapun yang melihat wajahmu pasti berbahagia, wahai orang yang mulia kedua orang tuanya.”

حَوْضُكَ الصَّافِي الْمُبَرَّدُ ۞ وِرْدُنَا يَوْمَ النُّشُورِ

“Telagamu jernih dan dingin, yang akan kami datangi kelak di hari kiamat.”

Kata Al-Bushiri, tidak satupun dari para Nabi yang melewati ketampanan Nabi Muhammad SAW. Dengan lain, ketampanan yang dimiliki Nabi Yusuf As. hanya separuh dari ketampanan dari Nabi Muhammad SAW.

Tidak hanya tampan secara fisik, Nabi Muhammad SAW. juga tampan di dalam budi pekertinya. Karena itu, tak heran jika di dalam Al-Qur’an Nabi Muhammad SAW. mendapatkan pujian langsung dari Allah SWT. Dinyatakan dalam Al-Qur’an :

وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ ۝٤

Artinya: “Sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam [68]: 4).

Syahdan. Pada abad 19 umat Islam sudah mulai disibukkan dengan persengketaan internal umat Islam. Bagaimana tidak! Ada yang mengatakan bahwa perayaan maulid Nabi hukumnya bid’ah, karena itu harus ditolak. Sementara yang lain mengatakan, sekalipun maulid Nabi tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW., tetapi manfaatnya lebih besar dan tidak ada madharat.

Baca...  Interpretasi Alqur'an tentang Ajaran Kristen: Memahami Persepsi dan Dialog Agama

Silang sengkarut di internal inilah yang sering kali menghabiskan energi umat Islam. Tetapi dibalik itu semuanya, terlalu angkuh rasanya kalau kita tidak bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Bagaimana tidak angkuh! Allah SWT. saja bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab dinyatakan:

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ۝٥٦

Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab [33]: 56).

Ini adalah perintah Allah SWT dan Malaikat-Nya. Selagi maulid Nabi di isi dengan shalawat dan ajaran-ajaran Islam, maka sudah semestinya tidak dipersengketakan oleh orang-orang Islam. Lebih penting dari itu, jika kita mengikuti ajaran-ajaran yang telah ditegakkan dan ditelandankan oleh Nabi Muhammad SAW.

Benar apa kata Bung Karno, “Bahwa kita merayakan maulid bukan hanya sekedar Muhammadnya, bukan sekedar dia dulu itu Nabi. Tidak. Yang kita rayakan sebenarnya ialah ajaran, konsepsi, agama yang ia berikan kepada umat. Di beri oleh Tuhan via Malaikat Jibril, kepada Rasul, meneruskan lagi kepada ummat. Itu yang kita rayakan.”

Alih-alih mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW., kita sering kali menjumpai ekspresi kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. berbeda-beda antara satu kelompok dengan kelompok yang lain. Ada yang merasa puas cinta kepada Nabi Muhammad SAW. jika membaca shalawat kepadanya, tetapi ada juga yang cintanya kepada Nabi Muhammad SAW. dengan cara membunuh antar sesama bagi mereka yang menghina Nabi Muhammad SAW.

Itulah yang pernah terjadi di Prancis, di mana orang-orang (yang dituduh Islam) melakukan penembakan terhadap sekelompok orang yang dianggap menistakan Nabi Muhammad SAW. Tentu saja kita menolak setiap upaya dan tindakan melecehkan Al-Qur’an dan Allah SWT. Namun, yang paling penting adalah bahwa umat Islam tidak boleh bergerak di luar orbit hukum.

Baca...  Sejarah Perjuangan Perang Padri

Dengan kata lain, umat Islam harus berjalan di dalam peraturan hukum, sehingga tindakan yang dilakukan oleh orang Islam tidak boleh melenceng dari orabit hukum yang telah disepakati di dalam negara dan konteks kehidupan dunia.

Sebab, dengan cara inilah integritas umat Islam bisa dipulihkan. Atas dasar ini, kita sebagai umat Islam harus berdiri tegak untuk membangun kohesi dan harmoni sosial di internal umat Islam dan umat agama lain. Wallahu a’lam bisshawab.

147 posts

About author
Alumni PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo dan PP Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Penulis juga kontributor tetap di E-Harian Aula digital daily news Jatim.
Articles
Related posts
KeislamanSejarah

Mu'awiyah Pendiri Bani Umayyah

4 Mins read
Mu’awiyah bin Abu Sufyan lahir di Mekah, 602 dan wafat di Damaskus, Rajab 60 H/680 M. Dia adalah bangsawan Quraisy, pendiri dan…
KeislamanSejarah

Sejarah Kekuasaan Dan Politik Di Mekah

8 Mins read
Kuliahalislam.com-Mekah merupakan kota suci umat Islam, tempat berdirinya Ka’bah tempat umat Islam melaksanakan ibadah haji yang merupakan rukun kelima Islam dan tempat…
KeislamanPendidikan

Hakikat Mukminat Menurut Ahli

2 Mins read
Mukminat bentuk jamaknya dari kata “Mukmin” yang artinya mungkin atau boleh, lawan katanya pasti, harus atau wajib. Dalam ilmu kalam, alam (…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
BeritaPolitik

GP Parmusi : Muktamar Parpol Harus Jadi Perang Gagasan, Bukan Pemaksaan Dukungan

Verified by MonsterInsights