Ilmu kalam itu ilmu yang membahas bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan dengan bukti-bukti yang yakin. Menurut Fu’at Al-Ahwani, Ilmu Kalam itu ilmu yang memperkuat aqidah agama dengan ajaran ajaran yang benar, masuk akal disertai fakta. Ilmu kalam membuat kita semakin yakin kepada kepercayaan agama serta menghindari berbagai kesalahpahaman yang tidak sesuai dengan ajaran agama, untuk menolak akidah yang menyimpang, perlu di luruskan dengan pembahasan kritis. Ilmu kalam adalah salah satu cabang ilmu keislaman yang membicarakan tentang akidah atau keimanan. (Hasbi, 2015)
Dalam perkembangannya, ilmu kalam tidak hanya membahas tentang akidah secara teoretis, tetapi juga membawa jawaban tentang kendala dan masalah Islam masa sekarang. Penduduk Indonesia yang sebagian besar menganut agama Islam, butuh mendapatkan pondasi hidup yang kuat dalam menjalani hidupnya sehari-hari. Dalam keadaan Indonesia sekarang, pada masa-masa Indonesia posisi pada masa globalisasi dan masa informasi, rakyatnya butuh mendapatkan keyakinan kuat dari pendidikan agamanya, karena kalam membahas ajaran dasar suatu agama, orang yang mempelajarinya diharapkan bisa mengambil hal baik darinya untuk nanti diyakini dan dilakukan dalam jiwanya. Hal ini bisa dijadikan kesiapan untuk melawan arah perubahan dan perkembangan zaman. Kendala dan masalah Islam masa sekarang adalah kendala sekularisme dan radikalisme. (Noor Ayu Fathimah, 2024)
Di tengah kendala dan masalah itu, ilmu kalam mempunyai tugas penting untuk membawakan jawaban dan solusi. Ilmu kalam bisa dipakai untuk memperkuat akidah umat Islam, sehingga bisa melawan kendala dan masalah itu dengan lebih kuat. Abdul Mustaqim dalam tulisan mengatakan bahwa al-Quran harus selalu dijadikan sebagai dasar moral teologis dalam menjawab masalah-masalah sosial keagamaan masa baru. Ini artinya tafsir tidak boleh berhenti, tapi terus selalu berproses seiring dan sejalan dengan tuntutan zaman. (Tanabora, 2020)
Radikalisme
Radikalisme itu gerakan yang mengusahakan perubahan ideologi dan transformasi sosial yang rinci, sampai dalam. Ketika didekatkan dengan agama tertentu, radikalisme bisa dipahami sebagai perilaku keagamaan yang bertujuan menumbuhkan perubahan mendasar dalam sikap-sikap yang keras, sesuai dengan kemauan orang atau kelompok itu. (Noor Ayu Fathimah, 2024)
Menurut Azyumardi Azra, radikalisme itu bentuk bahaya dari revivalisme. Revivalisme itu peningkatan kegiatan keislaman yang lebih mengarah ke dalam (inward oriented), dengan urutan perlakuan dari sebuah kepercayaan hanya dilakukan untuk diri sendiri. Adapun bentuk radikalisme yang cenderung mengarah keluar (outward oriented), atau kadang dalam perilaku cenderung menggunakan perilaku kekerasan normal disebut fundamentalisme. (Rodin, 2016)
Peristiwa ini merupakan jawban tentang keadaan yang ada, yang datang dalam bentuk penilaian, penolakan, atau bahkan perlawanan yang bahaya, fundamental, revolusioner, dan fanatik. Penolakan ini dapat mengarah berbagai asumsi, ide, institusi, atau nilai-nilai yang dianggap menyebabkan keberlangsungan keadaan yang tak diinginkan. Dengan demikian, radikalisme bisa dilihat sebagai perlakuan tentang kondisi yang sedang berlangsung, yang sering kali dibarengi dengan penilaian atau perlawanan tentang berbagai ide, asumsi, serta nilai kelembagaan. (Noor Ayu Fathimah, 2024)
Ilmu Kalam membawakan dasar-dasar teologis yang bisa dipakai untuk menjelaskan dan membela ajaran Islam yang normal dan menyeluruh. Dengan mengajarkan ilmu Kalam, pelajar diajarkan untuk berpikir kritis dan tidak menerima ajaran agama begitu saja tanpa penelitian yang rinci. Pendidikan yang berdasar pada ilmu Kalam bisa membantu mengurangi potensi radikalisasi, karena melalui pemahaman yang lebih rinci, orang akan lebih terbuka tentang gambaran yang berbeda dan tidak mudah terjebak dalam pemikiran bahaya. (Sajida Khoirulloh Telfah, 2024)
Kalam juga dapat menunjukkan bahwa perilaku kekerasan tidak sejalan dengan ajaran Islam, yang justru mengajarkan pentingnya menghormati hak asasi manusia dan menghargai perbedaan. Menurut Hammy, Islam mengajarkan perlindungan masalah antaragama, menyelesaikan radikalisme, dan pada saat yang sama, mendorong sikap apresiatif terhadap pluralitas dalam berbagai dimensi dan perspektif. (Hammy, 2016)
Kalam juga dapat membawakan tanggapan terhadap paham radikalisme. Rodin menjelaskan bahwa radikalisme tidak datang dari ajaran Islam. Oleh karena itu, tidak cocok jika didekatkan dengan agama (Rodin, 2016). Dalam Al-Qur’an dan Hadits, umat diajarkan untuk saling menghormati, menyayangi, serta bersikap lemah lembut bersama orang lain, walapun mereka berbeda agama. Dengan demikian, kalam bisa membawakan pengetahuan tentang Islam yang damai dan toleran. Islam mengajarkan cinta kasih dan persaudaraan antar sesama manusia, serta nilai toleransi terhadap perbedaan agama dan keyakinan. (Noor Ayu Fathimah, 2024)
Sekularisme
Sekularisme itu ideologi yang berusaha untuk menghapus nilai agama yang bersumber dari wahyu dalam kehidupan dunia atau memutus kehidupan agama dari kehidupan dunia. Dalam tulisan seorang Cox berkata bahwa sekularisme itu sebuah ideologi atau pandangan hidup baru yang sifatnya tertutup. Ideologi berusaha untuk menjauhkan negara, lembaga pendidikan, moralitas, dan juga seluruh aspek kehidupan dari pengaruh agama. Sekularisme Islam itu paham yang memisahkan agama dari negara serta kehidupan bermasyarakat, dengan keyakinan bahwa agama hanya mengatur urusan pribadi, sementara urusan publik harus diatur oleh negara berdasarkan akal dan rasio. (Dalmeri, 2022)
Usaha dalam menjawab tantangan sekularisme Islam melalui Kalam dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
- Menyebarkan Pemahaman tentang Akidah dan Tauhid yang Benar
Pengenalan tentang akidah dan tauhid yang benar merupakan jalan yang tepat untuk membentuk pengetahuan umat Islam, agar tidak mudah terpengaruh oleh paham sekularisme. Selain itu, Kalam juga berfungsi untuk membantah berbagai argumen yang diajukan oleh paham sekularisme yang bertentangan dengan akidah dan tauhid. (Noor Ayu Fathimah, 2024)
- Membangun Kesadaran Umat Islam tentang Pentingnya Peran Agama dalam Kehidupan
Ilmu Kalam bisa dipakai untuk menjelaskan kepada umat Islam mengenai ketepatan peran agama dalam kehidupan. Agama tidak hanya mengatur urusan pribadi, tapi juga mengatur aspek-aspek publik, mencakup ibadah kepada Allah serta berkomunikasi dengan makhluk lainnya. Kalam bisa melihatkan bahwa agama mampu membawkan solusi yang lebih baik terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi umat manusia. Menurut, Man dan Darmadi mengatakan bahwa sebagai agama yang menyeluruh, Islam tidak hanya mengatur perilaku orang dalam aspek ibadah, tetapi juga mencakup berbagai sisi kehidupan, baik sendiri maupun sosial, serta kebudayaan, adat istiadat, dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan menaikkan kesadaran umat Islam tentang pentingnya peran agama, mereka akan lebih menghargai ajaran agamanya dan menjadikannya pondasi dalam menjalani kehidupan. Hal ini diinginkan akan menambah kekuatan umat Islam tentang pengaruh paham sekularisme. (Yovenska L.man, 2019)
- Membentuk Model-model Kepemimpinan yang Berlandaskan Akidah dan Tauhid
Pemimpin yang berpegang pada akidah dan tauhid berpengaruh untuk menumbuhkan masyarakat yang adil dan makmur, serta mementingkan nilai-nilai Islam. Islam sebagai agama Rahmatan lil ‘alamin mengajarkan kasih sayang dan keadilan bagi seluruh makhluk hidup, termasuk manusia. Man dan Darmadi menekankan bahwa perilaku yang ideal bagi calon pemimpin itu mereka yang dapat diinginkan amanahnya dan mampu membawa keadilan bagi seluruh rakyat (Yovenska L.man, 2019). Hal ini menunjukkan bahwa Islam juga membahas aspek politik, pemerintahan, dan kepemimpinan.
Menghadapi kendala dari sekularisme yang berkembang cepat, cara yang perlu ditempuh itu dengan memperkuat dasar nilai-nilai perilaku dalam ajaran agama. Ilmu Kalam dan filsafat Islam harus mampu menerapkan nilai-nilai universal dalam ajaran Islam, seperti keadilan, kebenaran, dan kemanusiaan, dalam menjawab masalah-masalah moral yang dihadapi dunia baru. Hal ini bisa dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip perilaku yang bisa diterima dalam masalah pluralisme dan globalisasi, sehingga ajaran Islam tetap normal dalam kehidupan sehari-hari tanpa mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan yang menyeluruh. (Hera, 2024)
KESIMPULAN
Jadi menurut saya bisa disimpulkan bahwa ilmu kalam bisa berkontribusi untuk menyelesaikan masalah radikalisme yaitu dengan membawakan pengetahuan tentang Islam yang damai dan toleran. Mengajarkan cinta kasih dan persaudaraan antar sesama manusia, serta nilai toleransi terhadap perbedaan agama dan keyakinan. Sedangkan di sisi lain juga ilmu kalam bisa berkontribusi untuk menyelesaikan masalah sekularisme yaitu dengan Menyebarkan Pemahaman tentang Akidah dan Tauhid yang Benar, Membangun Kesadaran Umat Islam tentang Pentingnya Peran Agama dalam Kehidupan, dan Membentuk Model-model Kepemimpinan yang Berlandaskan Akidah dan Tauhid.