Keislaman

Berita Hoaks dalam Perspektif Alquran

2 Mins read

Dengan perkembangan teknologi modern pada zaman sekarang, orang-orang sekarang dapat dengan mudah mengakses dan memberikan informasi. Namun, hal yang lebih penting dari sekadar kemudahan mendapatkan dan memberikan informasi adalah kebenaran dan keakuratannya. 

Banyak orang yang menerima informasi dari platform seperti WhatsApp, IG, Tik-Tok, Twitter, dan Facebook tanpa memeriksa dan memverifikasi kebenaran informasi tersebut langsung membagikannya. 

Pada akhirnya, jika informasi tersebut tidak benar, pembaca akan termakan dengan isu yang tidak valid itu. Buktinya pada saat ini kebanyakan masyarakat termakan isu yang tidak relevan serta sumber hoaks yang paling banyak beredar adalah melalui media sosial.

Secara bahasa informasi yang tidak benar, tidak relevan dengan keadaan sebenarnya disebut hoaks. Hoaks memang terlihat baru diera digital saat ini, namun dalam perspektif islam yang pada hakikatnya hoaks telah terjadi pada zaman Rasulullah Shallallahu’alaihi Wassalam yang mana ketika istri beliau difitnah berzina oleh kaum munafikin. Sebab kejadian ini maka turunlah ayat Alqur’an untuk membantah hal tersebut yaitu surat Al-Hujurât 49: 6,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ 

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, jika ada seorang fasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah (telitilah dulu), agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian.”

Kebiasaan masyarakat dalam membicarakan suatu topik/orang lain (ghibah) juga menjadi penyebab terbesar hoaks itu beredar. Allah subhanahu wata’ala telah melarang orang-orang yang beriman untuk tidak saling menggunjing(ghibah) dalam surat [al-Hujurât 49:12] :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ

Baca...  Khutbah Jum’at: Pentingnya Beragama

Artinya :”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”

Maraknya isu hoaks ini juga tidak terlepas dari rendahnya literasi dan budaya baca dikalangan masyarakat kita. Agama islam menganjurkan ummatnya untuk berhati-hati dan selalu mengecek informasi dan berita yang diterima terlebih dahulu. Secara bahasa keagamaan hal ini disebut tabayyun.  Ayat al-quran yang berbicara tentang berita bohong adalah surat ” (QS. An-Nuur: 11) :

اِنَّ الَّذِيْنَ جَاۤءُوْ بِالْاِفْكِ عُصْبَةٌ مِّنْكُمْۗ لَا تَحْسَبُوْهُ شَرًّا لَّكُمْۗ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۗ لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ مَّا اكْتَسَبَ مِنَ الْاِثْمِۚ وَالَّذِيْ تَوَلّٰى كِبْرَهٗ مِنْهُمْ لَهٗ عَذَابٌ عَظِيْمٌ

Artinya :“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.”

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwasannya agama islam sangat memperhatikan dan peduli tentang hoaks ini sehingga dianjurkan bagi ummatnya untuk selalu mengecek informasi atau berita yang diterima terlebih dahulu serta mencari tahu sumber dari mana asal informasi atau berita tersebut berasal.

Referensi : 

Alisyahbana, Takdir. “Hoax dalam perspektif Islam.” El-Ghiroh: Jurnal Studi Keislaman 17.02 (2019): 103-125.

Baca...  Keindahan Fawasil dalam Alquran: Pemisah Yang Menyatukan Makna dan Estetika

Mujib, Abd. “Pesan Al-Quran dalam Menyikapi Berita Hoax: Perspektif Dakwah di Era New Media.” Jurnal Komunikasi Islam 7.1 (2017): 42-65.

Darmawan, Deni. “Perspektif Al-Quran Dalam Menjaga Harmonisasi Dan Toleransi Dari Berita Bohong (Hoax) Di Media Sosial.” Prosiding Seminar Nasional Harmonisasi Keberagaman dan Kebangsaan Bagi Generasi Milenial Lembaga Kajian Keagamaan. Universitas Pamulang. Vol. 14. 2019.

Editor : Adis Setiawan

2 posts

About author
Mahasiswa IAIN Pontianak Jurusan Pendidikan Agama Islam
Articles
Related posts
Keislaman

Rasulullah Sebagai Teladan Akhlak Mulia di Era Milenial

3 Mins read
Baginda Nabi Muhammad SAW adalah sosok manusia yang dikenal sebagai uswatun hasanah atau teladan yang baik, khususnya dalam hal akhlak mulia. Di…
KeislamanNgaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad

Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Argumentasi Dasar Tindakan Tuhan Dalam Teologi Asy’ariyah

3 Mins read
Sudah mafhum bahwa dalam akidah Asy’ariyah, kata Al-Ghazali, setelah Tuhan menciptakan manusia, maka Tuhan boleh dan tidak memberikan taklif (kewajiban) kepada makhluk-Nya….
KeislamanNgaji Ihya’ Ulumuddin

Gus Ulil Ngaji Ihya’ Ulumuddin: Cara Mengobati Penyakit Ujub

3 Mins read
Dalam hidup, manusia akan dihadapkan dengan cobaan-cobaan yang diberikan oleh Allah SWT. Cobaan tersebut dapat berupa suatu hal yang positif menurut manusia…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights