Berita

Arsjad Rasjid: Kelahiran Muhammadiyah Jadi Awal Gerakan Kewirausahaan Sosial di Indonesia

1 Mins read

KULIAHALISLAM.COM, YOGYAKARTA – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasyid sekaligus penulis buku mengatakan, kelahiran Muhammadiyah adalah awal dari gerakan kewirausahaan sosial di Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Arsjad Rasjid dalam acara “Launching Buku dan Talkshow Bangkitnya Kewirausahaan Sosial: Kisah Muhammadiyah” yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia bekerja sama dengan Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) di Museum Muhammadiyah, Yogyakarta pada (13/1/25).

Arsjad Rasjid menyampaikan, ketika dunia belakangan hari baru membicarakan tentang sosial entreprises atau kewirausahaan sosial, Indonesia telah mempratekkannya sejak lama, yaitu sejak kelahiran Muhammadiyah.

“Di dunia baru membicarakan social entreprises, padahal social entrepresies sudah lahir dan lahirnya di Indonesia, yaitu waktu berdirinya Muhammadiyah. Jadi saya sangat kagum dengan Muhammadiyah,” ungkapnya.

Menurut Arsjad Rasjid, kelahiran Muhammadiyah sebagai tanda adanya gerakan social entreprises di Indonesia. Namun pada saat itu, social entreprises belum diteorikan dan banyak diperbincangkan. Sehingga gerakan kewirausahaan sosial yang dilakukan oleh Muhammadiyah belum terdefenisikan.

Gerakan yang dilakukan oleh Muhammadiyah, imbuhnya, bersemangatkan social entreprises. Sehingga gerakan social entreprises Muhammadiyah ini adalah kunci yang membawa Indonesia maju.

Ia menjelaskan, keriwausahaan sosial akan menjadi kunci memajukan Indonesia, sebab ekonomi tidak hanya bermotif keuntungan, tetapi juga ingin hadir menyelesaikan masalah sosial yang terjadi di masyarakat.

“Kewiruausahaan sosial akan menjadi bandul penengah dari ketimpangan sosial dan ekonomi, kesenjangan akses kesehatan, ketimpangan pendidikan, isu lingkungan, dan lain sebagainya yang perlu diatasi dengan kewirausahaan sosial,” tegas Ketua Umum KADIN itu.

Arsjad Rasjid meneyebut, kewirausahaan sosial berbeda dengan kewirausahaan biasa atau sekalipun yayasan sosial. Perbedaaan itu terletak di profit for impact. Kewirausahaan sosial tidak hanya berbicara profit hanya berupa keuntungan saja, tetapi keuntungan yang memberi dampak.

Baca...  Buka Rakernas Lazismu 2025, Haedar Nashir: Momentum Memperkuat Sinergi Kebajikan dan Inovasi Sosial

“Selain itu, kewirausahaan sosial tidak bergantung pada donasi, melainkan untuk memberikan dampak sosial lewat dana yang diputar agar semakin membesar. Inilah model yang sangat lekat dengan apa yang dilakukan oleh Muhammadiyah selama ini,” tandasnya.

2443 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Berita

IKA PonpesMU Manafiul Ulum Sambi Siapkan Reuni Akbar untuk Seluruh Alumni

1 Mins read
KULIAHALISLAM.COM, SAMBI (26/3/25) – Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Pondok Pesantren Muhammadiyah (PonpesMU) Manafiul Ulum Sambi tengah bersiap menggelar Reuni Akbar yang akan…
Berita

UPZISNU Kecamatan Gerokgak Peduli Guru Ngaji: Berikan Bantuan dalam Program Ramadhan Penuh Cinta 1446 H

1 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Gerokgak 24 Maret 2025 dalam semangat kepedulian dan kebersamaan di bulan suci Ramadhan 1446 H, Unit Pengelola Zakat, Infaq, dan…
Berita

Inspirasi Ramadan dalam Buku Pelukan Ramadan, Simak Ulasan @arazela_41

1 Mins read
Buku Pelukan Ramadan karya Fathan Faris Saputro dan Nurul Iftiasanti menawarkan keindahan puisi yang mengangkat nuansa Ramadan. Rangkaian kata yang disusun dengan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights