Keislaman

Abdur Rauf al-Singkili: Ulama Nusantara dengan Tafsir Pertama dalam Bahasa Melayu

4 Mins read

Nama lengkap tokoh ini adalah Abdur Rauf b. Ali al-Jawi al-Fansuri al-Sinkili, namun lebih dikenal luas dengan sebutan al-Singkili. Al-singkili lahir di Singkel, sebuah daerah di pesisir barat laut Aceh. Mengenai tahun kelahirannya, pendapat para sejarawan tidak sepenuhnya seragam. Meski begitu, Azyumardi Azra, mengutip Islamolog Belanda D. A. Rinkes, menyebutkan bahwa al-Singkili lahir sekitar tahun 1024 H/1615 M. Pendapat ini secara umum diterima oleh sebagian besar sejarawan.

Sedangkan terkait garis keturunan al-Singkili, banyak yang meyakini bahwa ia berasal dari keluarga dengan akar keturunan Arab. Ali Hasjmy, misalnya, berpendapat bahwa nenek moyang al-Singkili adalah bangsa Persia yang datang ke Kesultanan Samudra Pasai pada akhir abad ke-13. Sementara itu, menurut Peunoh Daly, ayah al-Singkili, yaitu Syekh Ali al-Fansuri, merupakan keturunan Arab yang menikah dengan seorang perempuan dari wilayah Fansur di Singkel. Berdasarkan pandangan ini, ayah al-Singkili bukanlah seorang Melayu, melainkan pendatang dari Arab. Hal ini sejalan dengan catatan sejarah yang menyebutkan bahwa sejak abad ke-9, Kerajaan Samudra Pasai sering menjadi tujuan pedagang dari Arab, Persia, India, dan Cina. Namun, sayangnya, riwayat tentang ayah al-Singkili ini tidak didukung oleh refrensi yang cukup kuat, sehingga pendapat Peunoh Daly masih perlu dipertimbangkan kembali.

Pendidikan al-Singkili dimulai sejak kecil, dengan ayahnya sebagai guru utama. Ayahnya tidak hanya seorang ulama, tetapi juga pendiri sebuah madrasah yang menjadi tempat belajar para murid dari pelbagai daerah di Aceh. Kemudian, al-Singkili melanjutkan pendidikannya ke Banda Aceh, ibu kota Kesultanan Aceh, untuk berguru kepada para ulama di sana. salah satu gurunya yang paling masyhur di Banda Aceh adalah Syekh Syamsuddin al-Sumatrani. Perjalanan intelektual al-Singkili berlanjut ke Timur Tengah, meliputi berbagai kota seperti Doha (Qatar), Yaman, Jeddah, hingga menetap di Makkah dan Madinah selama 19 tahun. Dalam ‘Umdah al-Muhtajin ila Suluk Maslak al-Mufridin, al-Singkili mencatat bahwa ia belajar langsung dari 19 ulama dengan berbagai disiplin ilmu. Selain berguru secara formal, ia juga menjalin hubungan pribadi dengan sejumlah ulama lainnya, yang menjadi mitra diskusi intelektualnya. Beberapa tokoh yang menjadi guru al-Singkili di Timur Tengah antara lain: ‘Abd al-Qadir al-Mawrir, Ibrahim b. ‘Abdullah b. Jaman, Qadi Ishaq, Muhammad b. Tahir al-Kurani, dan Ahmad al-Qushashi.

Baca...  Siapakah yang Disebut Ulama ?

Selain dikenal sebagai ulama dan mufti kerajaan, al-Singkili juga aktif dalam dunia literasi. Karya-Karyanya mencakup berbagai bidang ilmu, seperti Tasawuf, Tafsir, Fiqih, Hadis, dan masih banyak lagi. Berikut adalah beberapa karya yang dihasilkan oleh al-Singkili: 1) Sharh Latif ‘ala Arba‘in Hadithan li al-Imam al-Nawawi 2) Sullam al-Mustafidin 3) Risalah Mukhtasarah fi Bayan Shurut al-Shaykh wa al-Murid 4) Fatihah Syekh ‘Abdur Rauf 5) Daqaiq al-Huruf 6) Sakratul Maut 7) Risalah Simpan 8) Munyah al-I‘tiqad 9) Bayan al-Itlaq 10) Risalah al-I‘yan al-Thabitah 11) Risalah Jalan Makrifatullah 12) Kifayah al-Muhtajin ila Mashrab al-Muwahhidin al-Qailin bi Wihdah al-Wujud 13) ‘Umdah al-Muh}tajin ila Suluk al-Mufarridin 14) Wasiyah 15) Mir’ah al-Tullab fi Tashil Ma‘rifah al-Ahkam al-Shari‘ah li al-mulk al-Wahhab 16) Maw‘izah al-Badi‘ah 17) Idah al-Bayan li Tahqiq Masail al-Adyan 18) Majmu‘ al-Masail 19) Hujjah al-Baligah ‘ala Jumu‘ah al-Muqasamah 20) Ta’yid al-Bayan Hashiyah Idah al-Bayan 21) Shamsh al-Ma‘rifah 22) Pindahan Dari Otak Ilmu Tasawuf 23) Tanbih al-‘Amil fi Tahqiq Kalam al-Nawafil 24) ‘Umdah al-Ansab.
Meskipun al-Singkili menghasilkan banyak karya, namun salah satu yang paling monumental adalah tafsirnya, Tarjuman al-Mustafid. Tafsir ini diakui sebagai karya tafsir pertama yang lengkap mencakup 30 juz dalam bahasa Melayu-Jawa. Tidak ada sumber yang secara eksplisit menjelaskan alasan di balik penulisan tafsir ini, namun melihat konteks masyarakat Aceh pada masa itu, dapat dipahami bahwa mereka sangat membutuhkan rujukan agama dalam bahasa Melayu. Sebab, kebanyakan refrensi agama yang ada pada waktu itu menggunakan bahasa Arab. Menyadari kebutuhan tersebut, al-Singkili mengambil inisiatif untuk menyusun tafsir dalam bahasa Melayu, dengan tujuan memudahkan masyarakat dalam memahami ajaran Islam yang bersumber langsung dari Al-Qur’an.

Baca...  Mengungkap Misteri Ilmiah: Memperlihatkan Pesona Ilmiah dalam Alquran

Adapun metode penafsiran yang diterapkan dalam Tarjuman al-Mustafid adalah ijmali (global), dengan sumber pernafsiran bi al-ra’yi (berbasis akal). Meskipun demikian, tafsir ini juga memperkaya kajiannya dengan berbagai aspek lain, seperti penggunaan qiraat dari tiga imam utama: 1) Qiraat Abu ‘Amr riwayat al-Duri 2) Qiraat Nafi‘ riwayat Qalun 3) Qiraat ‘Asim riwayat Hafs. Selain itu, tafsir ini juga mengacu pada pendapat para ulama melalui berbagai tafsir, termasuk Tafsir Baydawi, Tafsir al-Khazin, Tafsir Jalalayn, dan Tafsir Tha‘labi. Al-Singkili juga melengkapi tafsirnya dengan riwayat-riwayat tentang asbabunnuzul dan kisah-kisah umat terdahulu, sehingga memberikan kesan historis pada penafsirannya. Dari segi corak penafsiran, al-Singkili tidak terpaku pada satu corak tertentu sebagai ciri khasnya, melainkan menyesuaikan dengan konteks ayat yang ditasirkan. Fleksibilitas ini mencerminkan kedalaman keilmuannya yang meliputi berbagai disiplin ilmu.

Tarjuman al-Mustafid telah mendapatkan pengakuan luas berkat pengaruhnya yang besar dan pernah diterbitkan di berbagai negara, termasuk Istanbul (Turki), Singapura, Pulau Pinang (Malaysia), Jakarta (Indonesia), Kairo (Mesir), Afrika Selatan, dan Makkah (Saudi Arabia). Namun, di balik reputasi gemilangnya, tafsir ini juga menuai beberapa kritik dari kalangan akademisi. Pertama, Snouck Hurgronje menilai bahwa Tarjuman al-Mustafid hanyalah terjemah dari Tafsir Baydawi. Kedua, Peter Ridell, berdasarkan penelitiannya terhadap manuskrip Tarjuman al-Mustafid, menyimpulkan bahwa tafsir ini pada dasarnya merupakan terjemahan dari Tafsir Jalalayn, dengan tambahan rujukan dari Tafsir Baydawi dan Tafsir al-Khazin di beberapa bagian tertentu. Ketiga, Azyumardi Azra, ‘nampaknya’ lebih sependapat dengan pandangan Riddel, karena silsislah intelektual al-Singkili memang sampai pada Jalal al-Din al-Suyuti, pengarang Tafsir Jalalayn, melalui gurunya, al-Qushashi dan al-Kurani, sehingga besar kemungkinan al-Singkili lebih sering merujuk pada Tafsir Jalalayn dibandingkan tafsir lainnya.

Baca...  Gus Ulil Ngaji Ihya’ Ulumuddin: Riwayat Keutamaan Sifat Dermawan

REFRENSI:
Imron Rosyadi. “Syekh Abd al-Ra’uf al-Sinkili: Profil Ulama Nusantara yang Mengharmonikan Antara Ajaran Tarekat dan Syariat.” Al Qalam: Jurnal Kependidikan dan Keislaman. Vol. 8 No. 1 (2020).

Muhammad Imron Rosyadi. “Pemikiran Hadis Abdur Rauf al-Singkili dalam Kitab Mawa’izat al-Badi’ah.” Diroyah: Jurnal Ilmu Hadis. Vol 2 No. 1 (2016).

Lutfi Maulida. Sejarah Singkat Penulisan Kitab Turjuman Al-Mustafid Karya al-Singkili. (https://hidayatuna.com/sejarah-singkat-penulisan-kitab-turjuman-al-mustafid-karya-as-singkili/).

Zaimul Asror. “Tarjuman Al-Mustafid: Tafsir Lengkap Pertama di Nusantara.” Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin. Vol 4 No. 1 (2018).

Saifuddin dan Wardani. Tafsir Nusantara: Analisis Isu-Isu Gender dalam Al-Misbah Karya M. Quraish Shihab dan Tarjuman Al-Mustafid Karya Abd al-Rauf Singkel. (Yogyakarta: LKIS Printing Cemerlang, 2017).

TAGAR: #Al-Singkili #TarjumanAl-Mustafid #TokohMufasir #UlamaAceh #TafsirNusantara

Instagram: @muslichal

2409 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Keislaman

Isra dan Mikraj Nabi Muhammad

5 Mins read
  سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ…
KeislamanKhutbah Jumat

Khutbah Jumat ; Rasulullah Rahmat Bagi Alam Semesta

7 Mins read
A. Khutbah Jumat Pertama; السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 1. Hamdallah; 2. Syahadatain; 3. Salawat Allahumma shalli ala’ Muhammad. Wa’ala alihi wa…
KeislamanTafsir

Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Surat Al-Mujadalah Ayat 11 dan Luqman Ayat 13 Menurut Tafsir Al-Misbah dan Al-Azhar

5 Mins read
Nilai-nilai pendidikan karakter adalah suatu kebutuhan yang berlangsung terus-menerus untuk meningkatkan kesadaran individu, pembentukan karakter berkontribusi pada masa depan yang lebih baik….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights