Penulis: Nathasya Putri Aprillian, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Sebagai penanda utama ilmu pengetahuan, rusaknya perpustakaan berarti rusaknya ilmu pengetahuan. Rusaknya ilmu pengetahuan merupakan awal dari sebuah rusaknya suatu negara.
Pondasi terkuat dari adanya sebuah negara ialah penduduknya yang memiliki wawasan pengetahuan yang luas. Sebuah konspirasi memilukan penghapusan jejak kejayaan islam dengan cara memusnahkan karya hasil cendekiawan muslim.
Dikisahkan penghancuran perpustakaan terbesar yang ada di Kota Sarajevo, serta pemusnahan karya tulis manuskrip lainnya, misalnya Ilmu Pengetahuan, teknologi, kedokteran, dan sastra bahasa Arab. Perpustakaan sendiri menyimpan banyak karya tulis, atau karya sejarah dari para cendekiawan muslim.
Pengepungan Baghdad
Bait al-Hikmah, merupakan salah satu perpustakaan Islam terbesar yang pernah tercatat oleh Sejarah. Perpustakaan ini terletak di Kota Baghdad, Irak. Perpustakaan ini dibangun pada abad ke-8 oleh Khalifah Harun al-Rashid.
Bait al-Hikmah berfungsi sebagai pusat perkembangan ilmu pengetahuan dan kultur bagi Masyarakat muslim pada masanya. Perpustakaan ini dianggap penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan juga dalam bidang filsafat Islam.
Tentu banyak sekali para ilmuwan yang menjadi bagian intelektual yang terjadi di Perpustakaan Bait al-Hikmah. Contoh Al-Kindi dan Al-Farabi. Namun, semenjak terjadinya pengepungan Kota Baghdad pada abad ke-13 atau sekitar tahun 1258, menyebabkan perpustakaan terbesar yang menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan ini, serta menjadi pondasi majunya suatu kaum atau negara ini hancur.
Bangsa Mongol mengepung Baghdad guna menghancurkan perpustakaan serta menghapus jejak para cendekiawan. Mongol melakukan pengepungan bukanlah tanpa tujuan.
Hulagu berekspedisi ke Timur Tengah untuk mendirikan imperial kokoh serta memperluas kekaisaran. Nmaun tidak secara langsung itu juga menggulingkan Abbasiyah. Hulagu Khan juga selaku sebagai pemimpin Bangsa Mongol di Masa Daulah Abbasiyah.
Sejarah Kekaisaran Mongol
Kekaisaran Mongol, dipimpin oleh Khagan secara turun-temurun(keturunan Jenghis Khan). Setelah kematiannya, Mongol terbagi menjadi empat, China, Persia, Asia Tengah, Rusia. Menurut ahli sejarah barat R.J. Rummel, diperkirakan sekitar 30 juta orang terbunuh Ketika masa pemerintahan Kekaisaran Mongolia dan sekitar setengah jumlah populasi Tiongkok habis dalam 50 tahun pemerintahan Mongolia.
Tercatat dalam sejarah, Kekaisaran Mongol merupakan Kekaisaran terbesar kedua setelah Imperium Britania. Kekaisaran yang mencakup wilayah letak geografis yang luas serta merupakan suatu kesatuan politik raya di zamannya. Namun, ditengah masa kejayaannya, Mongol juga pernah mengalami kegagalan.
Kegagalan penaklukan oleh Mongol ada empat diantaranya, pengusiran oleh Jepang Ketika Mongol ingin melakukan invasi.
Invasi juga disebut serangan militer bersenjata serta mengirim upeti yang membuat mereka merasa puas, lalu kedua ketika Invasi Tiongkok-Mongol dibawah pimpinan Dinasti Yuan ketika ingin menuju ke Pulau Jawa pada tahun 1293, namun digagalkan dan berakhir sebab disiasati dan diusir oleh Raden Wijaya sebelum mendirikan Kerajaan Bernama Kerajaan Majapahit.
Kemudian yang ketiga ketika Mongol ingin menguasai beberapa negara seperti Eropa, Austria, Hungaria, Polandia, Moravia, yang meskipun wilayah tersebut mengalami kekalahan, namun wilayah tersebut tidak jadi ditaklukan oleh Kekaisaran Mongol sebab salah satu Kekaisaran Mongol (Ogedei Khan) Ketika masa 1186-1241, meninggal sehingga diambil alih kembali oleh Mongolia.
Lalu yang terakhir yaitu Ketika Dinasti Mameluk atau Mamluk atau Mamalik (yaitu sekelompok keturunan budak belian kasta kesatria) yang berhasil mengusir dan menghancurkan tentara Mongol di masa pemerintahan Hulagu Khan ketika tengah terjadi Pertempuran Ain Jalut dengan sangat kasar hingga Mongol berhasil keluar dari Damaskua, Syria, Kota terbesar di Suriah.
Hancurnya Bayt al-Hikmah
Kisah pilu pemusnahan perpustakaan yang dilkukan oleh Mongol sungguh sangat kejam. Alasan mereka dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi. Dikisahkan Ketika Boznia Herzegovina menjadi korban paling parah dalam sectarian bekas di Negara Yugoslavia pada tahun 1992. Etnis Bosnia muslim memancing solidaritas dunia Islam sebab banyak korban jiwa yang berjatuhan dalam jumlah yang sangat besar.
Kasus ini pun dilirik oleh Presiden Indonesia, Presiden Soeharto yang ketika itu menyempatkan untuk berkunjung ke Sarajevo, Ibu Kota Boaznia Herzegovina. Namun ada yang lebih menyedihkan dari pada korban muslim etnis Boznia, yaitu ikut dihancurnya perpustakaan terbesar yang terletak di Kota Sarajevo.
Seorang peneliti bernama lengkap Maria Rosa Menocal pernah menempuh Pendidikan di Universitas Pennsylvania.
Ia terkenal dengan karyanya yang menceritakan tentang Andalusia. Ia merupakan seorang peneliti Bahasa dan Sastra pada abad pertengahan. Maria mencatat modus yang terjadi di Andalusia di tahun 1492, dan juga menemukan bebrapa kejanggalan serta kesulitan mencari sumber dari karya-karya tulis tertentu.
Dari sini, Maria menduga kuat atas Gerakan yang sengaja dilakukan untuk menghapus jejak kejayaan muslim serta pemusnahan karya-karya tulis para ilmuwan Islam dan para cendekiawan Islam pada abad pertengahan masa kejayaan Islam di Andalusia dan Baghdad. Jika diruntut, pembantaian yang dilakukan oleh Mongol antara tahun 1492 sampai 1992, kurun waktunya pas 500 tahun.
Telah diyakini bahwa perpustakaan Sarajevo menyimpan banyak karya tulis manuskrip ilmiah Ketika masa Kejayaan Utsmaniyah. Mengingatkan kepada Boznia yang pernah menjadi salah satu dari bagian kekhalifahan Islam pada tahun 1924. Perpustakaan yang berisi manuskrip yang sebagai pusat ilmu pengetahuan, asset intelektual serta peradaban kejayaan masa islam tak menorehkan perhatian dari umat Islam sendiri.
Namun justru menuai perhatian umat lain untuk dimanfaatkan lalu kemudian dihancurkan. Tak kalah memilukan ketika pembantaian habis-habisan yang dilakukan tentara Mongol menaklukan Baghdad yang mengakhiri Dinasti Abbasiyah tahun 1258. Selain membunuh Khalifah Mu’tashim, tantara bar0bar Mongol juga sempat memporak-porandakan Bayt al-Hikmah.
Sebuah perpustakaan terbesar legendaris kebanggaan umat Islam dan dunia yang menyimpan banyak karya ilmuwan muslim dan manuskrip dari berbagai sumber Kejayaan Islam dan Eropa abad pertengahan. Dikisahkan dalam penaklukkannya, pasukan Mongol di Baghdad menyatakan mengenai sungai Eufrat dan Tigris berubah menjadi warna hitam dan merah.
Warna hitam berasal dari tinta buku-buku yang dilempar ke sungai dari Bayt Al Hikmah, sedangkan warna merah berasal dari korban jiwa kerabat khalifah maupun masyarakat Baghdad.
Editor: Adis Setiawan