Esai

Urgensi Keluarga dalam Moderasi Beragama

3 Mins read

Oleh: Arswanda Vionicha Nur Azizah*

KULIAHALISLAM.COM – Moderasi beragama merupakan salah satu isu agama yang sering kali dibahas saat ini. Indonesia terkenal dengan keanekaragaman agama, budaya, ras, dan suku. Perbedaan tersebut dapat menimbulkan terjadinya suatu pertentangan seperti fanatisme, radikalisme, dan ekstremisme. 

Inti dari permasalahan ini yaitu kurangnya pemahaman tentang agama dan minimnya sikap toleransi. Oleh sebab itu, aktualisasi sikap moderat haruslah diterapkan sejak saat ini.

Dalam permasalahan moderasi beragama, keluarga memiliki keberadaan yang sangat penting. Keluarga merupakan lingkungan pertama serta utama bagi anak-anaknya untuk mendapatkan pendidikan. 

Pendidikan itu sudah ada sejak anak masih berada dalam rahim seorang ibu. Perlu diketahui, orang tua itu harus membekali anaknya agar mereka termotivasi untuk bersikap toleransi. Jika lingkungan keluarga itu baik maka akan melahirkan lingkungan hidup yang baik juga.

Peran Keluarga dalam Moderasi Beragama

Dapat kita lihat kasus tentang kurangnya moderasi beragama masih banyak terdapat di Indonesia. Seperti halnya kasus pada anak-anak zaman sekarang yang terlibat dalam fanatisme. 

Penyebab hal tersebut yaitu kurangnya kesadaran orang tua dalam mendidik anak. Orang tua melupakan tanggung jawab mereka terhadap pendidikan anak-anaknya. Padahal di zaman yang modern seperti saat ini anak-anak sangat membutuhkan pendidikan dari orang tua mereka. 

Hal tersebut dapat mencegah timbulnya dampak negatif terhadap anak dengan lingkungannya terutama dalam hal moderasi beragama.

Moderasi adalah kata yang dikutip dari kata moderat. Kata moderat merupakan kata sifat yang berasal dari kata moderation yang memiliki makna tidak berlebih-lebihan. Istilah moderasi dalam Alqur’an dikenal sebagai Al-Wasathiyyah. 

Al-Wasathiyyah dapat juga disebut at-tawâzun yang bermakna suatu usaha untuk menjaga keseimbangan antara dua perkara yang bertolak belakang.

Baca...  Runtuhnya Penguasa Negara di Dunia (Kisah Pemimpin Adolf Hitler)

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang paling utama dan pengaruh terhadap perilaku anak. Kita semua tahu bahwa orang tua memiliki tanggung jawab yang besar terhadap anaknya. 

Tanggung jawab orang tua terhadap anak dimulai sejak dia berada dalam kandungan rahim ibunya sampai dia meninggal dunia. Maka orang tua harus menjadi pendidik yang baik agar anak-anaknya menjadi baik pula. 

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya: “Dari Abu Hurairah, sesungguhnya dia berkata bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: setiap kelahiran (anak yang lahir) berada dalam keadaan fitrah, maka kedua orangtuanya yang mempengaruhi anak itu menjadi Yahudi, Nasrani, dan Majusi, (HR. Abu Daud).”   

Moderasi beragama dengan bimbingan orang tua dapat meminimalisir terjadinya fanatisme. Seperti yang kita ketahui moderasi beragama yaitu suatu perilaku seseorang yang saling menghargai dan bertoleransi antar beda agama. 

Perilaku tersebut bisa ditanamkan kepada anak mulai sejak dini oleh orang tua. Orang tua menjadi pengaruh besar atas pertumbuhan anak. Keluarga yang memiliki latar belakang sebagai keluarga harmonis sangat mempengaruhi perkembangan anak. 

Dengan kasih sayang dan perhatian yang diberikan oleh orang tua menimbulkan hal positif terhadap anak. Seperti halnya dalam menerapkan moderasi beragama yang akan menimbulkan sikap toleransi.

Sisi Lain Dari Moderasi Beragama

Toleransi merupakan sebuah hasil dari proses bersikap moderat. Toleransi memiliki hubungan yang erat dengan peran keluarga. Keluarga dapat memberikan pendidikan terkait toleransi. Pendidikan tersebut bisa berupa nasehat dan pengetahuan yang luas tentang agama. 

Selain itu, pelatihan untuk anak juga penting seperti menerapkan berperilaku toleransi. Misalnya mengajarkan anak untuk tidak menghina agama orang lain, tetap berteman dengan teman yang berbeda agama, dan masih banyak lagi. 

Baca...  Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Sebuah Jalan Tengah Dalam Beraqidah Menurut Salman Akif Faylasuf

Setelah itu, orang tua harus membiasakan anak-anak berperilaku toleransi walaupun terkadang dengan paksaan dan penuh kesabaran. Kebiasaan tersebut harus diterapkan kepada anak sejak usia dini agar mereka terhindar dari kasus fanatisme.

Mungkin beberapa dari kita masih ada banyak yang bertanya-tanya apa itu fanatisme? Fanatisme yaitu sikap seseorang yang berlebih-lebihan dan mengganggap suatu hal yang dia yakini itu hal yang paling benar. 

Sampai saat ini masih banyak kasus anak yang fanatisme terhadap agama. Seperti kasus anak-anak yang terpapar fanatisme politik yang terjadi pada bulan Juni 2019 di Jakarta. Siswa SD kelas 5 yang berusia 11-12 tahun terlibat dalam kasus ini. 

Inti dari kasus ini, anak tersebut memandang jikalau kamu mendukung politikus A artinya kamu membela Islam, begitu juga sebaliknya. Islam sangat melarang seseorang untuk bersikap fanatik. Sikap fanatik yang berlebihan sangat memicu timbulnya peristiwa intoleransi.

Faktor utama yang menyebabkan seseorang berperilaku fanatik yaitu kurangnya pengetahuan. Hal itu menyebabkan seseorang mudah terpengaruh dengan suatu pendapat dari satu sisi saja. 

Pengetahuan yang luas membuat anak berfikir dengan matang dan bersikap moderat. Maka dari itu peran keluarga dalam membentuk sikap moderat pada anak sangat penting. Dengan bimbingan orang tua yang baik maka akan menghasilkan seorang anak yang bertoleran.

Kalau Tidak Dimulai Dari Keluarga, Mau Dengan Siapa Lagi?

Seandainya keluarga saja tidak bisa memberikan peran utamanya apalagi dari pihak eksternal seperti masyarakat. Dari hal itu dapat membuat anak lebih mudah terpengaruh untuk bersikap tidak moderat. Setelah kita mengetahui kasus-kasus yang dapat menimbulkan intoleransi. 

Maka kita harus mencegah dan menghindari hal-hal yang dapat memicu terjadinya hal tersebut. Dengan moderasi beragama dalam ranah keluarga diharapkan bisa menjadi pengaruh yang baik untuk anak-anaknya. 

Baca...  Refleksi Kini: Arti Nama, Berkarya dan Manusia

Sehingga Indonesia akan menjadi negara yang lebih damai, aman, tentram dengan dihiasi oleh sikap toleransi. Selain itu, Indonesia akan dipenuhi dengan orang yang moderat, paham agama, cerdas, dan berwawasan luas. 

*) Mahasiswi UIN Raden Mas Said Surakarta.

Editor: Adis Setiawan 

2366 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Esai

Menggali Ajaran Alqur'an Tentang Bullying: Larangan dan Hikmah Dibaliknya

1 Mins read
Bullying, suatu perbuatan tercela yang dapat menjatuhkan martabat dan psikis seseorang – yang berupa tindakan fisik, verbal, atau psikologis – perilaku tersebut…
Esai

Dinamika Perkembangan Islamic Studies

2 Mins read
Dinamika perkembangan Islamic studies. Pada tulisan singkat ini, penulis hendak menelisik tentang sejarah Islamic studies, menguraikan sejarah awal perkembangan studi Islam yang…
Esai

Persepsi Warga Dalam Pemilukada 2024

4 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Pemilihan Umum Kepala Daerah di Indonesia 2024 (Pemilukada) digelar secara serentak untuk daerah-daerah yang masa jabatan kepala daerahnya berakhir pada…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights