KeislamanTokoh

Tjoet Njak Meutia Pejuang Perang Aceh

2 Mins read

Kuliahalislam.Tjoet Njak Meutia lahir di Pirak, Keureutoe, Aceh Utara tahun 1870 Masehi dan wafat di Alue Kurieng, Aceh, 24 Oktober 1910 M. Semula dia berjuang melawan Belanda bersama suaminya yang bernama Teungku Tjoet Muhammad. Suatu ketika suaminya difitnah pemerintah Hindia Belanda dengan tujuan membunuh serdadu Belanda. Atas tuduhan ini suaminya dieksekusi di tepi pantai Lhokseumawe, Aceh Utara (Maret 1905 M). Jenazahnya dimakamkan di belakang Masjid Mon Geudong, Lhokseuumawe.

Sebelum hukuman tembak dilakukan, Teuku Tjoet Muhammad berpesan kepada Pang Nagroe, seorang Panglima muslim dan teman karib seperjuangannya agar menikahi istrinya (Tjoet Njak Meutia) dan memelihara anaknya (Teuku Raja Sabi’) dan meneruskan perjuangannya.

Ketika Teuku Tjoet Muhammad masih dalam tawanan Belanda di Lhokseumawe, Tjot Njak Meutia bersama anaknya Teuku Raja Sabi’ (usia 7 tahun) berada di Desa Pirak ( puluhan kilometer dari Lhokseumawe). Sejak suaminya itu ditangkap Belanda hingga ditembak mati, dia tidak pernah bertemu lagi dengannya. Dia sedang sakit parah seusai melahirkan putra kembar yang tak lama kemudian meninggal. Berbulan-bulan dia sakit berat, badannya lumpuh.

Beberapa hari sesudah kematian Teuku Tjoet Muhammad, Pang Nagroe bersama rombongan Muslimin menemui Tjoet Njak Meutia untuk menyampaikan berita itu dan membawanya berobat. Tibalah mereka di Desa Sarah Saba di pedalaman Pasai.

Karena serdadu Belanda (Koprs Marsose) sudah mengetahui tempat tinggal Tjoet Njak Meutia, dia dipindahkan ke hutan lebat di daerah Minye Reulah, Ara Keumedi. Tak lama kemudian, dia pindah lagi ke sebuah Dusun yang kemudian diberi nama Bukit Masjid, karena Pang Adit (Teungku Raja Imeum Abdul Aziz Matang Ubi) Sesampainya di tempat itu mendirikan sebuah masjid yang kemudian dijadikan markas dan tempat pengajaran agama Islam.

Di sini Tjoet Njak Meutia kemudian sembuh dari sakit lumpuhnya. Setelah kondisinya pulih, dia bersama Pang Nagroe dan Teuku Raja Sabi’ beserta pasukan menuju Bukit Broek Ja dan bergabung dengan pasukan muslimin lainnya di bawah pimpinan Teuku Muda Gantoe.

Maka mereka bersama-sama menyusun kekuatan dan belajar agama Islam dari seorang ulama yang didatangkan ke situ yakni Tengku Lueng Keubeu. Di Broek Ja, sesuai dengan wasiat suaminya, Tjoet Meutia menikah dengan Pang Nagroe pada tahun 1907 M.

Tjoet Njak Meutia semakin terdesak oleh pasukan Korps Marsose. Meskipun demikian, Pang Nagroe bersama istrinya tetap digaris terdepan. Akhirnya desakan musuhnya memaksa Tjoet Meutia dan para wanita lain untuk melarikan diri ke hutan.

Pang Nagroe melakukan perlawanan yang sangat hebat dalam jarak dekat sehingga ia gugur dalam suatu pertempuran melawan Belanda pada tanggal 26 September 1910 M. Jenazahnya dimakamkan di samping Masjid Lhoksukon, Aceh Utara.

Tjoet Meutia kemudian bangkit memegang tampuk pimpinan dan kekuatan yang tersisa sebanyak 45 orang dan 13 pucuk senapan. Dia mengirim beberapa kurir ke Beuranang ( wilayah Peutoe) dan Reungkom ( wilayah Matangkuli, Aceh Utara) untuk mencari perbekalan dengan merampas pos-pos kolonial.

Hasil rampasan itu digunakan sebagai bekal Selama perjalanan ke arah Gayo, Aceh Tengah. Bersama Teungku Seupot Mata, dia dan pasukannya bergerak menuju Gayo menembus hutan belantara. Sesampainya di Alue Kurieng, mereka berhadapan dengan Korps Marsose yang sedang berpatroli.

Tjoet Njak Meutia dan Teungku Seupot Mata gugur dalam pertempuran tersebut. Menurut satu catatan peristiwa itu terjadi pada tanggal 24 Oktober 1910. Hingga kini makam Tjoet Njak Meutia dan Teungku Seupot Mata bersama sejumlah Syuhada lainnya terdapat di Alue Kurieng.

 

105 posts

About author
Redaktur Kuliah Al Islam
Articles
Related posts
Keislaman

Peran Ilmu Kalam dalam Menjawab Tantangan Sekularisme dan Radikalisme di Era Modern

4 Mins read
Ilmu kalam merupakan cabang ilmu yang membahas cara menetapkan keyakinan-keyakinan keagamaan berdasarkan dalil-dalil yang meyakinkan. Fu’at Al-Ahwani menjelaskan bahwa ilmu kalam adalah…
KeislamanSejarah

Sekte-sekte dalam Mazhab Syiah

8 Mins read
Sejalan dengan perkembangan zaman dan sesuai dengan keadaan umat Islam lainnya, dalam Syiah berkembang berbagai pemikiran keislaman yang pada intinya berpusat pada…
Keislaman

Kontribusi Ilmu Kalam Untuk Menyelesaikan Persoalan Radikalisme dan Sekulerisme 

4 Mins read
Radikalisme adalah paham atau aliran radikal. Radikal merupakan perubahan secara mendasar dan prinsip, atau dapat diartikan bahwa radikalisme berarti suatu konsep atau…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights