Penulis : Tawfiq Ndon
KULIAHALISLAM.COM – Sebelum kita beropini lebih jauh tentang saudara muslim kita, ada baiknya membaca kembali perjuangan mereka dari penjajahan.
Jangan sampai kita beropini negatif karena merasa paling nyunah dan hanya karena termakan propaganda orang kafir dan munafik.
Afghanistan Pasca Jihad Melawan USSR
Pasca Uni Soviet kalah dalam perang Afghanistan 1979 – 1990, Afghanistan masih dipimpin sisa-sisa rezim komunis Najibullah dan Komandan militernya bernama Rashid Dostum. Najibullah berjanji akan menerapkan pemerintahan komunis yang moderat dan multipartai.
Pada bulan April 1992 kelompok faksi-faksi Mujahidin menguasai Kabul. Rezim komunis Najibullah tumbang. Pada masa itu Afghanistan dikontrol banyak faksi-faksi mujahidin dan suku-suku bersenjata. (Freedom or Theocracy ?: Constitutionalism in Afghanistan and Iraq. Northwestern Journal of International Human Right)
Faksi-faksi Afghanistan di era konflik internal seperti
- Burhanuddin Rabbani (Jamiat e-Islami), kemudian membentuk Front Nasional Afghanistan dan jadi Presiden Afghanistan 1992-1996.
- Abdul Robb Rasul Sayyaf (Ittihadul Islami), sekarang menjadi anggota parlemen Afghanistan.
- Qulbudin Hikmatyar (Hizbul e-Islami / Front Nasional Afghanistan) sekarang oposisi pemerintah boneka Afghanistan dan tidak pro Taliban.
- Ahmad Shah Masood (Aliansi Utara / Front Nasional Afghanistan). Pro AS-NATO.
- Jalaludin Haqqani (Haqqani Group /Kontra Front Nasional Afghanistan). Sekarang pro Taliban.
- Muhammad Yunus Khalis (Hizbul e-Islami) Guru di Darul Ulom Haqqania Pakistan tempat Mulla Muhammad Umar belajar Islam. Pro Taliban.
Faksi-faksi besar yang eksis di Afghanistan pasca tumbangnya rezim komunis Najibullah membentuk Front Nasional Afghanistan, kemudian membentuk pemerintahan republik dan tidak menerapkan Syariat Islam.
Rezim yang dipimpin Burhanuddin Rabbani ini gagal mengontrol Afghanistan sehingga kejahatan, konflik lintas suku, lintas faksi meningkat tajam.
Lahirnya Taliban
Kandahar menjadi salah satu provinsi yang paling carut marut di era kepemimpinan Burhanuddin Rabbani. Keadaan ini membuat prihatin kalangan santri yang kelak disebut Taliban (dari kata Tholib artinya Pelajar, dalam bahasa Arab).
Ada 19 santri dengan berkendaran roda dua keliling Distrik Spin Boldak di wilayah Kandahar, mereka melakukan Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan mengamankan desa-desa dari rampok dan pelaku kejahatan lain.
Gerakan yang dipimpin oleh Mulla Muhammad Umar ini mendapat simpati yang luar biasa dari masyarakat. Gerakan ini mendirikan mahkamah syariah di desa-desa guna menegakkan hukum syariah dan menjaga keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat. Gerakan ini muncul tahun September 1994.
Dua tahun gerakan ini berjalan hinggal 27 September 1996 mereka menaklukkan ibukota Kabul. Mereka mendeklarasikan Da Afghanistan Islami Emarat (bahasa Pashtun) artinya Pemerintahan Islam Afghanistan, Mulla Muhammad Umar Mujahid diangkat menjadi pemimpin tertinggi.
Taliban menerapkan Syariat Islam di 94% wilayahnya. Para aktivis alumnus Jihad Afghanistan 1979-1990 hijrah ke Afghanistan untuk mencari suaka politik setelah diburu oleh aparat negaranya dan negara-negara tempat mereka mencari suaka sebelumnya.
Taliban menyediakan pemukiman dan kamp-kamp pelatihan militer bagi para mujahidin, sosok fenomenal Osama bin Laden pun hijrah ke Afghanistan setelah sebelumnya menetap di Sudan dan pindah karena pemerintahan Umar Basyir di Sudan ditekan AS.
Osama bin Laden disambut baik oleh Taliban dan turut membantu membangun Afghanistan pasca dikuasai Taliban. (Dakwah Al Muqawwamah Al Islamiyah Al Alamiyah, Syaikh Abu Mus’ab As Suri)
Langkah-langkah Taliban diawal berkuasa diantaranya :
- Melucuti senjata dari kalangan suku untuk mencegah senjata tersebut digunakan dalam bentrokan antar suku dan mencegah perampokan bersenjata.
- Menjatuhkan hukuman murtad bagi Najibullah mantan presiden Afghanistan berhaluan komunis kaki tangan Rusia dan mengusir Najibullah dari kompleks PBB di Kabul.
- Menutup kamp-kamp militer yang dikontrol faksi-faksi di luar Taliban, menghancurkan patung-patung yang ada di bangunan-bangunan seperti hotel.
- Mendirikan Mahkamah Syariah di provinsi-provinsi dibawah kendali mereka.
- Mendirikan Kementrian Amar Ma’ruf Nahi Munkar, menghancurkan patung Budha Bamiyan, patung Budha terbesar di dunia pada masa itu serta menutup kuburan-kuburan yang dikultuskan untuk mencegah pratik kesyirikan.
Gambaran Penerapan Syariat Islam oleh Taliban 1996-2001
Menerapkan jizyah kepada orang-orang kafir dan memerintahkan mereka membedakan diri dalam penampilan dari orang-orang Muslim.
Menamakan orang kafir dengan sebutan Ahludz Dzimmah, menegakkan salat, memerintahkan aktivitas pertokoan, perkantoran serta pasar tutup ketika masuk waktu salat dan adzan berkumandang.
Mencegah korupsi, praktek kekufuran dan segala bentuk kemaksiatan dengan menutup tempat-tempat hiburan dan toko-toko yang menjual barang pendukung kemaksiatan.
Merubah radio-radio menjadi radio dakwah, melarang laki-laki mencukur habis janggutnya dalam rangka menjalankan sunnah Rasulullah saw, melarang wanita keluar rumah kecuali menggunakan hijab, melarang wanita berpergian kecuali ditemani mahramnya, memutus jaringan internet sementara untuk melindungi rakyat dari informasi yang buruk di internet.
Taliban juga melarang peredaran narkoba terutama opium. PBB mengeluarkan laporan dikutip oleh media-media dan diberi judul “Afghanistan is Free of Drugs” 15 Oktober 2001.
Dalam laporan disebutkan Komite PBB menyatakan bahwa produksi heroin turun sebanyak 91% di Afghanistan. PBB juga menyatakan ekspor heroin banyak dilakukan di wilayah Aliansi Utara.
Kementrian Pendidikan melarang wanita untuk ke sekolah umum yang berkurikulum sekuler. Taliban menyatakan hal itu mereka lakukan sambil mempersiapkan sekolah khusus wanita dengan kurikulum Islam.
Selama perang melawan AS pasca 2001 Taliban mulai membuka sekolah untuk wanita (liputan Al Jazeera berjudul “The Girls of The Taliban” 2015).
Mewajibkan kitab Akidah Ath Thahawiyah tulisan Imam Abu Ja’far Ath Thahawi dan Syarahnya yang ditulis Imam Ibnu Abi Izz Abdussalam sebagai rujukan pendidikan akidah di sekolah-sekolah yang dikelola Taliban. (At Tibyan fii Kufrin man A’an Al Amerikan, DR. Nashir bin Hamid Al Fahd).
Serangan 11 September 2001 dan Isu Terorisme
Perlu diketahui isu terorisme sebenarnya sudah digaungkan oleh AS sejak awal dekade 90-an. Salah satu bukti dari hal ini adalah pemburuan dan penangkapan Syaikh DR. Umar Abdurrahman (Ulama asal Mesir yang terjun ke Jihad Afghanistan melawan Uni Soviet) atas tuduhan percobaan peledakan WTC pada 1993.
Beliau ditangkap 1994, dipenjara di Guantanamo hingga wafat 2017. Pemerintah Islam Afghanistan (Taliban) menyadari hal ini.
Mereka justru mengeluarkan kebijakan untuk menampung para aktivis Islam alumni Jihad Afghanistan ke negaranya karena mereka diburu dan dituduh teroris.
AS menganggu posisi Taliban dengan mendukung oposisi-oposisi kontra Taliban seperti Aliansi Utara. Paska serangan 11 Septeber 2001 terjadi. AS langsung menuduh Al Qaeda dan Syaikh Osama bin Laden sebagai dalang dibaliknya.
AS meminta Pemerintah Islam Afghanistan untuk menyerahkan Osama bin Laden ke AS agar diadili di AS. Mulla Muhammad Umar menolak permintaan AS walau diancam akan diserang.
Mulla Muhammad Umar menyatakan jika Syaikh Osama bin Laden terbukti bersalah, biar diadili di Afghanistan oleh Mahkamah Syariah. AS langsung melabeli Al Qaeda dan Taliban sebagai teroris.
Mulla Muhammad Umar berpidato dan menyebarkan pesan bahwa mereka tidak akan menyerahkan Osama bin Laden dan bersiap untuk berjihad melawan AS dan sekutunya pada 1 Oktober 2001. Pada 7 Oktober 2001 AS memulai invasi ke Afghanistan. (Haqiqatu Al Harb As Sholibiyah Al Jadidah, Syaikh Yusuf bin Sholih Al Uyairi)
Setelah perang dimulai, AS merebut Kabul pada 13 November 2001, mereka mengira Taliban sudah habis. Namun perkiraan AS salah besar, Taliban melawan dengan taktik gerilya dan terus mengontrol banyak wilayah basisnya.
G.W. Bush memegang prinsip “No nation can negotiate with terrorists” sehingga pada 2001-2008 yang terjadi adalah perang, beberapa upaya perundingan selalu terhambat dan perundingan kebanyakan terbatas pada pertukaran tawanan.
Pada November 2009 Barack Obama jadi presiden AS. Kebijakan bergeser, status Taliban dirubah dari organisasi teroris menjadi insurgen (separatis).
Pada fase ini AS sudah mulai kewalahan dan kehabisan biaya melawan Taliban. Perubahan status Taliban membuka peluang untuk berunding antara AS dan Taliban. (http://reliefweb.int/sites/reliefweb.int/files/resources/RP2013-06-Taliban-Talks_web.pdf)
Pada bulan maret 2009, Obama mengusulkan gagasan menjangkau elemen Taliban Afghanistan yang moderat. Perundingan gagal dilanjutkan karena pada Februari 2010 Mulla Abdul Ghani Baradar ditangkap di Pakistan.
Kontak langsung antara Taliban dan pejabat AS dimulai di Munich, Jerman pada 2011, difasilitasi oleh pejabat Jerman dan anggota Kerajaan Qatar.
Pembicaraan awal di Doha antara Taliban dan AS tentang pembebasan lima tahanan Guantanamo, termasuk tiga komandan senior Taliban, dengan imbalan seorang tentara Amerika.
Taliban bertemu dengan pejabat Amerika di Qatar untuk membahas langkah-langkah awal untuk membangun kepercayaan, termasuk kemungkinan pemindahan tahanan.
Pemerintah Afghanistan dan Pakistan tidak terlibat dalam negosiasi. Taliban membuka kantor perwakilan politik di Doha, Qatar pada 3 Januari 2012.
Negosiasi antara AS dan Taliban hampir gagal karena ketidaksepakatan mengenai apakah petinggi Taliban yang dibebaskan dari Guantanamo akan tetap di bawah pengawasan di Qatar atau tidak.
Pada 2018 Mulla Abdul Ghani Baradar dibebaskan dan langsung memimpin tim politik Taliban. Akhirnya AS dan sekutunya tarik seluruh pasukan dari Afghanistan bertahap selama 14 bulan, dan membebaskan seluruh tahanan perang oleh AS serta penghapusan sanksi kepada seluruh anggota Taliban oleh AS.
Taliban diminta rekonsiliasi internal Afghanistan setelah AS menarik mundur pasukan. Taliban diminta menjamin bahwa Afghanistan tidak digunakan untuk merencanakan serangan terhadap AS dan sekutunya, kesepakatan tersebut mendapat pengesahan dari PBB. Penandatanganan dilakukan maret 2020.
Tanggal 15 Agustus 2021Taliban mendeklarasikan Kemenangan Imarah Islam Afghanistan atas AS dan sekutunya setelah 20 tahun perang.
Pemimpin Taliban Setelah Mulla Muhammad Umar adalah Mulla Akhtar Muhammad Mansur Rahimahullah Juli 2015 – Mei 2016 dilanjutkan Mulla Hibatullah Akhundzada Juni 2016 – sekarang.
Pemahaman Islam Taliban adalah Ahlus Sunnah Wal Jamaah, pemahaman akidah Taliban secara umum mengacu kepada kitab Akidah Ath Thahawiyah, dalam memahami Sifat Allah Taliban mengikuti Mazhab Ma’turidiyah dari Imam Abu Mansur Al Ma’turidi, dalam fikih, Taliban mengikuti Madzab Imam Abu Hanifah (Mazhab Hanafiyah) sebagaimana dianut oleh mayoritas kaum Muslimin di Asia Selatan.
Apakah Akidah Ma’turidiyah Masuk Kategori Aswaja ?
Syaikh Abul Aun As Safarini Al Hanbali dengan tegas mengatakan bahwa “Ahlus Sunnah wal Jama’ah terdiri dari tiga kelompok, yaitu, Al Atsariyyah dengan imamnya Ahmad bin Hambal, Al Asy’ariyyah dengan imamnya Abul Hasan Al Asy’ari dan Al Maturidiyyah dengan imamnya Abu Manshur Al Maturidi” (Lawami’ Al Anwar Al Bahiyyah, 1/73).
Sedangkan Lajnah Daimah menyatakan bahwa “Ulama yang menakwilkan sebagian sifat-sifat Allah atau menyerahkan sepenuhnya kepada Allah tentang hakikat makna sifat-sifat masih tergolong Ahlus Sunnah dalam masalah-masalah yang sesuai dengan para sahabat radhiyallahu ‘anhum dan para ulama salaf pada tiga abad pertama yang mendapatkan persaksian baik dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun mereka bersalah karena mentakwil nash yang menjelaskan tentang sifat-sifat Allah.” (Fatawa Lajnah Daimah: 3/241).
Bagaimana Sikap Kita Sebagai Muslim Terhadap Taliban
Sudah seharusnya kita memberikan loyalitas terhadap Taliban karena mereka Muslim saudara kita yang melawan penjajah AS dan sekutunya. Berhusnudzon, berprasangka baik terhadap Taliban karena telah membuktikan konsistensi dan prestasi menegakkan syariat Islam 1996-2001.
Menahan diri dari berkomentar apalagi menuduh Taliban dengan berbagai komentar dan tuduhan negatif, ingat mereka baru saja berkuasa kembali setelah 20 tahun perang, perlu waktu untuk memperbaiki banyak hal. Tabayun, hati-hati menerima informasi dari media sekuler dan media kafir/munafik termasuk medsos.
Pastikan sumber informasi kita valid. Sebarkan info yang valid dan positif terkait Taliban dengan objektif dan adil.
Dan jangan lupa doakan Taliban agar istiqomah dan senantiasa mendapat pertolongan Allah dalam menegakkan Islam.
Penulis adalah Sekretaris Bidang KOKAM & SAR PDPM Kendal