(Sumber Gambar: Redaksi Kuliah Al-Islam) |
Oleh: Fitratul Akbar
KULIAHALISLAM.COM – Sejarah
pendirian sebuah negara tidak terlepas dari peristiwa pergolakan tokoh-tokoh
baik dalam melawan serangan pihak luar (kolonialisme) yang mengubah tatanan
kondisi sosial ekonomi maupun proses pembentukan dasar falsafah dalam negara tertentu.
Peristiwa sejarah yang terjadi dalam perjalanan
negara Indonesia dalam mencapai eksistensi
kemerdekaan adalah Sumpah Pemuda. Sumpah pemuda adalah salah satu tonggak sejarah yang penting
bagi eksistensi kemerdekaan bangsa Indonesia,
seperti kita ketahui ada 3 butir nilai dari sejarah peristiwa sumpah pemuda
untuk bangsa indonesia, yaitu bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa
satu.
Proses kelahiran
bangsa Indonesia ini merupakan
buah dari perjuangan rakyat selama ratusan tahun tertindas di bawah kekuasaan
kolonialis pada saat itu, karena dengan kondisi ketertindasan itulah yang
kemudian mendorong para pemuda (pelajar dan mahasiswa) membulatkan tekad
menemukan identitas, jati diri bangsa, persatuan dan sekaligus mengangkat
eksistensi atau harkat martabat hidup rakyat pribumi Indonesia. Juga dengan tekad,
semangat, persatuan dan kesatuan itulah yang menjadi modal perjuangan seluruh
pemuda (pelajar dan mahasiswa), dan warga masyarakat indonesia dari Sabang sampai Merauke sehingga
berhasil meraih Kemerdekaannya
yaitu pada tanggal 17 Agustus
1945.
Kegagalan dalam
memperjuangkan kemerdekaan indonesia membuat mereka sadar bahwa rasa
nasionalisme. Para pemuda dan rakyat tidak lagi berjuang sendiri, melainkan
berjuang bersama-sama antar organisasi pelajar dan tokoh tua dan muda (lintas
generasi). Sejak awal pergerakan, semboyan “bersatu kita teguh, bercerai
kita runtuh”. Telah diterima kaum pergerakan sebagai syarat mutlak
berhasilnya perjuangan menuju indonesia merdeka. Dengan semangat persatuan,
semua potensi organisasi-organisasi yang ada, khususnya studie club-studie club, akan dapat
diperdayakan.
Keputusan yang
bertema satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa adalah suatu putusan yang
nyata-nyata menentang politik devide et impera dari pemerintah
kolonial. Pertentangan antara kepentingan pemerintah kolonial disatu pihak dan
kepentingan rakyat jajahan dilain pihak. Pada waktu itu dirumuskan dengan
kata-kata: pertama
lahirnya di ikarkan
persatuan dan kesatuan menuju kemerdekaan indonesia. di dalamnya terkandung 2
hal yang perlu diingat, yaitu:
1). ikrar pemuda pemuda indonesia,
keputusan kongres. 2). pertama kalinya di perdengarkan lagu
Indonesia Raya. Pada
kongres yang kedua itulah munculnya konsensus nasional sumpah pemuda, yang
melahirkan 4 poin adalah:
1). Mengikrarkan sumpah
pemuda. 2). Merah putih diakui
sebagai bendera nasional.
3). Indonesia raya diakui
sebagai lagu kebangsan. 4). Semua organisasi
pemuda di lebur
dalam satu wadah, yaitu Indonesia Merdeka.
Sudah menjadi sunatullah
adalah bahwa, pemuda-pemudi identik dengan beragam kelebihannya seperti,
semangat membara, selalu gelisah, dinamis, energik, anti kemapanan, dll. Negara indonesia
telah terbukti bahwa para pemuda telah memainkan peran penting dan garda
terdepan dalam menuntut dan melakukan perubahan perjalanan sejarah dan
pemerintah negara indonesia dari orde ke orde. Maka tidak heran banyak
tokoh-tokoh Indonesia
yang menaruh harapan kepada para pemuda, seperti ungkapan tokoh Proklamasi Bung
Karno, “Berikan aku
1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Berikan aku 10
pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Bung Hatta berkata, “Pemuda
engkaulah pahlawan dalam dadaku, jadilah pemuda sejati jangan menjadi
pemuda-pemudaan”. Pramoedya Ananta Toer, “Sejarah
dunia adalah sejarah orang muda, apabila angkatan muda mati rasa maka matilah
sejarah bangsa”.
Pemuda merupakan
harapan bangsa, memiliki masa depan dan jiwa kepemimpinan pemuda
yang merupakan salah satu unsur dari bagian negara yang perlu di bina dan
diperhatikan. Karena melalui kaum muda inilah bangsa mampu mengembangkan jati
diri sebagai cerminan yang memiliki nilai-nilai budaya dalam segala aspek
kehidupan. Apabila budaya bangsa sudah dimiliki dan didalami oleh generasi
muda, maka jika gempuran globalisasi mampu diimbangi oleh bangsa sehingga tak
terhempas arus globalisasi yang semakin besar. bagaimana peran generasi muda di
dalamnya. Partisipasi yang diberikan dalam berbagai aspek kehidupan, serta
seberapa besarkah peran pemuda dalam pengambilan keputusan sehingga mampu
ikutserta dalam mensejahterakan kehidupan masyarakat khalayak. Generasi penerus
saat ini tidak harus melanjutkan perang melawan penjajah, melainkan bagaimana
melanjutkan cita-cita para pejuang terdahulu dengan menjadi pemuda yang
produktif, kreatif, kritis dan sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga
negara.
Dalam sejarah
tiap-tiap bangsa yang lama tertindas, pemudalah yang menjadi pelopor, perintis
jalan menuju perbaikan nasib bangsa. Tidak lain suratan hidup pemuda indonesia!
sejarah kita dimasa yang lalu menyatakan, bahwa gerakan pemuda boleh ditulis
dengan tintas emas. Pemuda disekolah dokter di jakarta yang pertama kali
membuka jalan kepada gerakan kebangsaan, yeng bermula dengan Budi Utomo.
Kemudian, pemuda lagi dari luar negeri yang berkumpul dalam perhimpunan
indonesia, yang mentut terang indonesia merdeka, dan menjadi pelopor pergerakan
nasional yang hebat. Juga gerakan pemuda yang berada di indonesia sejak tahun
1928 boleh dibanggakan oleh bangsa kita.
Dengan demikian,
kesadaran sejarah adalah bukan mengingat kekerasan (penjajahan), kehancuran,
peperangan, dan kejadian suram masa lalu. Melainkan kesadaran sejarah adalah
mengambil atau memetik setiap kejadian masa lalu sebagai hikmah pelajaran,
pemacu semangat perjuangan untuk agenda masa kini agar meraih kejayaan di masa
depan. Sumpah pemuda memiliki pengaruh, yang sangat kuat bagi semangat
perjuangan untuk mencapai eksistensi kemerdekaan negara indonesia, pada waktu
itulah terjadi kesepakatan antar berbagai organisasi untuk menjadi satu.
Melupakan atau menyingkirkan ego kedaerahan, kesukuan, dan perbedaan agama.
Sumpah pemuda tonggak persatuan dan kesatuan bagi bangsa indonesia, sumpah
pemuda bagian proses aktualisasi sila Persatuan Indonesia.
Referensi:
Dasar-dasar
Indonesia Merdeka Versi Para Pendiri Negara. S.Silalahi, M.A. hlm 14
Muhammad Hatta,
Kumpulan Karangan, hlm 206