(Sumber Gambar: Redaksi Kuliah Al-Islam) |
KULIAHALISLAM.COM – Pergeseran zaman mempengaruhi ke elemen masyarakat yang dapat menggiring perkembangan pola hidup anak, ditambah dengan kemajuannya teknologi yang mudah diakses berdampak terhadap gaya hidup masyarakat. Bagi masyarakat dengan kondisi berkecukupan, tentu kondisi kehidupan berlebihan dan bermewah-mewahan telah menjadi kebiasaan sehari-hari. Pola hidup ini tidak terlepas dari interaksi baik dengan media sosial maupun lingkungan. Sehingga berimbas bagi pola hidup kehidupan keluarga dan anak. Anak yang seharusnya dalam pendidikan Islam diajarkan hidup sederhana dan tidak berlebih-lebihan malah ternodai dengan perilaku bermewah-mewahan tersebut.
Pola kehidupan bermewah-mewahan juga sudah dialami oleh anak-anak semenjak usia dini. Peran orang tua yang terbiasa memanjakan anak-anak dengan barang-barang mewah tanpa memperhatikan dampak untuk kehidupan keberlanjutan si anak di masa mendatang. Jika semenjak anak usia dini tidak dibiasakan dengan pola hidup sederhana, maka si anak tidak dapat lagi tertanam nilai kesederhanaan pada diri anak.
Makna Hidup Bersahaja
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) bersahaja artinya sederhana, tidak berlebihan. Artinya sikap yang tidak berlebihan atau merasa cukup terhadap apa yang telah dimilki. Sikap bersahaja harus ditanamkan pada anak mulai sejak dini karena untuk memilah dan memilih antara apa yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan.
Hidup bersahaja adalah hidup sederhana dan tidak berlebih-lebihan, memiliki ketaatan kepada Allah dan hidup pada jalan lurus yang diridhai Allah, Jujur, adil dan menjadi umat pertengahan yang tidak berlebihan (Q.S. Al-Araf (7): 31), tidak kikir (Q.S. Al-Furqon (25): 67) dan tidak bermegah megahan (Q.S. At-Takasur (102): 1-8). Lukman mengajarkan dan melatih anaknya untuk bersikap bersahaja,.sebagaimana tersirat dalam kalimat “waqsid fii masyyika” pada ayat ke-19. Sikap inilah yang harus dilatihkan dan dibiasakan kepada anak, karena hidup bersahaja merupakan salah satu prinsip dasar ajaran Islam.
Gaya hidup bersahaja dan sederhana merupakan salah satu gaya hidup yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Rasulullah memilih gaya hidup sederhana dan berzuhud dengan dunia dan isinya. Inilah keteladanan gaya hidup yang ditunjukkan oleh pemimpin besar seperti Rasulullah. Rasulullah bukan lah orang yang tak bisa kaya raya. Hidup zuhud menjadi pilihan dirinya sebagai seorang Nabi dan Rasul.
Seorang Rasul adalah contoh tauladan bagi ummatnya, maka apa yang dipilih oleh Rasulullah adalah suri tauladan terbaik yang akan membuat hidup lebih bahagia. Meskipun gaya hidup bersahaja dan sederhana merupakan gaya hidup yang dipilih oleh Rasulullah, namun beliau tidak pernah melarang ummatnya untuk menjadi kaya. Bahkan beliau mendukung ummat Islam untuk menjadi kaya. Para sahabat di masa Rasulullah seperti Usman bin Affan merupakan sahabat dari kalangan yang kaya raya yang selalu siap menafkahkan kekayaannya untuk dakwah Islam. Islam meminta ummatnya untuk menjadi kaya agar dari kekayaan itu diberikan untuk kemaslahatan dakwah Islam itu sendiri.
Hidup bersahaja berarti juga memaknai hidup dengan istiqamah, Nabi saw bersabda: Artinya: “Ketahuilah seandainya seluruh umat berkolaborasi untuk memberikan manfaat kepadamu maka tidak akan mampu melakukannya kecuali dengan ketetapan yang Allah tuliskan untukmu. Seandainya seluruh umat berkolaborasi untuk membahayakanmu, maka mereka tidak akan mampu membahayakanmu sedikitpun kecuali dengan ketetapan yang telah Allah tuliskan untukmu”.
Hidup Bersahaja Nabi Muhammad Saw
Pola hidup sederhana telah dipraktekkan oleh Nabi Muhammad SAW yang tertuang dalam hadits yang dapat dipelajari untuk meneladani nilai kesederhanaan dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi pola hidup sederhana Nabi dapat ditinjau dari fakta-fakta sosial yang mempengaruhi kualitas kesadaran Nabi bersikap rendah hati, sabar di depan pengikutnya (Siregar, 2013). Kesederhanaan dimaknai sebagai sikap hidup yang jauh dari kata mewah atau tidak berlebih-lebihan. Namun bukan berarti dengan memiliki sikap kesederhanaan seseorang dilarang mengejar kekayaan sehingga hidup sederhana kemudian disalahtafsirkan atau identik miskin, tap yang maksud dari kata sederhana disini adalah pola hidup yang menghindari hal yang mubazir. Contohnya, ketika membeli atau membelanjakan sesuatu, maka seseorang akan memilih atau membeli barang yang memang dibutuhkan dan diperlukan dalam waktu dekat atau digunakan pada saat itu juga. Artinya bahwa nilai kesederhanaan merupakan pola hidup yang menghindari sikap pemborosan atau membelanjakan sesuatu yang bukan kebutuhan.
Secara terminologi kesederhanaan adalah seperti banyak diartikan sebagai cara hidup yang relatif cukup tidak berlebih-lebihan (Anwar, 2003). Kalau dirujuk dari kamus Bahasa Indonesia. kata sederhana artinya adalah bersahaja, mudah, gampang dan lapang (Anwar, 2003). Sedangkan dalam bahasa Inggris; simple, easily done or understood. Kalau dilihat dari beberapa perspektif arti daripada kehidupan sederhana, seperti di antaranya dari kelompok sufi mengartikan dengan arti zuhud artinya hidup sederhana atau mengurangi nafsu. Sedangkan Soetanto Soepiadhy berpandangan hidup sederhana adalah pola hidup bersahaja tidak melampaui batas atau berlebihan (Soepiadhy, 2019). Penanaman nilai kesederhanaan sejak dini memiliki banyak manfaat, diantaranya yaitu: orang yang terbiasa memiliki nilai kesederhanaan dalam dirinya, senantiasa akan selalu bahagia, mudah tersenyum, karena ia terhindar dari hal-hal yang membuat dia resah atau hal yang menyesakkan dada. Orang yang menerapkan pola kesederhanaan dalam hidupnya juga akan selalu merasa optimis dan jauh dari rasa keputusasaan dan kesedihan yang tidak ada gunanya. Sikap-sikap seperti itulah yang membuat orang yang memiliki nilai kesederhanaan untuk merasa cukup atas apa yang ia miliki dan tidak rakus untuk merampas hak milik orang lain. Karena dengan kelapangan dada yang ia rasakan membuatnya seolah merasakan tidak ada yang membuatnya lagi baginya kebutuhan terhadap harta yang bermewah-mewahan. Seperti yang juga tertuang dalam Al-Qur’an dan Hadits yang juga melarang umat muslim untuk hidup dalam bermewah-mewahan (Munawar & Rachman, 2019). Pentingnya memiliki nilai kesederhanaan dalam diri perlu ditanamkan sejak sedini mungkin, mengingat begitu banyak hal positif yang didapat ketika menerapkan pola hidup sederhana serta merupakan anjuran bagi umat muslim itu sendiri. Untuk itu perlunya pembahasan lebih lanjut mengenai penanaman nilai kesederhanaan sejak dini agar anak terbiasa untuk menerapkan pola hidup sederhana dan tidak mengikuti pola hidup yang salah yang akan berdampak buruk bagi kehidupannya di masa yang akan datang serta menjadi tabiat yang kurang baik bagi anak.
Kesimpulan
Penanaman nilai kesederhanaan sejak dini memiliki banyak manfaat, seperti dengan di biasakan-nya untuk melakukan pola hidup sederhana akan terbiasa untuk tidak berlebihan dalam banyak hal, seperti merasa cukup memiliki mainan yang dia butuhkan sekarang, merasa cukup dengan uang yang diberikan secukupnya oleh orang tuanya, menggunakan barang-barang yang sederhana, dan merasa bersyukur atas apapun yang dimiliki, dengan mudah tersenyum juga menandakan anak sudah hidup dalam kesederhanaan.