(Sumber Gambar: Redaksi Kuliah Al-Islam) |
Sambutan narasumber 1 Maratusoaliha, S.S. beliau mengatakan, “Saya mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada bang . Marewo, ini adalah karya sastra yang kesekian, karya terbaru ini membuat saya tidak tidur, karena harus mereview bukunya untuk keperluan diskusi/launching, yang kita rayakan hari ini. Terus terang saya tidak bisa tidur karena saya harus membuka dan membaca kembali karya-karya N. Marewo di perpustakaan pribadi saya. Sebelumnya saya tidak mengenal beliau, mungkin beberapa tahun silam. saya adalah guru di MAN Kota Bima, saya guru bahasa dan sastra Indonesia. Salah satu Materi dalam bahasa Indonesia itu adalah materi tentang resensi, saya mencari buku pada waktu itu masih sangat terbatas, saya mencari buku-buku yang membahas khusus tentang materi resensi. Lalu saya meresensi beberapa buku karya-karya sastra puisi dan novel, lalu saya berikan ke siswa-siswi dalam pelajaran saya. Sebelumnya, terus terang saya belum mengenal N. Marewo, nah Marewo pasti nama asli dari Bima, ternyata memang benar N. Marewo penulis dari Tanah Bima. Kembali kedalam novel terbaru nya BUKHANKA ini. Terus terang teman-teman, hampir semua karya sastra Bang N. Marewo saya perlu jeda, perlu banyak saya selami dulu, banyak yang saya pelajari dulu, ketika saya membaca novel BUKHANKA ini. Tokoh utama dalam novel ini dia bergaul dengan siapa saja, tanpa pandang bulu, dia seorang pemuda yang begitu lepas, begitu bebas memperlakukan semua manusia tanpa tendensi apapun, yang memanusiakan semua manusia, selain itu sosok BUKHANKA memiliki sikap kepedulian yang tinggi, bukan hanya dalam novel ini tetapi novel yang lainnya, seperti novel Budak, Jangan Menangis Bangsaku, bahwa Bang N. Marewo selalu memberikan nilai-nilai cinta pada martabat kemanusiaan, perempuan, dan lingkungan hidup, karena lingkungan hidup ini memberi banyak hal kepada manusia, alam tidak berharap meminta dibalas balik, apakah kita manusia yang berpikir, mau berbuat baik tanpa tendensi”, karena itu, pertama adalah pesan atau nilai yang disampaikan, yang yang membedakan karya sastra yang lain dalam hal ini Bang N.Marewo menulis dengan hati dan sampai ke hati pembaca. Membaca karya-karya beliau membuat saya terus berubah, berbuat sesuatu yang seharusnya tidak perlu kita lakukan, menjauhi sesuatu yang seharusnya kita perlu tinggalkan. Jadi, kita menulis karena menulis saja, tanpa tendensi uang, materi dan ketenaran. Karena kita meninggalkan karya-karya yang bermanfaat bukan sesuatu gelar atau nama-nama”.
Narasumber 2 Parewa Kae, Narasumber 3 Husein La Odet, Narasumber 4 La Ndolo Conary
Acara berjalan baik, lancar, khidmat, dan kekeluargaan. Hadir sahabat-sahabat, guru-guru dan sesepuh dan sahabat-sahabat yang berjasa menemani, berdiskusi dan berdialektika dalam menemani proses kreatif berkarya, membaca, menulis dan berdiskusi setiap karya-karya sastra terbaru dan fenomena masyarakat Bima. Selain itu, hadir juga pegiat lietarsi, komunitas literasi, komunitas pegiat sastra dan budaya Bima.
Pada akhir, pertemuan launching Novel dan Bedah Buku baru tersebut. Narasumber memberikan testimoni tentang proses kreatif menulis Bang N Marewo. Baik sisi kepribadian dan karya-karya yang dihasilkannya.