Suatu ketika Nabi Sulaiman alaihisallam sedang mencari burung Hud-hud namun tidak menemukannya. Para Ulama berbeda pendapat apa tujuan Nabi Sulaiman mencari burung Hud-hud ?. Abdullah bin Salam, Ibnu Abbas berpendapat bahwa ; “ Adapun mengapa Nabi Sulaiman mencari burung Hud-hud, sebab dia ingin mengetahui seberapa jauh air yang terdapat di dalam bumi. Sebab saat itu Nabi Sulaiman berhenti di padang Sahara yang tandus yang tidak ada air disana, sementara burung Hud-hud memiliki kemampuan melihat isi perut bumi. Burung Hud-hud akan mengabarkan pada Nabi Sulaiman keberadaan air dalam bumi dan Jin akan mengeluarkan air tersebut”.
وَتَفَقَّدَ ٱلطَّيْرَ فَقَالَ مَا لِىَ لَآ أَرَى ٱلْهُدْهُدَ أَمْ كَانَ مِنَ ٱلْغَآئِبِينَ
Arab-Latin: Wa tafaqqadaṭ-ṭaira fa qāla mā liya lā aral-hudhuda am kāna minal-gā`ibīn.Artinya: Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: “Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir”, (Q.S An-Naml ayat 20).
Ulama lain berpendapat bahwa Nabi Sulaiman mencari Hud-hud karena saat ia memeriksa kerajaannya yang besar, ia tidak melihat burung Hud-hud. Dari sini dapat diambil pelajaran agar para pemimpin selalu memeriksa keadaan rakyatnya, sebagaimana Umar bin Khattab yang mengikuti jejak kepemimpinan Nabi Sulaiman. Umar bin Khattab berkata : “Jika ada seekor anak kambing yang mati diterkam Serigala, Umar akan ditanya Allah soal itu”. Ibnul Mubarak berkata : “ Tidak ada yang merusak agama kecuali pemimpin yang jahat dan Ulama yang jahat bersama para sufinya”. Kemudian ada Ulama berpendapat tujuan Nabi Sulaiman mencari burung Hud-hud karena Nabi Sulaiman ingin mengukur seberapa luas kerajaan yang ia kuasai”.
Dalam Al-Qur’an surah an naml ayat 21 disebutkan bahwa ;
لَأُعَذِّبَنَّهُۥ عَذَابًا شَدِيدًا أَوْ لَأَا۟ذْبَحَنَّهُۥٓ أَوْ لَيَأْتِيَنِّى بِسُلْطَٰنٍ مُّبِينٍ
Arab-Latin: La`u’ażżibannahụ ‘ażāban syadīdan au la`ażbaḥannahū au laya`tiyannī bisulṭānim mubīn.Artinya: “Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang”.
Ketika Nabi Sulaiman tidak menemukan burung Hud-hud, Nabi Sulaiman mengumumkan akan menghukum burung Hud-hud jika ia tidak membawa alasan yang benar. Ulama berkata bahwa Nabi Sualiman hendak menghukum Hud-hud dengan menjemurnya di panas terik kemudian mencabuti semua bulunya, ada yang berpendapat Hud-hud akan dikurung dalam sangkar. Kemudian, akhirnya burung Hud-hud tiba dan membawa kabar soal negeri Saba. Allah berfirman ;
فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيدٍ فَقَالَ أَحَطتُ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهِۦ وَجِئْتُكَ مِن سَبَإٍۭ بِنَبَإٍ يَقِينٍ
Arab-Latin: Fa makaṡa gaira ba’īdin fa qāla aḥaṭtu bimā lam tuḥiṭ bihī wa ji`tuka min saba`im binaba`iy yaqīn. Artinya: Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.
Hud-hud mengabarkan pada Nabi Sulaiman adanya seorang wanita yang bernama Balqis binti Syarahil yang memimpin negeri Saba. Ulama berkomentar soal ini, bagaimana mungkin Nabi Sulaiman tidak mengetahui Ratu Balqis ?. Imam Al-Qurthubi menyatakan bahwa Allah yang menyembunyikannya dari Nabi Sulaiman untuk kemaslahatan.
Ratu Balqis
Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan ; “ Imam Al-Hasan al-Basri mengatakan bahwa yang menguasai negeri Saba yaitu Ratu Balqis binti Syarahil. Qatadah mengatakan bahwa ibu Ratu Balqis adalah jin perempuan yang menguasai negeri Saba karena itu tumit kaki Ratu Balqis seperti teracak kuda. Zuhair ibn Muhammad mengatakan bahwa Balqis binti Syahril ibn Malik ibnu Rayyan, ibunya bernama Fari’ah yang merupakan jin perempuan. Ibnu Juraij berkata ibu Ratu Balqis bernama Balta’ah. Abdur Razzaq mengatakan Balqis berasal dari keluarga kerajaan, dan ia mempunyai dewan senat yang terdiri dari tiga ratus dua belas orang laki-laki, masing-masing mereka mempunyai ribuan tentara. Kerajaan mereka berada di suatu tempat yang dikenal dengan nama Ma-rib, jauhnya tiga mil dari kota San’a”.
Tafsir Imam Al-Qurthubi menyebutkan bahwa Wahib bin Jarir bin Hazim meriwayatkan dari Khalil bin Ahmad dari Utsman bin Hadhir, di berkata ; “Ibu Ratu Balqis dari bangsa Jin. Dia dipanggil Ba’amah binti Syaishan”. Ibnu Athiyah dalam kitabnya Al-Muharrar Al-Wajiz berkata ratu wanita ini menguasai kota-kota di Yaman dan memiliki kerajaan besar, singgasana yang agung dan beragama kafir.
Dalam Al-Qur’an surah An-Naml ayat 23-24 disebutkan ;
إِنِّى وَجَدتُّ ٱمْرَأَةً تَمْلِكُهُمْ وَأُوتِيَتْ مِن كُلِّ شَىْءٍ وَلَهَا عَرْشٌ عَظِيمٌ
Arab-Latin: Innī wajattumra`atan tamlikuhum wa ụtiyat ming kulli syai`iu wa lahā ‘arsyun ‘aẓīm. Artinya: Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.
وَجَدتُّهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ أَعْمَٰلَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ ٱلسَّبِيلِ فَهُمْ لَا يَهْتَدُونَ
Arab-Latin: Wajattuhā wa qaumahā yasjudụna lisy-syamsi min dụnillāhi wa zayyana lahumusy-syaiṭānu a’mālahum fa ṣaddahum ‘anis-sabīli fa hum lā yahtadụn. Artinya: Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk.
Ulama menyebutkan mereka menyembah api dan beragama Majusi. Ibnu Abbas menyebutkan panjang singgasana Ratu Balqis adalah 80 hasta dan luasanya 40 hasta, serta tingginya 30 hasta. Singgasananya dimahkotai intan dan permata yaqut merah, permata zaberjad hijau. Ahli sejarah menyatakan bahwa singgasana Ratu Balqis berada dalam istana yang sangat besar.Allah berfirman surah An-Naml ayat 25-28 ;
أَلَّا يَسْجُدُوا۟ لِلَّهِ ٱلَّذِى يُخْرِجُ ٱلْخَبْءَ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَيَعْلَمُ مَا تُخْفُونَ وَمَا تُعْلِنُونَ
Arab-Latin: Allā yasjudụ lillāhillażī yukhrijul-khab`a fis-samāwāti wal-arḍi wa ya’lamu mā tukhfụna wa mā tu’linụn.Artinya: Agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْعَظِيمِ ۩
Arab-Latin: Allāhu lā ilāha illā huwa rabbul-‘arsyil-‘aẓīm. Artinya: Allah, tiada Tuhan Yang disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai ‘Arsy yang besar”.
قَالَ سَنَنظُرُ أَصَدَقْتَ أَمْ كُنتَ مِنَ ٱلْكَٰذِبِينَ
Arab-Latin: Qāla sananẓuru a ṣadaqta am kunta minal-kāżibīn. Artinya: Berkata Sulaiman: “Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta.
ٱذْهَب بِّكِتَٰبِى هَٰذَا فَأَلْقِهْ إِلَيْهِمْ ثُمَّ تَوَلَّ عَنْهُمْ فَٱنظُرْ مَاذَا يَرْجِعُونَ
Arab-Latin: Iż-hab bikitābī hāżā fa alqih ilaihim ṡumma tawalla ‘an-hum fanẓur māżā yarji’ụn. Artinya: Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan”
Dalam Tafsir Imam Qurthubi menyebutkan Wahab dan Ibnu Zaid berkata bahwa ventilasi istana Ratu Balqis dibuat menghadap matahari terbit dan apabila matahari terbit pada saat itu Ratu Balqis menyembahnya. Ketika Ratu Balqis sedang menyembah Matahari, burung Hud-hud menjatuhkan surat dari Nabi Sulaiman. Ketika Ratu Balqis melihat surat itu ia terkejut karena didalamnya tertera nama kerajaan Nabi Sulaiman, kemudian Ratu Balqis mengumpulkan para pembesar kerajaannya”. Allah berfirman dalam Q.S An-Naml ayat 29-31;
قَالَتْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْمَلَؤُا۟ إِنِّىٓ أُلْقِىَ إِلَىَّ كِتَٰبٌ كَرِيمٌ
Arab-Latin: Qālat yā ayyuhal-mala`u innī ulqiya ilayya kitābung karīm. Artinya: Berkata ia (Balqis): “Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia.
إِنَّهُۥ مِن سُلَيْمَٰنَ وَإِنَّهُۥ بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Arab-Latin: Innahụ min sulaimāna wa innahụ bismillāhir-raḥmānir-raḥīm.Artinya: Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
أَلَّا تَعْلُوا۟ عَلَىَّ وَأْتُونِى مُسْلِمِينَ
Arab-Latin: Allā ta’lụ ‘alayya wa`tụnī muslimīn. Artinya: Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”.
Ulama mengatakan bahwa surat Nabi Sulaiman itu dimulai dengan “Bismillahirahmannirrahim”, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda : “ Siapa perkataan yang tidak dimulai dengan ucapan Bismillahirahmannirrahim maka perbuatan tersebut cacat”, (H.R Imam As-Suyuti dalam kitabnya Al-Jami’ Al-Kabir).
Dalam Q.S An-Naml ayat 32-34 disebutkan ; Dia Balqis berkata ; “Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku ini, aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam mejelisku”. Mereka menjawab “ Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan) dan keputusan berada di tanganmu : Maka pertimbangkanlah apa yang kamu perintahkan”. Dia berkata : “Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina, dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat”.
Ibnu Abbas berkata “ Ratu Balqis mempunyai 1000 orang raja kecil dan setiap raja kecil memiliki 100.000 serdadu”. Di dalam ayat Q.S An-Naml ayat 32-34 ini kita mendapati bagaimana Ratu Balqis berperilaku baik terhadap rakyatnya ditandai dengan sikap musyawarahnya dengan meminta pendapat kaumnya menangani suatu masalah. Wahab berkata : “pada saat Balqis membacakan surat Nabi Sulaiman, para pembesar kerajaan kaget ketika mendengar nama Allah, mereka mengira bahwa Nabi Sulaiman adalah Jin Ifrit”, kemudian seseorang berkata pada Baqlis bahwa Nabi Sualiman adalah seorang raja yang diutus dari raja langit yang disebut Allah dan gelarnya Ar-Rahman dan Ar-Rahiim”.
Ratu Balqis Mengirim Hadiah Pada Nabi Sulaiman
Dalam Q.S An-Naml ayat 35 : “ Sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan membawa hadiah dan aku akan menunggu apa yang akan dibawa kembali utusan itu”. Sa’id bin Jubair berkata dari Ibnu Abbas : “Balqis mengirim batu bata yang terbuat dari emas. Para duta utusan yang dikirim Ratu Balqis merasa takjub melihat batu batas emas itu, selain itu Balqis juga mengirim 200 pemuda remaja dan 200 pemudi pelayan, para pemuda itu diminta Balqis bersuara perempuan dan para pemudi itu akan besuara laki-laki jika Sulaiman tidak dapat membedakan mana perempuan dan laki-laki maka ia bukan seorang Nabi”, kemudian Baqis juga mengirim diplomat bernama Al-Munzir bin Amar”.
Hud-hud mendengar perkataan Balqis dan memberitahukannya kepada Nabi Sulaiman. Nabi Suliman pun menyambut utusan Balqis dengan membentangkan permadani dari emas dan tempat duduk dari perak, kemudian mengumpulkan hewan-hewan unik di dunia serta mengumpulkan para jin yang berpenampilan sangat indah, Nabi Sulaiman juga mengumpulkan para pembesar seytan.
Ketika utusan Balqis tiba di istana Nabi Sulaiman, mereka terpukau. Balqis mengira bahwa hadiah yang diberikannya akan mampu mengalahkan Nabi Sulaiman. Utusan Nabi Sulaiman membawa sebuah bejana dan meminta Nabi Sulaiman menebak isinya jika ia Nabi maka ia tahu isi bejana itu. Malaikat Jibril memberitahu Nabi Sulaiman bahwa isi bejana itu adalah batu bata dari emas. Utusan Nabi Sulaiman juga meminta agar membuat lubang di sebuah permata yang tidak berlubang dan masukan permata yang menembus permata berlubang. Rayap membantu Nabi Sulaiman untuk melubangi permata itu.
Kemudian Nabi Sulaiman memberi hadiah kepada rayap yaitu ia akan mendapat rezeki berlimpah jika para rayap berada di dalam batang pohon. Kemudian ulat membantu Nabi Sulaiman memasukan benang ke permata dan Nabi Sulaiman memberi hadiah kepada para ulat berupa menjadikan buah-buahan sebagai rezeki bagi para ulat. Nabi Sulaiman juga dengan mudah membedakan mana remaja laki-laki dan perempuan utusan Balqis serta mengembalikan semua hadiah Balqis.
Firman Allah dalam Q.S An-Naml ayat 36-37; “ Maka takala utusan itu sampai kepada Nabi Sulaiman, Sulaiman berkata ‘apakah kamu patut menolong aku dengan harta?’. Apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik dari apa yang diberikan-Nya kepadamu, tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu”. Kembalilah kepada mereka sungguh kami akan mendatangi mereka dengan balatentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina”.
Kemudian firman Allah dalam Q.S An-Naml ayat 38;
قَالَ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْمَلَؤُا۟ أَيُّكُمْ يَأْتِينِى بِعَرْشِهَا قَبْلَ أَن يَأْتُونِى مُسْلِمِينَ
Arab-Latin: Qāla yā ayyuhal-mala`u ayyukum ya`tīnī bi’arsyihā qabla ay ya`tụnī muslimīn. Artinya: Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”. Dan firman Allah dalam Q.S An-Naml ayat 39 ;
قَالَ عِفْرِيتٌ مِّنَ ٱلْجِنِّ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبْلَ أَن تَقُومَ مِن مَّقَامِكَ ۖ وَإِنِّى عَلَيْهِ لَقَوِىٌّ أَمِينٌ
Arab-Latin: Qāla ‘ifrītum minal-jinni ana ātīka bihī qabla an taqụma mim maqāmik, wa innī ‘alaihi laqawiyyun amīn. Artinya: Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya”.
Pertemuan Balqis Dan Nabi Sulaiman
Pada saat utusan Balqis tiba, ia berkata : “sudah aku duga bahwa ia (Sulaiman) bukanlah raja tetapi utusan Allah”. Kemudian Ratu Balqis memerintahkan agar mernovasi istananya dan Balqis akan pergi menemui langsung Nabi Sulaiman bersama 12 ribu raja-raja kecil Yaman dan setiap raja membawa 100.000 serdadu. Nabi Sulaiman bersiap menyambut kedatangan Balqis dengan memerintahkan membawa singgasana dan istana Ratu Balqis sebelum Balqis tiba serta mengubah istana Balqis lebih indah lagi”. Nabi Sulaiman berkata ; “ubahlah singgasananya, kita melihat apakah ia masih mengenalnya?”. Dengan mengubah istana ratu Balqis, Nabi Sulaiman ingin menguji kemampuan akal Balqis.
Jin Ifrit
Jin Ifrit berkata bahwa ia sanggup membawa istana Ratu Balqis sebelum Nabi Sulaiman berdiri dari tempat duduknya. Ifrit merupakan jin dan memiliki kekuatan dan lagi durhaka. Orang-orang Arab berkata ‘ta ‘afrata ar-rajulu (seseorang yang berperilaku menyusahkan)’.
Dikisahkan Ibnu Mas‘ud, suatu malam Rasulullah didatangi jin ifrit yang membawa obor api di tangannya. Pendapat lain mengatakan di malam isra-mi’raj. Saat itu, beliau kemudian membaca ayat-ayat Al-Quran. Namun, tak ada reaksi apa-apa kecuali jin itu semakin mendekat. Maka malaikat Jibril menawarkan kepadanya, “Maukah jika aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang jika engkau membacanya, maka ia akan jatuh tersungkur dan obornya akan mati?” (HR. Malik, an-Nasa’i, ath-Thabrani, dan yang lain).
Tidak lama kemudian malaikat mengajarkan beberapa kalimat. Setelah Rasulullah membaca doa tersebut, jin ifrit itu langsung tersungkur dan obornya pun padam. Adapun doa untuk mengusir yang dibaca Rasulullah dan diajarkan Malaikat Jibril tersebut adalah sebagaimana berikut:
أَعُوذُ بِوَجْهِ اللَّهِ الْكَرِيمِ، وَبِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ الَّتِي لَا يُجَاوِزُهُنَّ بَرٌّ وَلَا فَاجِرٌ مِنْ شَرِّ مَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَعْرُجُ فِيهَا. وَمِنْ شَرِّ مَا ذَرَأَ فِي الْأَرْضِ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا، وَمِنْ شَرِّ فِتَنِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، وَمِنْ شَرِّ طَوَارِقِ اللَّيْلِ، وَمِنْ شَرِّ كُلِّ طَارِقٍ إِلَّا طَارِقًا يَطْرُقُ بِخَيْرٍ يَا رَحْمَنُ
A‘ûdzu biwajhillâhil karîm, wabikalimâtillâhit-tâmmâtil-latî lâ yujâwizuhunnâ barrun wa fâjirun, min syarri mâ yanzilu minas-samâ’i, wa min syarri ma ya‘ruju fîhâ, wa min syarri mâ dzara’a fil-ardhi, wamin syarri ma yakhruju minhâ, wa min syarri fitanil-laili wan-nahâri, wamin syarri thawâriqil-laili, wamin syarri kulli thâriqin illâ thâriqan yathruqu bi khairin, yâ rahmân.
“Aku berlindung dengan dzat Allah yang maha mulia, dengan kalimat-kalimat-Nya yang sempurna, yang tidak ada orang baik dan juga orang durhaka yang melampuainya, dari keburukan yang turun dari langit dan keburukan apa pun yang naik ke langit; dari keburukan apa saja yang masuk ke bumi dan keburukan apa saja yang keluar dari bumi; dari keburukan fitnah-fitnah siang dan malam; dari keburukan petaka-petaka malam; dari keburukan setiap petaka yang datang, kecuali petaka yang datang membawa kebaikan, wahai Zat yang maha penyayang.”
Itulah doa Rasulullah yang diajarkan malaikat Jibril untuk mengusir jin. Semoga dengan wasilah doa tersebut kita selalu mendapat perlindungan dari Allah dari berbagai gangguan, terutama dari bangsa jin.
Kemudian Allah berfirman dalam Q.S An-Naml ayat 40 ;
قَالَ ٱلَّذِى عِندَهُۥ عِلْمٌ مِّنَ ٱلْكِتَٰبِ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبْلَ أَن يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ ۚ فَلَمَّا رَءَاهُ مُسْتَقِرًّا عِندَهُۥ قَالَ هَٰذَا مِن فَضْلِ رَبِّى لِيَبْلُوَنِىٓ ءَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّى غَنِىٌّ كَرِيمٌ
Arab-Latin: Qālallażī ‘indahụ ‘ilmum minal-kitābi ana ātīka bihī qabla ay yartadda ilaika ṭarfuk, fa lammā ra`āhu mustaqirran ‘indahụ qāla hāżā min faḍli rabbī, liyabluwanī a asykuru am akfur, wa man syakara fa innamā yasykuru linafsih, wa mang kafara fa inna rabbī ganiyyung karīm. Artinya: Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”.
Para Ulama berbeda pendapat siapa seseorang yang mempunyai ilmu dari ahli kitab itu ?. Ibnu Lahi’ah berkata bahawa sosok tersebut adalah Nabi Khidir”. Ibnu Zaid berkata bahwa sosok itu adalah lelaki shalih yang hidup di semenanjung Al-Bahr. Ada berpendapat bahwa laki-laki tersebut dari bangsa Israil namanya Yamlikha. Ibnu Athyiah berkata mayoritas Ulama berpendapat bahwa sosok tersebut adalah lelaki shaleh dari Bani Israel namanya Ashif bin Barkhaya.
Ketika Balqis tiba di Syam dan menemui Nabi Sulaiman ia terkaget karena melihat Istananya sudah berada di Syam. Dalam Q.S An-Naml ayat 42-44 disebutkan ; Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: “Serupa inikah singgasanamu?” Dia menjawab: “Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri”.Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir. Dikatakan kepadanya: “Masuklah ke dalam istana”. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: “Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca”. Berkatalah Balqis: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”.
Sekelompok Ulama berbeda pendapat apakah setelah Balqis masuk Islam, Nabi Sulaiman menikahinya atau tidak. Ada ulama berpendapat bahwa Nabi Sulaiman tidak menikahinya namun ada berpendapat bahwa Nabi Sulaiman menikahi Balqis sebagaimana riwayat Asy-Sya’bi meriwayatkan bahwa sejumlah orang dari Bani Himyar menggali lubang kuburan para raja, mereka mendapati di dalamnya seorang wanita terkubur mengenakan pakaian terpintal dengan emas. Pada bagian kepalanya terdapat tulisan dari batu pualam ; “Wahai semua kaum, mari tinggal bersama. Dan kunjungilah kuburanku yang gelap pada musim semi. Agar kalian mengerti bahwasanya aku adalah yang disebut oleh zaman dengan Balqis. Aku diperkuat oleh kerajaan Himyar. Oleh rakyatku dan masa lalu yang ramah. Aku adalah raja dan pengaturnya. Tunduk kepada Allah, suamiku Sulaiman, sang Nabi pengajar kitab Taurat. Allah tundukan angin baginya sebagai kendaraan. Menghembus terkadang sebagai rakit sampan. Bersama anaku Daud, sang Nabi yang disucikan Ar-Rahman sesuci-sucinya”.