ArtikelKeislaman

Rasulullah Sebagai Rahmat Allah Bagi Alam Semesta

4 Mins read

Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah Jilid 8 mengenai Q.S Anbiya ayat 107 disebutkan bahwa Qur’an surah Al-Anbiya menguraikan keistimewaan para Nabi dan Rasul baik Nabi Isa Al Masih dan ibunya Maryam dan keistimewaan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Keistimewaan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam adalah keperibadian beliau yang merupakan rahmat disamping ajaran-ajaran beliau
sampaikan dan terapkan. Allah berfirman ;

وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ

Arab-Latin:
Wa mā arsalnāka illā raḥmatal lil-‘ālamīn.

Artinya: Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (Q.S Al-Anbiya ayat 107)

Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam adalah rahmat bukan saja kedatangan beliau membawa ajaran tetapi sosok dan keperibadian beliau adalah rahmat yang dianugrahkan Allah kepada beliau. Ayat Q.S Al-Anbiya 107 ini tidak menyatakan “ Kami tidak mengutus engkau untuk membawa rahmat” tetapi “sebagai rahmat bagi alam semesta.”

Dalam Q.S
Al-Imran ayat 159 disebutkan :

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا
غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ
وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ
ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ

Arab-Latin: “Fa bimā raḥmatim minallāhi linta lahum, walau kunta faẓẓan galīẓal-qalbi lanfaḍḍụ min ḥaulika. Fa fu ‘an-hum wastagfir lahum wa syāwir-hum fil-amr, fa iżā ‘azamta fa tawakkal ‘alallāh, innallāha yuḥibbul mutawakkilīn”.

Artinya: “ Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.

Baca...  Keutamaan-keutamaan Hari Jum’ah

Dalam TafsirAl-Mishbah disebutkan bahwa ayat Q.S Al-Imran 159 itu menjadi bukti bahwa Allah sendiri yang mendidik dan membentuk keperibadian Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam,
sebagaimana sabda beliau : “Aku dididik oleh Tuhan-ku maka sungguh baik hasil pendidikan-Nya”. Keperibadian Rasulullah dibentuk sehingga bukan hanya pengetahuan yang Allah limpahkan kepada beliau melalui wahyu-wahyu Al-Qur’an tetapi juga kalbu beliau disinari bahkan totalitas wujud beliau disinari rahmat bagi seluruh alam. Rasulullah merupakan “Rahmatun Muhdab” yang artinya rahmat yang dihadiahkan oleh Allah kepada seluruh alam.

Tidak ditemukan dalam Al-Qur’an, seorang pun yang dijuluki dengan rahmat kecuali Rasulullah Muhammad shallalahu alaihi wasallam dan tidak ada satu mahluk pun yang disifati dengan “ar-Rahim” kecuali Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Sifat Rahmat Rasulullah Muhammad Shallallahu
Alaihi Wasallam

Murthada Muthahari (Ulama Iran) dalam bukunya “ Manusia Dan Alam Semesta (Man and Universe)” menyatakan bahwa Rasulullah diutus untuk membimbing manusia ke jalan lurus dan menyelamatkan jiwa manusia. Nabi tidak diutus hanya untuk agar Allah dikenal dan diterima manusia. Tujuan Nabi diutus ada dua (Dualis). Yang satu menyangkut
kehidupan akhirat dan kesuksesan manusia di akhirat (Tauhid Teoritis dan Tauhid.
Praktis pada tataran individu-individu). Dan yang satunya lagi menyangkut
kesuksesan manusia di dunia (Tauhid Sosial).

Untuk mewujudkan kesejahtraan umat
manusia di dunia ini, para Nabi mengajarkan Tauhid Sosial dan untuk mewujudkan kesejahteraan manusia di akhirat, para Nabi mengajarkan Tauhid Teoritis dan Tauhid Praktis pada tataran individu yang merupakan masalah spritual.

Tauhid Teoritis menyangkut menerima
atau mengakui Allah. Allah memerintahkan manusia untuk menerima Allah dan beribadah kepada Allah. Orang yang menerima/meyakini Allah sebagai Rabb dan beribadah kepada-Nya memiliki konsekuensi menjalankan Tauhid  Sosial. Tauhid Sosial disini maksudnya adalah orang yang menerima Allah maka tak mungkin dapat mengabaikan kejujuran, kebajikan, keadilan, kedermawanan, ketulusan, kemurahan hati serta sikap pemaaf. Semua kualitas moral yang tinggi lagi mulia merupakan kualitas Ilahiah.

Baca...  Memento Mori: Menjadi Stoik yang Islami

Dalam Hadis disebutkan : “ Ambilah
kualitas-kualitas moral Allah !”. Sesungguhnya kualitas kualitas moral merupakan bagian dari menerima Allah dan bagian dari ibadah kepada Allah karena orang akan mengambil kualitas-kualitas tersebut kalau dalam dirinya adanya keinginan untuk meneladani sifat-sifat Allah. Itulah sebabnya, menurut ajaran Islam, amal saleh yang musyrik/kafir sekalipun tidak akan sia-sia di akhirat, kalau si musyrik tersebut memiliki sifat-sifat adil, murah hati, cinta sesama manusia dan seterusnya. Orang musyrik tersebut akan diberi pahala asalkan dia kafir bukan karena keras kepala. Sesungguhnya orang seperti itu tanpa disadarinya mencapai derajat kesalehan.

Sifat rahmat Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam tercermin dalam dua hal yakni Rasulullah membebaskan manusia dari perbudakan sosial. Karen Amstrong dalam bukunya “ Fields of
Blood (Mizan, 2014)
” menyatakan bahwa : “Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam membentuk masyarakat adil yang menentang struktural di Mekah ; bahwasanya menimbun kekayaan terhadap orang miskin dan lemah itu salah! orang mikin dan lemah harus diperlakukan dengan hormat. Kaum Muslimin membentuk ‘ummah’ yang memberikan alternatif bagi keserakahan dan ketidak adilan sistemik Kapitalisme Mekah”.

Ulama menyatakan bahwa Al-Qur’an menekankan pentingnya  menentang kezaliman, dan tirani.  Al-Qur’an menekankan bahwa tujuan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam  adalah untuk menegakan keadilan. Untuk menciptakan masyarakat yang adil sehingga tercipta “rahmat” maka dalam Islam ada zakat, infak/sedekah untuk orang-orang fakir/miskin. Tanyakan pada diri kita apakah kita sudah menunaikan zakat harta (zakat hasil ternak, zakat hasil pertanian, zakat barang berharga (emas,perak, permata, uang), zakat rumah mewah, zakat tanah) ?.

Lihat sekitar kita adakah tetangga dan kerabat kita kesusahan hidup dan ketika kita mampu membantu namun diam saja maka kita bagian dari kapitalisme yang ditentang Nabi Muhammad shalllallahu
alaihi wasallam. Utamakan membantu kerabat dibandingkan pesantren/sekolah Islam.

Baca...  Pembaharuan Pendidikan Kulliyatul al-Islamiyah : Imam Zarkasyi Pendiri Pesantren Gontor

Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah ayat 215 :

يَسْـَٔلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَ ۖ قُلْ مَآ أَنفَقْتُم مِّنْ
خَيْرٍ فَلِلْوَٰلِدَيْنِ وَٱلْأَقْرَبِينَ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱبْنِ
ٱلسَّبِيلِ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا۟ مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيم
ٌ

Arab-Latin: Yas`alụnaka māżā yunfiqụn, qul mā an’faqtum ming kairinbfa lil-wālidaini wal-aqrabīna wal-yatāmā wal-masākīni wabnis-sabīl, wa mā taf’alụ min khairin fa innallāha bihī ‘alīm.

Artinya: Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang
kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan”.
Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.

Sikap “rahmat” Nabi Muhammad shallallahu alahi
wasallam selanjutnya harus  mendorong
pengikutnya untuk mencari ilmu dan pengetahuan. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam  mewajibkan anak-anak untuk membaca dan menulis. Nabi bersabda : “ Di mana pun kamu mendapati
suatu ilmu yang berguna, ambilah. Tidak masalah ilmu itu dari orang kafir dan Munafik”.

Jadi, sebagai Muslim jangan malas mempelajari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dalam Islam itu luas bukan hanya sekedar fasih bahasa Arab, banyak hafal Qur’an. Pelajarilah ilmu sesuai minat dan bakat, disamping dibekali keimanan dan keislaman karena ilmu tanpa iman dan islam serta Ihsan (bersungguh-sungguh) akan menyebabkan kekafiran dan malapetaka.

Related posts
KeislamanTafsir

Penegakan Hukum dan Keadilan dalam Lensa Tafsir Al-Qurthubi

4 Mins read
Hukum dan keadilan adalah dua prinsip mendasar yang sangat dijunjung tinggi dalam Islam. Alqur’an sebagai sumber utama hukum Islam memberikan pedoman yang…
KeislamanNgaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad

Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Sesat Pikir Karena Asosiasi

3 Mins read
Kita ketahui bersama bahwa pandangan akidah Asy’ariyah mengenai soal af’alullah (tindakan Tuhan) adalah bahwa semua tindakan Tuhan sifatnya jaiz (boleh). Dalam hal…
Keislaman

Diskursus Penafsiran Ayat Pernikahan Beda Agama dalam Alqur'an

3 Mins read
Pernikahan beda agama selalu menjadi topik yang hangat di masyarakat. Ada yang menentangnya keras, ada yang membolehkan dengan syarat tertentu. Tapi bagaimana…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights