Surat Al Ikhlas cinta dan keesaan Allah yang menyentuh hati. Surat Al Ikhlas adalah surat ke-112 yang dikenal dengan kejelasan dan kesederhanaannya dalam mengajarkan prinsip tauhid. Meskipun hanya memiliki empat ayat, surat ini menyampaikan makna yang sangat mendalam mengenai keesaan Allah.
Dalam tradisi Islam, surat ini memiliki posisi khusus karena ia menyederhanakan ajaran yang sering kali kompleks menjadi bentuk yang sangat jelas dan langsung. (Husein, K.H. Muhammad. Tafsir Alqur’an Al-Karim: Surat Al-Fatihah hingga Surat An-Nas. Pustaka Al-Kautsar, 2006).
Ayat pertama yang berbunyi,
قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ
Yang artinya “Katakanlah (Muhammad), ‘Dialah Allah, Yang Maha Esa.”
Menegaskan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan. Dalam artian, ungkapan “Maha Esa” ini sangat penting karena menegaskan bahwa tidak ada yang setara dengan Allah dalam hal apapun. Ini bukan hanya tentang jumlah, tetapi tentang kualitas dan keunikan Allah yang mutlak.
Ayat ini secara jelas menyiratkan bahwa segala sesuatu selain Allah adalah ciptaan dan tidak dapat dibandingkan dengan-Nya.Lanjut ke ayat kedua,
ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ
“Allah adalah Tuhan yang Bergantung kepada-Nya segala sesuatu.”
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah adalah pusat dari segala sesuatu yang ada. Pemahaman bahwa semua makhluk bergantung pada Allah, mendorong kepada lebih mengarahkan harapan dan ketergantungan hanya kepada-Nya.
Ini mengajarkan untuk menyadari betapa sangat diperlukannya Allah dalam setiap aspek kehidupan.
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
“Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.”
Menegaskan bahwa Allah tidak memiliki keturunan. Ini menggarisbawahi bahwa Allah melampaui atribut biologis atau makhluk ciptaan. hal ini sangat penting karena dapat mencegah dari konsep-konsep yang mungkin mengurangi kemurnian keyakinan tentang Allah.
Dan juga ini menegaskan bahwa Allah tidak terikat oleh atribut-atribut yang ditemukan dalam makhluk hidup, sehingga menghindari kesalahpahaman tentang sifat-Nya. Ayat yang terakhir, berbunyi,
وَلَمْ يَكُنْ لَهُۥ كُفُوًا أَحَدٌ
“Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia.”
Jadi ayat ini memperjelas bahwa tidak ada yang dapat menandingi Allah dalam hal apapun. Dalam pandangan penulis, pemahaman ini menanamkan rasa takjub dan penghormatan yang mendalam terhadap Allah.
Allah mengajarkan bahwa adalah satu-satunya entitas yang mutlak dan tidak ada yang bisa menyamai atau menandingi-Nya dalam apapun. Perlu diketahui juga bahwa keutamaan surat al-Ikhlas dalam Islam sangat signifikan. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa surat ini setara dengan sepertiga Alquran, dan menegaskan betapa pentingnya surat ini dalam pengamalan iman. (Sarwat, H. Ahmad. Kumpulan Tafsir Al-Qur’an. Pustaka Al-Kautsar, 2013).
Dapat disimpulkan, membaca surat ini secara rutin, baik dalam shalat maupun dzikir, dapat memperkuat keyakinan kita terhadap tauhid dan menjaga kita tetap terhubung dengan prinsip dasar iman. Di tengah kompleksitas dunia modern, surat al-Ikhlas menawarkan pegangan yang sederhana namun mendalam. Memahami makna surat ini dapat membantu untuk tetap fokus pada prinsip dasar iman, yaitu keesaan Allah.
Dalam praktik sehari-hari, surat ini mengajarkan kita untuk tetap berserah diri dan penuh keikhlasan, serta membantu kita menghadapi berbagai tantangan hidup dengan lebih tenang dan penuh keyakinan. Secara pribadi, surat al-Ikhlas berfungsi sebagai pengingat yang kuat akan keesaan dan kemurnian Allah.
Membaca surat ini memberi ketenangan dan kekuatan spiritual yang mendalam, serta membantu dapat lebih fokus pada prinsip-prinsip dasar iman dan memperdalam hubungan spiritual dengan Allah.
Jadi surat al-Ikhlas ini bukan hanya menjadi bagian dari praktik spiritual, tetapi juga merupakan sumber inspirasi yang terus-menerus mengingatkan akan kekuatan dan keagungan Allah.
Melalui pemahaman mendalam tentang Surat Al-Ikhlas, kita dapat lebih menghargai inti ajaran tauhid yang menjadi dasar iman Islam. Surat ini mengajarkan kita tentang kesederhanaan dalam keimanan, di mana esensi keesaan Allah dijelaskan dengan jelas dan padat, tanpa perlu kerumitan.