FilsafatKeislaman

Radikalisme dan Sekularisme dalam Perspektif Ilmu Kalam

4 Mins read

Di era global saat ini, umat Islam menghadapi tantangan yang signifikan terhadap keyakinan dan ideologi, terutama dari paham radikalisme dan sekularisme. Isu-isu ini dapat mengancam integritas iman dengan berbagai cara. Ilmu kalam, yang berfokus pada teologi rasional, menawarkan wawasan berharga untuk mengatasi tantangan ini.

Dengan menggunakan akal dan konteks, kalam membantu umat Islam menavigasi isu-isu kompleks ini, menyediakan ruang untuk memahami dan memperkuat keyakinan mereka dalam konteks modern.

Ilmu kalam merupakan sebuah kajian ilmu yang membahas tentang pokok-pokok keyakinan (asliyyah) dari syari‘ah. Kajian ilmu ini berfokus pada masalah akidah, seperti ketuhanan, kenabian, dan keimanan (Ryandi, 2020).

Maka dapat dipahami bahwa ilmu kalam adalah sebuah ilmu yang membahas persoalan akidah dengan menggunakan argumen-argumen yang rasional dan tetap berpatokan pada Al-Qur’an dan Hadis. Ilmu kalam menggunakan pendekatan berupa akal pikiran untuk memahami ajaran Islam.

Melalui pendekatan ini kalam sangat berkontribusi dalam membantu umat Islam dalam mempelajari syariat Islam secara menyeluruh, termasuk aspek rasional dan spiritual. Kalam juga berperan dalam menjawab persoalan-persoalan umat Islam masa kini, dengan menggunakan pemikiran dan argumentasi yang rasional (Fathimah & Kambali, 2024).

Berbicara tentang kehidupan modern saat ini yang serba kompleks, yang mana ilmu pengetahuan dan teknologi begitu canggih dan menyebar hampir ke seluruh penjuru dunia. Seiring berkembangnya zaman, hubungan antar manusia juga semakin terkikis sebab semakin hilangnya sikap guyub rukun yang dicontohkan masyarakat tradisional.

Peristiwa tersebut membuat manusia semakin kehilangan jati dirinya. Kondisi inilah yang mengharuskan manusia untuk benar-benar mampu bertahan mengendalikan dirinya, untuk kemudian tetap tegar menjaga kepribadian (Yunus, 2017).

Dalam konteks ini muncul dua persoalan besar, yaitu radikalisme dan sekularisme. Ilmu kalam disini dapat berperan dalam menangani persoalan-persoalan modern tersebut dengan pendekatan rasionalnya yang dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Baca...  Belajar Keteladanan dari Keluarga Nabi Muhammad SAW Menurut Quraish Shihab (2)

Dengan pendekatan rasional, ilmu kalam dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai konsep-konsep keagamaan sehingga mampu menjembatani perbedaan pandangan antara kelompok yang condong ke arah radikalisme maupun sekularisme.

Pendekatan ini memungkinkan adanya dialog intelektual yang lebih terbuka, dimana nilai-nilai keislaman dapat disesuaikan dengan tantangan zaman tanpa menghilangkan esensi ajarannya. Selain itu, ilmu kalam juga dapat berperan dalam memperkuat moderasi beragama dengan menanamkan prinsip keseimbangan antara akal dan wahyu, sehingga umat dapat memahami agama secara lebih holistik dan tidak terjebak dalam pemahaman yang ekstrem.

Radikalisme merupakan cara pandang atau cara berpikir seseorang yang menghendaki sebuah perubahan atau pembaharuan sosial politik dengan melalui jalan kekerasan (Yunus, 2017). Menurut Yusuf Qardhawi (2014) radikalisme adalah sikap berlebihan yang seseorang miliki dalam beragama, ketidaksesuaian antara akidah dengan perilaku, antara yang seharusnya dengan realitas, antara agama dengan politik, antara ucapan dengan tindakan, antara yang diangankan dengan yang dilaksanakan, serta antara hukum yang disyaratkan oleh Allah dengan produk hukum manusia itu sendiri.

Negara juga menolak adanya sikap radikalisme karena bertentangan dengan ideologi bangsa Indonesia yakni Pancasila yang mengedepankan sikap toleransi dan kerukunan dalam beragama. Dalam pandangan Islam sikap radikalisme ini dinilai sebagai sikap yang melampaui batas, melebih-lebihkan, dan fanatik dalam beragama, sehingga sikap ini bertentangan dengan syariat Islam (Aulia Putri et al., 2025).

Untuk mengatasi radikalisme, ilmu kalam menawarkan solusi dengan memberi pemahaman bahwa agama Islam adalah agama yang cinta damai dan toleran. Kalam menunjukkan bahwa kekerasan bertentangan dengan ajaran Islam, karena dalam Islam mengajarkan umatnya untuk menghargai sesama (Fathimah & Kambali, 2024).

Seperti yang dijelaskan dalam Al Qur’an dan Hadits bahwa umat Islam diperintahkan untuk saling menghormati dan menyayangi serta bersikap lemah lembut kepada orang lain meskipun orang itu penganut agama lain.

Baca...  Ketika Quraish Shihab Memaknai “Hijab”

Ilmu kalam dapat berkontribusi dengan memberi pemahaman bahwasannya Islam mengajarkan untuk menghindari adanya konflik antaragama dan radikalisme, serta menumbuhkan sikap apresiatif dan positif terhadap pluralitas dalam berbagai dimensi dan perspektif. Selain itu, kalam menggambarkan bahwa paham radikalisme ini bukan hanya merusak citra Islam namun juga menyebabkan konflik di antara umat Islam.

Di sisi lain, persoalan sekularisme juga menjadi tantangan besar. Secara bahasa, sekularisme suatu paham yang berorientasi pada hal-hal yang bersifat keduniawian, sedangkan segala sesuatu seputar spiritual tidak diperhatikan.

Secara terminologi, sekularisme adalah sebuah konsep yang memisahkan antara negara (politik) dan agama (state and religion) (Kasmuri, 2014). Bahkan masyarakat Indonesia kerap menyebut sekularisme sebagai paham yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai religius.

Sekularisme dapat mengikis nilai-nilai spiritual, ketuhanan dan agama dalam kehidupan sosial dan politik. Oleh karena itu, peran ilmu kalam sangat penting dalam memperkuat akidah dan tauhid umat Islam agar tidak terpengaruh dengan paham sekularisme.

Kalam menjelaskan bahwa Islam tidak bertolak belakang dengan kehidupan modern, melainkan Islam memiliki nilai-nilai universal yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan modern (Fathimah & Kambali, 2024).

Beberapa solusi yang ditawarkan ilmu kalam untuk menghadapi sekularisme yaitu: (1) dengan cara menyebarluaskan pemahaman mengenai akidah dan tauhid yang benar, (2) dengan menyadarkan umat islam akan pentingnya kehadiran agama dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk sosial, politik dan ekonomi, serta (3) dengan cara mewujudkan model kepemimpinan yang berlandaskan pada prinsip akidah dan tauhid. Pemimpin yang memiliki landasan akidah dan tauhid yang kuat, akan melahirkan masyarakat yang adil dan makmur, serta menjunjung tinggi nilai-nilai Islam.

Sebagai kesimpulan, Ilmu Kalam mampu dalam mengatasi problematika modern seperti radikalisme yang cenderung eksklusif dan sekularisme yang bertujuan memisahkan kehidupan sosial dengan agama.

Baca...  Mengatasi Pudarnya Kerukunan Beragama Karena Radikalisme

Dengan pemikiran Kalam yang cenderung menggunakan akal dalam menyelesaikan masalah, namun masih berpegang pada nash Al-Qur’an dan Sunnah, kalam dapat menjawab tantangan zaman dengan memberikan pemahaman yang lebih seimbang antara rasionalitas dan spiritualitas. Pendekatan ini memungkinkan umat Islam untuk tetap teguh dalam keyakinan agamanya tanpa harus mengabaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan modernitas.

Selain itu, ilmu kalam juga berperan dalam membangun sikap moderasi beragama dengan menanamkan nilai-nilai toleransi, keadilan, dan keseimbangan dalam menjalani kehidupan sosial. Dengan demikian, ilmu kalam menjadi sarana penting dalam menjaga kemurnian ajaran Islam sekaligus menghadirkan solusi atas persoalan-persoalan yang dihadapi umat Islam di era modern.

Referensi

Aulia Putri, N., Kanigara, H., & Irbah, F. N. S. (2025). PENANGANAN RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA DITINJAU DARI IDEOLOGI PANCASILA. Nusantara: Jurnal Pendidikan, Seni, Sains Dan Sosial Humaniora, 2.

Fathimah, N. A., & Kambali. (2024). Kalam Menjawab Tantangan Dan Persoalan Islam Masa Kini. Risalah: Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam, 10, 1803–1813.

Kasmuri. (2014). FENOMENA SEKULARISME. Jurnal Pemikiran Islam Dan Filsafat, XI, 89–102.

Ryandi. (2020). BUKU AJAR ILMU KALAM. Ms Nurul Hidayah Siregar. http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/10161

Yunus, A. F. (2017). Radikalisme, Liberalisme dan Terorisme: Pengaruhnya Terhadap Agama Islam. Jurnal Online Studi Al-Qur An, 13(1), 76–94. https://doi.org/10.21009/jsq.013.1.06

1 posts

About author
Mahasiswi
Articles
Related posts
KeislamanTafsir

Takwil Menurut Para Ulama

4 Mins read
Kuliahalislam. Takwil berarti menerangkan, menafsirkan secara alegoris (kiasan), simbolik, maupun rasional. Secera terminologis, kata takwil diambil dari kata Awwala yang bisa berarti…
KeislamanSejarah

Sejarah Perang Sabil Di Aceh

4 Mins read
Kuliahalislam Perang Sabil (Jihad fi Sabil Allah) merupakan perang antara masyarakat Aceh dan penjajah Belanda (1873-1912), yang bagi masyarakat Aceh merupakan perang…
Keislaman

Cahaya Bintang, Cahaya Kenabian: Tafsir Ayat 1-2 Surat An-Najm

6 Mins read
Pembukaaan surah ini diawali dengan sumpah Allah yang sangat memukau. Surah An-Najm sebagaimana surah Aqsam Makiyyah pada umumnya, menekankan sumpah-sumpah Allah SWT…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
Tokoh

The Power Of Slow Living : Gagasan Carl Honore Tentang Hidup Penuh Kesadaran

Verified by MonsterInsights