Ratu Isabella I merupakan 68 dari 100 tokoh yang
paling berpengaruh di dunia versi Prof.Michael Hart. Ratu Isabella lahir pada
tahun 1451 M di kota Madrigal di wilayah kerajaan Castile (kini bagian dari
Spanyol). Sebagai gadis remaja dia mendapatkan pendidikan keagamaan yang ketat
dan menjadi seorang Katolik yang taat. Isabella memiliki saudara tiri bernama
Henry IV dan menjadi Raja Castile (1454-1474). Setelah Raja Henry IV wafat,
tidak ada penggantinya lagi.
Akibatnya Spanyol terpecah menjadi empat kerajaan
yaitu Castile, Aragon di bagian utara Spanyol, Granada di sebelah selatan dan
Navarre di utara. Pada pertengahan tahun 1469, Isabella sebagai putri mahkota
Castile menjadi incaran banyak pangeran di Eropa. Saudara tirinya ingin ia
menikah dengan Raja Portugis. Tapi saat Isabella berusia 18 tahun, ia enggan
menikah dengan Raja Portugis. Isabella memilih menikah dengan Ferdinad pewaris
kerajaan Aragon.
Pada saat Raja Henry IV wafat, ia menunjuk anak
perempuannya bernama Juana menggantikannya tapi Isebella tidak setuju. Akhirnya
terjadi perang antara pasukan Juana dengan Isabella. Pasukan Isabella
mendapatkan kemenangan tahun 1479. Raja John II dari Aragon wafat di tahun 1479
dan Ferdinand naik tahta menjadi Raja Aragon. Ratu Isabella dan Raja Aragon
memerintah sebagian besar wilayah Spanyol.
Kerajaan Aragon dan Castile masih berpisah namun Ratu
Isabella dan Raja Ferdinand mengambil keputusan bersama dan berperan sebagai
penguasa terbaik di Spanyol. Mereka bersama-sama menahlukan Granda yang
dikuasai umat Islam. Raja Ferdinand dan Ratu Isabella berhasil merebut Granada
dari kaum Muslimin. Pada saat-saat permulaan pemerintahannya, mereka mendirikan
Pengadilan Spanyol. Pengadilan ini terdiri atas Gereja, Hakim, Juri, Jaksa dan
Kepolisian. Pengadilan ini terkenal dengan kekejamannya. Sedikitnya 2000 orang
dibakar hidup-hidup oleh pengadilan spanyol.
Pengadilan Spanyol itu dipimpin oleh seorang pendeta
yang amat fanatik bernama Tomas de Torquemada. Pengadilan inkuisisi ini untuk
menjamin keseragaman agama dan untuk menghancurkan siapapun yang beroposisi
dengan kerajaan. Tujuan utama pengadilan inkuisisi adalah mereka yang dicurigai
Islam dan Yahudi yang tidak mau masuk sepenuhnya ke dalam Kristen.
Pada mulanya, pengadilan inkusisi tidaklah ditujukan
untuk melawan Yahudi dan Islam namun pada tahun 1492 atas tekanan Torquemada,
Raja Ferdinand dan Ratu Isabella I menandatangani sebuah dekrit yang isinya
memerintahkan semua Yahudi Spanyol dan Islam masuk Kristen atau angkat kaki
tinggalkan Spanyol dalam tempo empat bulan tanpa membawa barang miliknya.
Kaum Yahudi Spanyol yang berjumlah 200.000 orang
sangat menderita atas pengusiran itu. Pengusiran itu membuat Spanyol kehilangan
sejumlah besar penduduknya dan menyebabkan kemunduran ekonomi yang hebat. Pada
saat Muslim di Granada menyerah dan menyepakati perjanjian damai dan diberi
kebebasan beribadah, Spanyol mengkhianati perjanjian damai itu dan ikut
membantai habis umat Islam di Spanyol.
Meskipun Ratu Isabella pemeluk agama Katolik yang
taat, dia tidak pernah mengizinkan keortodoksannya mengganggu nasionalismenya.
Ratu Isebella dan Ferdinand berhasil meyakinkan bahwa Gereja Katolik harus
diawasi oleh Kerajaan Spanyol bukan oleh Paus. Kaum Protestan tidak memiliki
tempat di Spanyol saat itu. Yang paling menonjol dari pemerintahan Ratu
Isabella ia mensponsori perjalanan
Christoper Columbus melintasi Atlantik. Isabella membawa pengaruh besar pada
Spanyol dan Amerika la atin dan jutaan manusia hingga saat ini.
Ratu Isabella I wafat tahun 1504 dan ia memiliki
seorang putra dan empat putri. Putranya Juan wafat tahun 1497. Putrinya yang
paling terkenal adalah Juana. Putri Juana menikah dengan Pangeran Philip I si
tampan putra Kaisar Hapsburg dari Austria dan ahli waris kerajaan Burgundy.
Hasil dari pernikahan ini adalah lahirnya Raja Charles V yang mewariskan salah
satu kerajaan terbesar dalam sejarah Eropa. Raja Charles V menjadi Kaisar Roma
dan merupakan orang terkaya di Eropa serta raja terkuat yang berkuasa atas
Spanyol, Jerman, Belanda, Belgia, Austria, Swiss, sebagian Italia, sebagian
Prancis, Cekoslavia, Polandia, Hongaria dan Yugoslavia dan Amerika Latin.
Nasib Kaum
Muslimin Pada Masa Ratu Isabella I
Prof. Dr. Raghib as-Sirjani dalam bukunya “Bangki dan
Runtuhnya Andalusi” menjelas perkan peristiwa itu secara lengkap. Sembilan
tahun sejak runtuhnya Granada, Ratu Isabella dan Ferdinand mengelurkan perintah
bahwa Tuhan telah memerintahkan kepada berdua untuk membersihkan kerajaan Granada
dari kaum pembangkah umat Islam.
Setiap orang Kristen yang didapati menyembunyikan
keislamannya seperti menyimpan Al-Qur’an, tidak mau memakan daging babi,
menolak minum khamar maka akan dijatuhi sanksi berat. Mereka akan diamsukan ke
dalam penjara dan menyiksanya dengan sangat sadis. Mereka menuangi air ke
perutnya hingga ia merasa tercekik atau menempelkan besi yang panas ketubuhnya.
Atau mereka menghancurkan tulangnya dengan alat penghancur.
Mereka memiliki kolam yang berisi air mendidih.
Seseorang yang diikat tubuhnya dilemparkan ke dalam kolam air yang mendidih.
Mereka mengubur orang yang masih hidup atau memotong-motong lidahnya. Semua
alat penyiksaan yang sadis tersebut dilihat oleh pasukan Kaisar Napoleon
Bonaperte dari Prancis saat berhasil menahlukan Spanyol. Mahkamah Dewan
Inskuisisi Spanyol merupakan lambang kezaliman terhadap kaum Muslimin.
Setelah empat abad jatuhnya Daulah Andalusia dan
Granada, Kaisar Napoleon mengirim pasukannya ke Spanyol dan pada tahun 1808,
Kaisar Napoleon membubarkan Dewan Inkusisi Kerajaan Spanyol dan pasukan Prancis
saat itu berhasil menyelamatkan kaum Muslimin yang disiksa Dewan Inkuisisi.
Pada saat pasukan Prancis membebaskan mereka, mereka menyaksikan penjara yang
sempit dan banyak mayat membusuk bahkan ada yang masih hidup diikat namun
sebagaian tubuhnya telah dimakan oleh ulat-ulat.