Oleh : Toni sitompul
KULIAHALISLAM.COM – Cerita bermula Pada tahun 1816 Masehi, tepatnya di bulan Syawal 1233 Hijriah bahwa ada sekelompok pasukan berkuda yang masuk ke daerah Mandailing.
Daerah ini merupakan perbatasan antara Sumatra Utara dengan Sumatra Barat, pasukan berkuda ini masuk ke Mandailing melalui Muara Sipongi dn terus bergerak Utara.
Misi utama dari pasukan berkuda ini adalah mendirikan Islam yang dengan Al Qur’an dan Hadis, proses menegakkan syariat Islam di Mandailing ternyata tidak sulit di daerah ini, dikarenakan masyarakat Tapanuli Selatan sudah ada yang memeluk agama Islam.
Selesai menaklukan tanah Mandailing, pasukan berduka ini melanjutkan perjalanan ke Utara tepatnya di tanah Batak yang masih menganut animisme.
Mandailing atau kecamatan Sipirok, Tapanuli Selatan, yang dimana masyarakat sebagian sudah masuk ke agama Islam. Pasukan berkuda mengajak masyarakat Mandailing untuk jadi pasukan demi menegakkan syariat Islam di tanah Batak yang pada masa itu kerajaan Batak dipimpin oleh Sisimangaraja X atau Ompu Tuan Nabolon.
Perlawanan sudah dilakukan masyarakat Batak, tetapi pasukan berkuda saat itu sangatlah kuat dan akhirnya masyarakat Batak kalah. Pertempuran ini mengakibatkan tanah Batak banjir darah, dan banyak masyarakat yang mengalami kesusahan.
Pasukan yang dipimpin oleh Tuanku Rao masuk ke Mandailing melalui Muara Sipongi, melalui Sibuhuan, Padang lawas dan Padang Bolak. Akhirnya pasukan ini berlayar di Sipirok, pada masa ini dibangun cikal-bakal masjid pertama yaitu, Masjid Raya Sri Alam Dunia tepatnya di sipirok, Tapanuli Selatan.
Masjid ini berdiri sejak 16 Juli 1926 dan resmi dimasuki pada 16 Juli 1933. Pasukan berkuda berhasil menyebarkan agama Islam dengan dua pemimpin berhasil menjadikan Mandailing yang sekarang mayoritas penduduknya Islam, Mandailing Natal, kabupaten Tapanuli Selatan serta kota Padangsidimpuan dan merupakan daerah dengan mayoritas pemeluk agama Islam terbesar di Sumatera Utara.