Radikalisme merupakan suatu gerakan menuju pada perubahan ideology dan perubahan sosial yang sangat detail sampai ke akar-akarnya. Jika dikaitkan dengan agama tertentu, dapat dikatakan bahwa radikalisme merupakan suatu perilaku keagamaan dengan menginginkan adanya perubahan mendasar atas sikap-sikap yang keras sesuai keinginan seseorang atau sekelompok orang.
Radikalisme dapat diartikan sebagai reaksi terhadap kondisi dan keadaan sedang terjadi. Reaksi itu biasanya mengemuka mengarah kepada yang berbentuk evaluasi, penolakan, termasuk perlawanan yang ekstrim, fundamental, revolusioner, menyeluruh, ultra, dan fanatik.
Hal-hal yang ditolak dapat berupa asumsi, ide, lembaga, atau nilai-nilai yang dapat bertanggungjawab terhadap keberlangsungan keadaan yang ditolak (Devi & Arif, 2022). Radikalisme merupakan respons terhadap kondisi yang sedang berlangsung yang muncul dalam bentuk evaluasi, penolakan, atau bahkan perlawanan terhadap ide, asumsi, kelembagaan, atau nilai (Rodin, 2016).
Kalam dapat digunakan untuk menjawab tantangan radikalisme dengan memberikan pemahaman dan menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang damai dan toleran. Kalam juga dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa kekerasan tidak dibenarkan dalam Islam, karena dalam Islam mengajarkan untuk menghormati hak asasi manusia dan menghargai perbedaan.
(Hammy, 2016) menjelaskan bahwa Agama Islam mengajarkan untuk mencegah terjadinya konflik antar agama, terjadinya radikalisme agama, sekaligus pada saat yang sama memupuk terwujudnya sikap yang apresiatif positif terhadap pluralitas dalam dimensi dan perspektif apapun.
Kalam juga dapat memberikan kritik terhadap paham radikalisme. Kalam dapat menunjukkan bahwa paham radikalisme adalah paham yang bertentangan dengan ajaran Islam. Paham ini telah merusak citra Islam dan menyebabkan perpecahan di tengah umat Islam.
(Rodin, 2016) menjelaskan bahwa radikalisme tidak sesuai degan ajaran Islam sehingga tidak patut untuk ditujukan dalam agama Islam karena sesungguhnya dalam Islam tidak ada yang namanya radikalisme. Dalam Al Qur’an dan Hadits sendiri memerintahkan umatnya untuksaling menghormati dan menyayangi serta bersikap lemah lembut kepada orang lain meskipun orang itu penganut agama lain.
Dalam menghadapi tantangan radikalisme, kalam dapat memberikan pemahaman Islam yang damai dan toleran.Islam mengajarkan cinta kasih dan persaudaraan sesama manusia. Islam juga mengajarkan toleransi terhadap perbedaan agama dan keyakinan. Kalam menjawab tantangan sekularisme Islam yaitu dengan cara:
Mempromosikan Islam rahmatan lil ‘alamin:
Mempromosikan Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin atau “rahmat bagi seluruh alam” sangat penting dalam menghadapi radikalisme. Konsep ini menekankan nilai-nilai perdamaian, kasih sayang, dan keadilan yang universal, yang bertolak belakang dengan ideologi radikal yang seringkali menggunakan tafsir sempit dan eksklusif.
Menyebarkan Pemahaman Agama yang Moderat dan Damai:
Ulama perlu menyampaikan tafsir agama yang menekankan nilai-nilai perdamaian dan menghormati perbedaan. Azra (2013) menyebutkan bahwa ulama memiliki tanggungjawab besar dalam memperkenalkan konsep Islam yang inklusif dan mencegah interpretasi yang eksklusif.
Mengadakan Dialog Antaragama:
Tokoh agama dapat mempromosikan dialog antaragama yang mendorong toleransi dan pengertian antara berbagai kelompok keagamaan. Dialog ini juga bisa menjadi sarana edukasi bagi masyarakat mengenai pentingnya hidup rukun dalam keberagaman.
Meluruskan Pemahaman yang Keliru tentang Jihad dan Martabat Agama:
Kelompok radikal seringkali menggunakan konsep-konsep agama, seperti jihad, secara salah untuk memengaruhi masyarakat. Ulama dapat berperan dalam meluruskan pemahaman ini agar tidak disalahartikan. Horgan (2005) menekankan bahwa peran ulama sangat penting dalam memberikan pemahaman yang benar terkait konsep-konsep sensitif dalam agama.
Sekularisme merupakan ideologi yang mencoba menghilangkan nilai-nilai agama yang bersumber dari wahyu dalam kehidupan dunia, atau memisahkan kehidupan agama dan dunia (Ma’sa, 2020).
Sekularisme sebagai paham yang terus disebarkan mengakibatkan kehidupan manusia terfokus terhadap dunia dan tidak menyandarkan norma-norma hidup terhadap agama (Dalmeri et al., 2022). Cox dalam tulisan (Dalmeri et al., 2022) mengatakan bahwa sekularisme adalah sebuah ideologi atau pandangan hidup baru yang tertutup. Ideologi ini berusaha menjauhkan negara, pendidikan, dan moralitas, dan seluruh aspek kehidupan dari pengaruh agama.
Sekularisme menjadi tantangan besar bagi umat beragama saat ini. Hal ini karena sekularisme telah mengikis unsur-unsur spiritual, ketuhanan dan agama dalam kehidupan sosial dan politik. Sekularisme Islam merupakan tantangan yang cukup serius bagi umat Islam.
Sekularisme Islam adalah paham yang memisahkan agama dari negara dan kehidupan bermasyarakat. Paham ini didasarkan pada keyakinan bahwa agama hanya mengatur urusan pribadi, sedangkan urusan publik harus diatur oleh negara berdasarkan akal dan rasio.
Kalam, sebagai salah satu disiplin ilmu Islam yang mempelajari tentang akidah dan tauhid, memiliki peran penting dalam menjawab tantangan sekularisme Islam. Kalam dapat digunakan untuk memperkuat akidah dan tauhid umat Islam, sehingga mereka tidak mudah terpengaruh oleh paham sekularisme.
Kalam dapat digunakan untuk menjawab tantangan sekularisme dengan menunjukkan bahwa Islam tidak bertentangan dengan kehidupan modern.Kalam juga dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa Islam memiliki nilai-nilai universal yang dapat diterapkan dalam kehidupan modern. Kalam menjawab tantangan sekularisme Islam yaitu dengan cara:
Menyebarkan pemahaman tentang akidah dan tauhid yang benar
Kalam memiliki peran penting dalam menghadapi tantangan sekularisme Islam. Kalam dapat digunakan untuk menyebarkan pemahaman tentang akidah dan tauhid yang benar dan penting bagi kehidupan, sehingga umat Islam tidak mudah terpengaruh oleh paham sekularisme. Kalam juga dapat digunakan untuk membantah berbagai argumentasi sekularisme yang bertentangan dengan akidah dan tauhid.
Membangun kesadaran umat Islam tentang pentingnya peran agama dalam kehidupan
Kalam dapat digunakan untuk menjelaskan kepada umat Islam bahwa agama berperan penting dalam kehidupan. Hal ini karena agama tidak hanya mengatur urusan pribadi, tetapi juga mengatur urusan publik, tidak hanya tentang ibadah kepada Allah, tetapi juga hubungan dengan makhluk lain.
Kalam juga dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa agama dapat memberikan solusi yang lebih baik bagi berbagai permasalahan umat manusia.Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk kehidupan publik.
Bahwa prinsip universal dalam Islam mencakup seluruh aspek kehidupan manusia baik yang berhubungan dengan masalah aqidah, ibadah, dan akhlak, yang berimplikasi pada diterimanya atau diakuinya syariat Islam sebagai suatu doktrin keagamaan.
(Man & Darmadi, 2019) juga menjelaskan bahwa Islam sebagai agama yang universal tentunya tidak hanya mengatur umatnya hanya dalam sesuatu yang berhubungan dengan peribadatan saja namun segala sesuatu yang berhubungan dengan berbagai macam aspek kehidupan yang berkaitan dengan diri manusia secara pribadi, sosial.
Budaya, adat istiadat serta kehidupan berbangsa dan bernegara.Dengan membangun kesadaran umat Islam tentang pentingnya peran agama dalam kehidupan, umat Islam akan lebih menghargai agama dan menjadikannya sebagai pedoman dalam kehidupan. Hal ini akan membuat umat Islam lebih resisten terhadap pengaruh paham sekularisme.
Menghadirkan model-model kepemimpinan yang berlandaskan akidah dan tauhid
Kalam dapat digunakan untuk mendorong umat Islam untuk menjadi pemimpin yang berlandaskan akidah dan tauhid. Pemimpin yang berlandaskan akidah dan tauhid akan mampu membangun masyarakat yang adil dan makmur, serta menjunjung tinggi nilai-nilai Islam.
Islam adalah agama yang Rahmatan lil ‘alamin, mengajarkan kasih sayang dan keadilan bagi seluruh makhluk hidup termasuk manusia. Oleh karena itu, negara yang dibangun berdasarkan ajaran Islam akan menjadi negara yang adil dan damai bagi seluruh rakyatnya.
(Jamaluddin, 2020) menjelaskan bahwa Islam Rahmatan Lil’alamin senantiasa selalu menerapkan nilai-nilai perdamaian, persaudaraan, toleransi, kesantunan dan keseimbangan dalam kehidupan di dunia, khususnya di Indonesia.
(Man & Darmadi, 2019) menjelaskan bahwa karakter bagi para calon pemimpin yang ideal adalah yang dapat diharapkan keamanatannya serta membawa keadilan bagi seluruh rakyatnya. Hal ini menunjukkan bawah Islam juga membahas tentang politik dan pemerintahan atau kepemimpinan.
Dalam menghadapi tantangan sekularisme, kalam dapat memberikan argumentasi bahwa agama memiliki peran penting dalam kehidupan bernegara. Agama dapat menjadi sumber moralitas dan etika dalam kehidupan bermasyarakat. Agama juga dapat menjadi sumber motivasi untuk membangun peradaban yang adil dan sejahtera.
Daftar Pustaka
Devi, S., & Arif, M. (2022). Tantangan Radikalisme dan Upaya Deradikalisasi Beragama. Jurnal Pemikiran Islam.
Ma’sa, L. (2020). Sekularisme Sebagai Tantangan Dakwah Kontemporer. Al-Risalah,. https://doi.org/10.34005/alrisalah.v11i2.788
Andi Iting, Hamzah, Andi A. (2025). Radikalisme dalam Islam. Melacak Akar Permasalahan Radikalisme dan Bagaimana Pencegahannya : Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran.
Amirudin La Dae, UIN Alauddin Makassar, dan Isji Hardi, IAIN Ternate, “Radikalisme dalam Islam (Analisis terhadap Gerakan dan Efeknya terhadap Perkembangan Islam),” 20191
Noor A, & Kambali. (2024). Kalam Menjawab Tantangan Dan Persoalan Islam Masa Kini. Risalah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam.