Pendidikan

Pendidikan Karakter Islam: Benteng kokoh di Tengah Krisis Moral Generasi Muda

3 Mins read

Dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia menghadapi krisis moral yang cukup serius, terutama di kalangan remaja. Krisis ini tercermin dalam fenomena seperti pergaulan bebas, kekerasan, dan tindakan kriminal seperti pencurian dikalangan remaja dan penyalahgunaan obat-obatan. Masalah sosial ini belum sepenuhnya dapat diatasi, sehingga penting bagi kita untuk mencari solusi yang efektif. Salah satu cara yang direkomendasikan adalah melalui pendidikan karakter.

Krisis moral di kalangan remaja merupakan tantangan yang kompleks yang membutuhkan solusi multi-aspek. Pendidikan karakter merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mengatasinya. Dengan membangun dasar-dasar moral yang kuat sejak dini, diharapkan anak muda dapat menjadi individu yang bertanggung jawab dan menghormati nilai-nilai sosial yang diakui secara luas.

Selama ini sistem pendidikan di negara kita lebih menekankan pada aspek kognitif daripada pendidikan karakter. Sementara itu, globalisasi di abad 21 telah melahirkan fenomena perdagangan bebas, ketergantungan ilmu pengetahuan lewat teknologi yang semakin canggih dan itu sangat berbahaya jika dalam penggunaanya disalah gunakan untuk mengakses sesuatau yang menyeleweng.

Hal itu juga sangat mempengaruhi kemirisan moral negara kita saat ini, mungkin sudah kita ketahui bersama bahwasanya budaya santun dan budaya budi pekerti luhur, bangsa ini kelihatan sudah mulai hilang, kebebasan dan demokrasi digunakan untuk melampiaskan kedengkian dan fitnah, polusi moral diwilayah budaya ini  sangatlah melukai keluhuran budi pekerti di bangsa ini. Maka dari itu artikel ini dibuat untuk membentuk dan menumbuhkan lagi budaya santun dan budi pekerti luhur remaja sekarang.

Konsep Pendidikan Karakter dalam Islam

Pendidikan karakter dalam Islam bukan sekadar pengajaran teori, melainkan proses pendalaman nilai-nilai luhur yang tertanam dalam Alqur’an dan hadis. Tujuan utamanya adalah membentuk manusia seutuhnya, yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak yang terpuji.

Baca...  Fitrah Manusia dalam Perspektif Islam : Urgensi dan Makna Hikakat Fitrah

Pendidikan karakter difokuskan pada pendidikan yang berorientasi lahirnya suatu tindakan atau tingkah laku yang sesui dengan kaidah moral yang ditentukan dengan suatu kesadaran yang berdialektik antara moral feeling, moral knowing dan moral action (Anonim, 2011). Nilai-nilai seperti iman, takwa, kejujuran, tanggung jawab, dan kasih sayang menjadi pondasi utama dalam membangun karakter yang kuat.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya Madarij as-Salikin menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk menjadikan manusia sebagai hamba Allah yang terbaik.

Dijelaskan juga bahwa tujuan Nabi SAW, untuk menyempurnakan akhlak yang baik.

إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ.

 Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik. (HR. Ahmad)

Peran Pendidikan Karakter Islam dalam Mengatasi Krisis Moral

Pendidikan karakter Islam memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi krisis moral generasi muda. Beberapa di antaranya:

  1. Membentuk Kepribadian yang Kokoh: Pendidikan karakter Islam membantu individu membangun kepribadian yang kokoh dan tahan terhadap godaan. Pengajaran kepribadian itu dimulai sejak dini, dimana dalam islam instruksi Rasulullah SAW memerintah anaknya untuk melaksanakan ibadah shalat ketika usia tjuh (7) tahun.

عَنْ عُمَرُوبْنُ شُعَيْبِ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدّهِ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مُرُوْا اَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُم اَبْنَاءُ سِنِيْنَ وَاضْرِبُهُمْ اَبْنَاءَ عَشَرَ وَ فَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِيْ الْمَضَاجِعِ ( رَوَاهُ اَبُوْ دَاوُدَ )

Dari Amr Bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya berkata : Raulullah SAW bersabda : perintahkanlah anakmu untuk melakukan shalat, pada saat mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka pada saat mereka berusia sepuluh tahun jika mereka meninggalkan shalat dan pisahkanlah mereka dalam hal tempat tidur. (HR. Abu Dawud).

  1. Menumbuhkan Empati dan Kepedulian: Nilai-nilai Islam mengajarkan pentingnya saling tolong menolong dan peduli terhadap sesama.
  2. Meningkatkan Kualitas Hidup (Value): Individu yang berkarakter baik cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih baik dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
  3. Menciptakan lingkungan belajar yang mendukung yang menumbuhkan pengembangan karakter positif anak.
Baca...  Penerapan Metode Ceramah Transmisif dalam Pembelajaran Daring di Era Digital

Peran keluarga, di sekolah dan lingkungan masyarakat juga sangatlah penting untuk membentuk kepribadian seorang anak terutama dalam pendidikan karakter. Pendidikan karakter dalam kurikulum sekolah dan melakukan kolaborasi yang erat antara guru, orang tua, maupun masyarakat penting untuk membentuk moralitas generasi muda yang berkualitas.

Penanaman nilai-nilai karakter itu harus dilakukan secara bertahap. Misalnya seperti contoh hadis di atas, ketika Rasulullah memerintah umatnya untuk menanamkan nilai-nilai karakter keimanan dalam bentuk melakukan salat, maka beliau melakukannya secara bertahap.

Dengan kata lain, seorang anak, pada usia 7 tahun, agar diperintahkan untuk salat, dengan perintah yang lunak, tanpa harus ditindak tegas jika tidak mau shalat. Apabila pada usia 10 tahun diperintah salat anak tidak mau salat, maka orang tua boleh memukulnya dengan tujuan yang edukatif atau mendidik agar anaknya mau salat.

Karena keutamaan salat sendiri meimilki dampak yang sangat luar biasa dalam kita berkehidupan di dunia ini, karena ketika kita diminta salat hal itu akan menghilakan kita dari sifat fasha dan mungkar.

Hadits yang menganjurkan umat Islam untuk beribadah secara teratur tidak hanya menekankan pentingnya ketaatan beragama, tetapi juga menumbuhkan disiplin, kerendahan hati, dan rasa keterhubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri dan juga dapat mengembangkan empati, toleransi, dan rasa kebersamaan yang kuat.

Meskipun konsep pendidikan karakter telah berkembang dari waktu ke waktu, prinsip-prinsip dasar yang diuraikan dalam hadis tetap abadi. Dengan memasukkan hikmah hadis ke dalam sistem pendidikan modern, kita dapat membantu individu mengembangkan landasan moral yang kuat dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

Telah kita ketahui bahwa cacian dan makian di zaman sekarang ini banyak beredar di sosoal media tetapi dengan mengimplementasikan pendidikan karakter diharapkan hal ini akan mengurai berbagai informasi dan pengetahuan yang secara masif berhamburan di tengah masyarakat tanpa penelaahan yang matang. Ada pepatah rusaknya kondisi dan ilmu akibat yang berbicara adalah orang-orang yang tidak mengetahui ilmu dan adab.

Baca...  Menghayati Pendidikan Sebagai Bagian dari Kehidupan

Adapun ungkapan dari seorang ulama dan hal ini juga sering diucapkan guru kepada santrinya yaitu, “Aku lebih menghargai orang yang beradab daripada berilmu, karena kalau hanya berilmu iblis-pun lebih tinggi ilmunya daripada manusia.”

Kita lihat bahwa mayoritas masyarakat juga sangat kecewa dengan polusi budaya tersebut,  justru cacian dan makian yang ada itu, untuk bahan kita berbenah dan membangunkan gebrakan nurani kita semua, nurani bangsa, untuk bersatu menjaga moralitas ruang publik, bersatu menjaga mentalitas masyarakat, sehingga kita bisa tetap melangkah maju menjalankan transformasi bangsa menuju Indonesia maju, Indonesia emas 2045.

1 posts

About author
Penulis
Articles
Related posts
Pendidikan

Aktualisasi QS. Luqman Ayat 18 - 19 : Menyikapi Flexing dengan Bijak di Era Digital

3 Mins read
Di era media sosial kali ini, kata “flexing” telah menjadi pembicaraan hangat di kalangan anak muda. Istilah yang awalnya berasal dari budaya…
Pendidikan

Dasar-dasar Teologi Islam dalam Pendidikan : Perspektif NU dan Muhammadiyah

2 Mins read
Pendidikan merupakan salah satu bidang penting yang menjadi fokus utama dari dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan…
Pendidikan

Rendahnya Minat Baca Generasi Milenial

2 Mins read
Tak bisa dipungkiri bahwa generasi milenial memiliki minat baca yang sangat rendah; namun, mereka memiliki minat yang sangat besar dalam membaca media…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
Keislaman

Rasulullah Sebagai Teladan Akhlak Mulia di Era Milenial

Verified by MonsterInsights