Penulis: Ikhsan Aldri Adam, Mahasiswa IAIN Pontianak
Pendidikan merupakan transformasi nilai dari pendidik kepada peserta didik baik secara langsung maupun tidak langsung. Pendidikan juga sebagai upaya membangun, membina, dan mengembangkan kualitas manusia yang dilakukan terstruktur dan terprogram serta berkelanjutan.
Oleh karena itu, pendidikan sebagai proses belajar harus dimulai sejak dini. Dalam Islam di jelaskan bahwa usia kanak- kanak yang sering disebut usia dini, merupakan usia yang paling mudah untuk menerima atau merespon sesuatu baik melalui ungkapan, ucapan, panca indera, dan bahkan pengalaman, sehingga pada usia tersebut dianjurkan agar anak dilatih dengan ucapan-ucapan baik (Nasrudin, 2020).
Pembelajaran pendidikan agama Islam pada anak usia dini terjadi melalui pengalaman hidupnya yang didapat sejak kecil, baik dalam keluarga, lingkungan sekolah, dan dalam lingkungan masyarakat.
Semakin banyak pengalaman yang bernuansa keagamaan, maka sikap, tindakan, kelakuan dan caranya menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama. Memperkenalkan pendidikan agama sejak dini berarti telah membuat pribadi yang kuat berlandaskan agama dalam hal mendidik anak.
Karena pada usia dini merupakan masa-masa terpenting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Sehingga perlu ditanamkan nilai-nilai agama sejak dini agar dapat terbentuk kepribadian anak yang Islami.
Selain itu merupakan masa penentu keberhasilan anak di masa mendatang Pembelajaran Agama Islam (PAI) di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan proses penting dalam membentuk karakter dan memperkenalkan nilai-nilai Islam kepada anak-anak usia dini.
Kajian teoritis mengenai pembelajaran PAI di PAUD melibatkan pemahaman tentang prinsip-prinsip pendidikan Islam, metode pembelajaran yang tepat, peran guru, pendekatan kurikulum, penilaian, dan tantangan yang mungkin dihadapi dalam konteks ini.
Pertama-tama, prinsip-prinsip pendidikan Islam memainkan peran penting dalam pembelajaran PAI di PAUD. Prinsip-prinsip ini mencakup konsep tauhid (keyakinan pada keesaan Allah), akhlak (etika dan perilaku baik), dan ibadah (aktifitas keagamaan). Pembelajaran PAI di PAUD harus berfokus pada pengenalan dan penguatan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari anak-anak (Sudiyono, 2009).
Di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), tantangan yang dihadapi dalam pelajaran PAI sangatlah beragam. Tantangan tersebut mencakup aspek kurikulum, metode pengajaran, pemilihan materi yang tepat, kesiapan guru, perbedaan latar belakang siswa, serta keragaman budaya dan agama dalam kelas. (Neneng Neneng dkk,2023)
Kita akan membahas secara lebih rinci enam tantangan tersebut:
Pertama, tantangan terkait kurikulum merupakan hal yang harus diperhatikan dalam pengajaran PAI di PAUD. Kurikulum yang baik dan terstruktur akan mempengaruhi efektivitas pembelajaran.
Pengembangan kurikulum PAI yang sesuai dengan tahap perkembangan anak usia dini dan mengintegrasikan pendekatan pembelajaran yang menyenangkan dan interaktif adalah tuntutan yang harus dipenuhi.
Kedua, metode pengajaran menjadi tantangan berikutnya. Anak-anak usia dini memiliki karakteristik belajar yang berbeda-beda, sehingga diperlukan variasi metode yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Menggunakan metode pembelajaran yang kreatif, seperti bermain peran, bernyanyi, dan bercerita, dapat meningkatkan minat dan partisipasi anak dalam pembelajaran PAI.
Ketiga, pemilihan materi yang tepat. Materi PAI untuk anak usia dini harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman mereka. Konten yang disampaikan haruslah sesuai dengan nilai-nilai Islam yang dasar, namun disajikan secara sederhana dan menyenangkan agar dapat dipahami dengan baik oleh anak-anak.
Keempat, guru menjadi hal yang krusial guru PAI di PAUD haruslah memiliki pemahaman yang baik tentang materi PAI serta kemampuan mengelola kelas yang efektif. Mereka perlu memiliki keterampilan komunikasi yang baik agar dapat membina hubungan yang harmonis dengan anak-anak, dan juga dengan orang tua siswa.
Kelima, perbedaan latar belakang siswa juga menjadi tantangan tersendiri dalam pengajaran PAI di PAUD. Setiap anak memiliki latar belakang budaya dan agama yang berbeda-beda. Guru perlu menghormati perbedaan tersebut dan menciptakan lingkungan yang inklusif sehingga semua anak merasa diterima dan dihargai.
Keenam, keragaman budaya dan agama dalam kelas juga perlu diperhatikan. PAUD seringkali memiliki siswa dengan latar belakang agama yang beragam, dan hal ini memerlukan pendekatan yang bijaksana dalam pengajaran PAI.
Guru perlu menghormati kepercayaan agama lain sambil tetap menyampaikan nilai-nilai Islam secara tepat dan bijaksana. Dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, peran kolaborasi antara guru, orang tua, dan pihak sekolah sangat penting. Dukungan yang kuat dari semua pihak akan membantu menciptakan lingkungan pembelajaran PAI yang efektif dan menyenangkan bagi anak usia dini.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembelajaran yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Referensi
Nasrudin, E. (2020). Psikologi Humanistik (M. S. Nugraha (ed.)).
Mulya Sejahtera Nugraha CV & IMN.
Sudiyono, H. . (2009). Ilmu Pendidikan Islam. Rineka Cipta.
Neneng Neneng,dkk. (2023). Konsep Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Anak Usia Dini Di Kelompok Bermain Almuhajirin Perum Baros Kencana Kota Sukabumi.
Editor: Adis Setiawan