EsaiOpini

Pemikiran Kritis Muhammadiyah: Meluruskan Kiblat Berbangsa dan Bernegara

1 Mins read

Pemikiran kritis Muhammadiyah bukanlah sekadar wacana intelektual belaka, melainkan upaya serius untuk mengembalikan harkat, martabat, dan marwah kebangsaan, keindonesiaan, dan keislaman yang sebenar-benarnya.

Sebagai organisasi Islam modernis, Muhammadiyah telah menunjukkan komitmennya terhadap kemajuan dan kemaslahatan umat. Melalui pemikiran kritisnya, Muhammadiyah berusaha meluruskan kiblat berbangsa dan bernegara sesuai dengan amanat undang-undang dan ajaran Islam yang sebenar-benarnya.

Sebagai organisasi, Muhammadiyah tidak terjebak pada pro dan kontra kepentingan pragmatis maupun oportunis dalam aspek apapun. Pemikiran kritis Muhammadiyah umumnya melalui para tokoh elit yang tidak lagi dalam pusaran kepentingan politik praktis dan politik pemerintahan.

Pemikiran kritis ini dapat dilakukan oleh siapapun baik kader muda, kader tua, kader militan dan warga Muhammadiyah itu sendiri dalam melihat isu atau fenomena. Selama pemikiran kritis itu tidak bertentangan dengan syariat Islam dan sesuai dengan ideologi Muhammadiyah.

Tradisi ilmiah keilmuan yang cerdas berkemajuan dan juga memiliki nilai adab ihsan, sehingga pandangan maupun pemikiran kritis Muhammadiyah bersifat konstruktif, integratif dan aplikatif bagi kemaslahatan yang besar.

Pemikiran kritis Muhammadiyah itu bukan menandakan kekacauan, melainkan upaya mengembalikan harkat, martabat, dan marwah kebangsaan, keindonesiaan dan keIslaman yang sebenar-benarnya.

Sebagai warga dan kader Muhammadiyah, kita membentuk pribadi yang haus ilmu pengetahuan baik agama serta sains; yang tak kenal lelah sebagai pembelajar juga pengajar. Saling belajar, berbagi, dan bersinergi dalam kebaikan juga dalam fastabiqul khoirot.

Dengan demikian tidak sampai salah paham dan salah menilai pada pemikiran kritis Muhammadiyah, yang tentunya berbeda dan berada pada jalan prinsip-prinsip moral, etika serta akhlak yang berkemajuan. Semoga kemajuan akan terus tercapai untuk umat, masyarakat dan rakyat.

As’ad al Bukhori, Ketua Bidang riset,pendidikan dan teknologi PDPM Kab. Bone- S2 Interdiciplinary Islamic Studies

Baca...  Makna Islam dalam Aktivitas Ilmu Pengetahuan
42 posts

About author
Penggemar Buku, Teh, Kopi, Coklat dan senja. Bekerja paruh lepas menjadi Redaktur Kuliahalislam.com .Lekat dengan dunia aktivisme, Saat ini diamanahkan sebagai Bendahara Umum PCM Cilandak,Jakarta Selatan periode 2022-2027
Articles
Related posts
Opini

Jalan Sunyi Menuju Tuhan

3 Mins read
Di era ketika hampir segala hal ditundukkan pada logika angka, data statistik, dan kriteria verifikasi ilmiah, berbicara tentang Tuhan kerap dipandang usang….
Opini

Belajar dari Gus Dur: Islam yang Membumi

3 Mins read
Belajar dari Gus Dur, Islam yang membumi. Kadang saya heran, kenapa sebagian umat Islam di negeri ini begitu sibuk ribut soal simbol:…
Opini

Islam, Kebebasan, dan Fanatisme

2 Mins read
Terkadang saya duduk sendiri, menatap sejarah Islam, dan merasa campur aduk. Ada kagum, ada sedih. Bayangkan Baghdad abad ke-9. Perpustakaannya besar, ilmuwan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights