KULIAHALISLAM.COM – Dalam titik hidup kita, seringkali kita berpikir tentang apa itu dunia ini? Apakah semua ini nyata? Apa tujuan terciptanya dunia ini? Dalam hal ini Islam mempunyai suatu pandangan dunia (World outlook) yang mungkin akan membantu pembaca untuk mengerti dunia ini.
Pandangan dunia Islam ini perlu dibahas untuk memberikan imbangan terhadap pandangan dunia yang ada dan hidup berkembang sekarang. Yaitu pandangan dunia idealistis (idealistic world outlook) dan pandangan dunia materialistis (materialistic world outlook).
Islam dengan tegas menentang pandangan dunia idealis dan agnostisisme, yang memandang alam semesta dan segala sesuatu yang ada sebagai maya, semu, tidak nyata, atau yang kebenarannya dipertanyakan.
Bagian dari pandangan dunia idealis yang dikembangkan oleh Plato ini adalah ujud yang hakiki itu ialah alam ide, sedang segala sesuatu yang di sekeliling kita ini hanyalah semata-mata bayang-bayang daripada alam ide (shadows of ideas).
Yang lain, umpamanya dari Bishop Berkeley (1684-1753) dan Hume (1711-1776), berpendapat bahwa yang ada hanyalah eksternalisasi kesadaran manusia. Yang benar-benar ada adalah kesadaran manusia. Sesuatu yang baru tercipta ketika manusia mempersepsikan secara langsung, dengan melihat, mendengar atau merasakan.
Kalau manusia tidak melakukan persepsi, praktis segala-galanya ini tidak ada. Jadi ada yang diketahui sebagai ujud ini berarti persepsi atau pengindraan, semua itu adalah kumpulan daripada sensasi-sensasi semata (To exist means to be perceived. Things are a collection of sensations).
Islam bahkan lebih menentang pandangan dunia yang materialistis. Pandangan dunia ini berpendapat bahwa alam semesta didasarkan dan berakar pada materi dan materi saja. Apa yang disebut kesadaran adalah peristiwa dalam proses evolusi yang terjadi pada sistem saraf yang sangat berkembang di dunia hewan yang maju (manusia).
Jadi ketika idealisme mengatakan bahwa jiwa itu nyata dan materi hanyalah refleksi eksternal, maka hanya materialisme yang terlibat. Materi adalah penyebab pertama dan terakhir dari semua makhluk. Oleh karena itu materi tidak pernah ada, sehingga tidak mungkin diciptakan dan akan ada selama-lamanya (selamanya). Oleh karena itu, materialisme mengingkari keberadaan Sang Pencipta, tidak mengizinkan adanya Tuhan.
Sebagaimana yang ditulis oleh O. Yakhot;
Benda tidaklah pernah datang kepada ujud, ia selalu ada dan akan selalu ada. Dunia itu abadi, ia tidak pernah diciptakan oleh siapa pun.
Adapun sudut pandang Islam selalu bersumber dari tuntunan Wahyu (Alquran). Wahyu Tuhan selalu mendorong manusia untuk merenungkan alam semesta dan berusaha menemukan kebenaran yang dirindukan setiap hati nurani manusia.
Oleh karena itu, dalam mencari kebenaran, manusia tidak boleh hanya mengandalkan hasil pemikirannya, tetapi harus menerima dan menaati ajaran Tuhan dan kemudian merenungkannya, karena di situlah letak kebenaran yang mutlak.
Tentang alam semesta ini, Tuhan mengajarkan kepada manusia bahwa ia itu diciptakan oleh Dia (Allah SWT) dengan haq, artinya benar dan tidak palsu, bahwa ujud alam semesta adalah ujud yang haq.
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّۗ اِنْ يَّشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيْدٍۙ ١٩.
Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak (benar)? Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu) (QS. Ibrahim ayat 19)
Tuhan selanjutnya mengajarkan bahwa keberadaan alam semesta adalah objektif dan tidak bergantung pada kesadaran atau ide kita. Bahkan Tuhan menegaskan bahwa mereka yang mengatakan bahwa alam semesta ini tidak berwujud juga termasuk golongan atheis, orang kafir yang tidak beriman kepada Tuhan.
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاۤءَ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلًا ۗذٰلِكَ ظَنُّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَوَيْلٌ لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنَ النَّارِۗ ٢٧.
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan sia-sia. Itu anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang yang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. (QS. Sad Ayat 27)
Tuhan mengajarkan juga, bahwa selain alam semesta itu diciptakan secara haq, ia pun diciptakan Tuhan dengan mengandung tujuan, hal mana berlawanan dengan filsafat Epicurus misalnya, yang menganggap alam ini tidak bertujuan (purposeless). Tuhan menerangkan bahwa penciptaan bumi dengan isinya adalah untuk kepentingan manusia.
Oleh karena itu alam ini haruslah dijadikan sebagai suatu ruang-lingkup yang penuh dengan amal Shalih yang bertujuan penuh Tujuan hidup manusia muslim ialah ibadah dan mencari Ridha Illahi.
Sebab itu hendaklah menggunakan bagian-bagian dari alam setidak-tidaknya seluruh bagian-bagian dari bumi untuk kepentingan ibadah. Demikianlah Allah telah menciptakan alam semesta ini secara tidak main-main, tetapi mengandung tujuan (purposeful).