KULIAHALISLAM.COM – Kitab suci Al-Qur’an adalah kitab suci yang sempurna lagi paripurna bagi setiap umat manusia karena terkandung perintah, larangan, ajaran, dan ajakan serta Ibrah kisah-kisah umat terdahulu dan berikutnya. Kitab Al-Qur’an memuat semua ajaran norma etika, nilai-nilai luhur, falsafah dan hikmah yang luar biasa dari perjuangan nabi-nabi dalam berdakwah islam ditengah kondisi umatnya masing-masing.
Sebagai pedoman, petunjuk dan peringatan bagi umat manusia yang mau membaca, mendalami, mengkaji, menghayati dan mengimplementasi manfaat didalamnya. Selain itu, kitab suci Al-Qur’an juga berfungsi sebagai pengobat, penasehat, dan pembeda buat manusia yang mau belajar, berguru, berkarya serta berkontribusi untuk kebajikan agama Islam dan antar umat manusia didunia. Karena itu, dalam kitab suci Al-Qur’an banyak sekali memotret kondisi, ekspresi dan watak karakter umat manusia melalui perbedaan level keimanan dan kualitas ketaqwaan hidupnya.
Misalnya, dikenal dengan sebutan orang-orang yang beriman, bertakwa, berzuhud, bersyukur dan orang-orang sholeh kepada Tuhan. Juga, dikenal sebutan orang-orang yang mendapat petunjuk hidayah, orang-orang tersesat, dan musyrik lagi munafikun dalam kehidupan. Dengan demikian, dalam kitab suci Al-Qur’an menjelaskan secara jelas dan lugas ciri-ciri karakter buruk orang-orang munafik dan musyrikin bersanding dengan karakter lainnya.
Adapun Orang-orang musyrik adalah orang yang akal fikiran beku, hati nurani buta tertutup lagi tersumbat dan terkunci bahkan disesatkan oleh Tuhan. Mereka hanya sekedar berucap dibatas bibir mengatakan beriman, namun berkhianat munafik dalam perbuatannya.
Orang-orang musyrikin mengatakan beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Allah SWT, tetapi mereka hanya berkata-kata atau berucap saja, tetapi tidak di ikuti dengan keyakinan beriman dalam bentuk ibadah kepada Tuhan maupun dalam tindakan interaksi sosial antar sesama. Mereka cenderung berbuat menentang, membangkang, menolak bahkan menghindari setiap perintah, ajakan, dan anjuran mulia dalam kitab suci melalui ajaran nabi-nabi dan kisah rasul setiap urusan untuk beribadah kepada Tuhan kepada kaum masing-masing.
Orang-orang yang kafir lagi musryik adalah orang-orang menentang ajaran nabi nabi, mendustakan hari akhirat. Dan menikmati kehidupan duniawi tanpa memperhatikan bekal kebajikan hadapi kematian di akhirat kelak. Kehidupan itu hanya didunia ini saja, kami bisa menikmati kemegahan dan kemewahan jabatan tahta dan harta benda serta keturunan.
Mereka orang-orang kafir musryik adalah berwatak angkuh, sombong, bengis dan zalim. Cenderung tersesat memahami ayat-ayat Al-Qur’an bahkan mengabaikan, menentang setiap perintah dan ajaran nabi-nabi nya. Selalu berbuat keburukan kejahatan yang secara terus menerus mengarah kepada kerusakan atau kehancuran akidah akhlak umat disekitarnya.
Mereka menyombongkan diri, dan mengatakan perkataan keji tercela pada Alquran, mereka tidak membaca, mendalami, menghayati dan mengingkarinya. Karena itu, janganlah mengikuti langkah-langkah orang-orang kafir lagi musrik sebab mereka sering berbuat kebohongan, menipu daya, mengerjakan perbuatan keji lagi tercela. Mereka berbuat makar, penolong setan dan durhaka pada ajaran nabi-nabi. Orang-orang kafir berkata bahwa Alquran hanya lah kebohongan yang diadakan oleh nabi. Dongeng yang diceritakan lalu ditulis kan untuk terdahulu. Padahal setiap anggapan orang kafir musyrik tersebut adalah suatu kezaliman dan dusta kebohongan besar.
Mereka mendustakan kemuliaan hari akhirat, mengabaikan hari kiamat. Karena itu, Mereka mendapat bencana musibah, hukuman dan azab yang besar di akhirat kelak sebab kesombongan dalam menjalani kehidupan didunia. Mereka hanya sibuk menghabiskan waktu dengan yang sia-sia, membuang waktu saja, dan menumpuk bergelimang dalam kesesatan dan kebingungan. Mereka mendapatkan siksaan buruk didunia dan orang-orang yang paling rugi di akhirat kelak.
Orang-orang yang berwatak buruk atau jahat dalam kitab suci Alqur’an digambarkan aneka karakter dan level keburukannya. Misalnya, berdiri dari kelompok orang-orang yang kafir lagi kufur, munafik, zalim, despotik, musrik dan musryikin atau beragam label buruk lainnya.
Orang-orang kafir lagi kufur adalah orang-orang yang tertutup, ekslusif, tersumbat atau terkunci mati akal fikiran dan hati nuraninya. Mereka sudah diberikan akal fikiran, hati nurani, ilmu pengetahuan dan wawasan serta kenikmatan luar biasa namun mereka menggunakan untuk sesuatu yang tidak bermanfaat, berguna dan produktif dalam kehidupan. Pun, cenderung tidak mau bersyukur, bersabar dan beribadah kepada Tuhan, pun interaksi sosial sesama.
Mereka hidup di dunia hanya hidup laksana hidup hewan-hewan, lalu lalang tidak jelas rimba dan tujuannya, hanya membuat konflik, kegaduhan, ketakutan dan menyebabkan kehancuran atau kerusakan lingkungan sekitar.
Mereka hanya hidup, bergerak dan aktivitas di dunia ini hanya sebatas hidup saja, menikmati kesenangan, bersenda gurau, bercanda ria dan menghabiskan momen atau membuang-buang waktu saja untuk sesuatu yang tidak berguna. Lebih-lebih, mereka cenderung menutup, menolak, menghalangi orang-orang beriman lagi bertakwa dalam beraktivitas untuk berbuat kebajikan, menebar kedamaian dan kesejukan, merasakan kebahagiaan juga menikmati pesona keindahan alam semesta disekitarnya.
Selain itu, dalam konteks yang lebih luas seperti relasi interaksi sosial beragama dan bermasyarakat tersebut, orang-orang yang berwatak kafir lagi musryik menggunakan waktu hidupnya di dunia ini hanya untuk memburu aspek materialistik, cenderung memenuhi dahaga hawa nafsu syahwatnya. Meraih kekuasaan, jabatan atau tahta dengan berbagai macam cara-cara yang licik, bisa melalui cara-cara menjilat, mengikuti dan menindas rendahkan antar sesama. Mengumpulkan harta benda atau kekayaan sebanyak-banyaknya, melalui cara-cara berbisnis sesuatu barang yang haram lagi buruk, melanggar norma dan etika, menimbun menumpuk, menjarah dan menjual dengan harga yang tidak wajar, bahkan merugikan pihak yang fakir miskin dan mustadafin. Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai sarana untuk menipu manipulasi, mengatakan kebohongan dan kepalsuan dan juga menyebar wawasan untuk menebar hasutan fitnahan dan memecah belah kelompok, mengagungkan kebesaran silsilah keturunan, membanggakan jabatan pangkat dan tahta menempel di badan.
Lebih lanjut, orang-orang yang berwatak atau karakter kafir musryik tersebut adalah muncul dalam beragam bentuk, situasi dan peran tertentu umat manusia menjalankan aktivitas kehidupannya. Bisa dalam bentuk hubungan kedua orang tua dan anak-anaknya, hubungan keluarga dan tetangga, hubungan antara pejabat dan anggota pegawai, hubungan antara pemimpin dan anggota komunitasnya. Pun, dalam beragam bentuk dan konteks lainnya.
Sebab, kekuasaan yang dimiliki seseorang pejabat akan bisa menjadi suatu ujian cobaan atau fitnahan jika tidak dijalankan secara bertanggung jawab dan bermanfaat keadilan. Kekayaan yang dimiliki seseorang yang dermawan akan bernilai dosa dan ghibah bagi tetangga jika tidak dibagikan, sedekahkan atau dikeluarkan separuh untuk orang sekitarnya. Pun, keturunan yang dimiliki oleh seseorang akan menjadi perdebatan jika generasi usia anak-anak tidak dididik atau dibina dengan baik, pemberian bantuan matrial dan rohani.
Karena itu, setiap potensi yang dimiliki oleh umat manusia dalam genggaman nya akan bernilai kebaikan atau kejahatan, berdampak manfaat atau mudarat, bergantung kepada persepsi pemahaman umat manusia itu ketika menggunakan dalam aktivitas keseharian.
Mereka cenderung membuat kekacauan, kezaliman, menebar tipu daya muslihat, dan memutarbalikkan persoalan yang terjadi menimpa umat lain. Bahkan, menjual ayat-ayat untuk menipu orang-orang dan pengikutnya, menebar kata-kata dusta juga kebohongan yang nyata. Mereka menyuruh orang untuk berbuat kebajikan dan melarang kemungkaran tetapi mereka sendiri melakukan perbuatan keji lagi tercela tersebut. Mereka orang-orang musrsyik cenderung mencela, menentang dan menghalangi setiap orang-orang beriman perbuatan baik, dalam beribadah kepada Tuhan, berzikir berdoa, bersedekah, silaturahim, tolong menolong dan berjihad membela perjuangkan ajaran-ajaran mulia dari Tuhan. Percuma saja memberi peringatan, nasihat, dakwah dan ajakan kepada mereka orang-orang musyrikin munafikun sebab mereka akan menentang, melawan dan mengabaikan setiap mendengar anjuran kebajikan. Sebab, mereka diberikan kesesatan, tidak mendapat rahmat petunjuk, tipu daya dari Tuhan, dan azab yang pedih. Tempat mereka adalah di neraka jahanam selama lamanya, disanalah seburuk buruk tempat kembali.
Mereka mencampur adukan kebenaran dan kebatilan. Dan menyembunyikan kebenaran. Menentang perintah Allah SWT, berbantah bantah sesuatu yang jelas, dan nyata, hanya membuat kegaduhan. Akhirnya menyesatkan orang-orang beriman dan menimpa kelompok nya sendiri. Mereka Mengingkari ayat-ayat Allah SWT. Mereka pura-pura membuka kitab suci Al-Qur’an lalu membaca nya tetapi tidak memahami nya, hanya di atas bibis saja, melainkan hanya sebatas untuk mengelabui kaum beriman, menggunakan harta benda dengan pemborosan, mubazir. Memburu jabatan tahta untuk sekedar membanggakan kelompok. Bahkan, menyalahgunakan ayat-ayat Al-Qur’an dgn menjual harga yang murah. Mereka, awalnya tahu akan beriman kepada Tuhan dan ayat-ayat dalam Kitab suci Al-Qur’an. Tetapi, mereka menolak, menentang dan mengabaikan ajaran agama nabi-nabi. Namun, akhirnya mereka tidak mendapat pertolongan ampunan saat hukum di neraka jahanam kelak. Jahanam adalah seburuk-buruk tempat kembali. Mereka mendapat laknat, azab yang sangat pedih tanpa ada penolong ampun dan kekal didalam neraka selama lamanya.