Artikel

Mushofahah sebagai Etika Islam

4 Mins read

Penulis: Maya Hariyanti, Mahasiswi UIN Raden Mas Said Surakarta


Mulai  kehilangan  jati  diri  dan  identitas  menjadi  permasalahan  yang  dihadapi  umat muslim saat ini. Seorang muslim sudah sewajarnya menunjukkan eksistensi agamanya kepada khalayak  ramai.  Namun  tidak  dipungkiri  bahwa  kewajiban  ini  tak  selalu  menempuh  jalan mulus.  

Banyak  sekali  rintangan  yang  harus  dihadapi  agar  marwah  Islam  tidak  hilang  ditelan waktu. Seiring perkembangan zaman budaya dan sosial akan terus berubah mengikuti trend.  Semua  hal  akan  berubah  mengikuti  zaman,  seperti  sebuah  nasihat  bahwa  setiap  masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya. Istilah ini cocok untuk menggambarkan situasi era modern saat ini. 

Banyak orang yang tidak bisa merasakan hidup di era 2000an  tetapi mereka diberi  kesempatan  melihat  kehidupan  era  2020  an.  Sekian  banyaknya  perubahan,  kita  bisa menengok masih terdapat satu budaya yang harus tetap eksis diera modern. 

Walaupun berbagai perubahan  telah  merevisi  sebagian  kehidupan  umat  muslim,  tetapi  mereka tidak  boleh kehilangan jati diri.  Identitas  Islam  harus  tetap  eksis  diera  gempuran  dekadensi  moral.  Karena  adanya dekadensi  moral  telah  merenggut  sebagian  budaya  positif  keislaman.  

Islam  sendiri  memiliki banyak  budaya,  apalagi  ketika  Islam  berkembang  di  wilayah  Indonesia.  Salah  satu  tradisi Keislaman  yang  terkenal  adalah  budaya mushofahah. Mushofahah sendiri  menjadi  salah  satu budaya yang telah dilakukan pada masa Nabi Muhammad SAW.  

Tradisi  bersalaman  bisa  diterima  di  Indonesia  karena  urgensinya  memegang  peran penting. Simbolisasi peleburan dan pemaafan dosa sesama muslim, menjadi hal terpenting dari mushofahah sendiri. Mushofahah termasuk etika Islam yang harus dipertahankan eksistensinya. 

Mengingat  dewasa  ini  marak  sekali  berita  terkait  kerusuhan  yang  mengatasnamakan  agama. Problematika   tersebut   berawal dari   ketidak   kompakkan   antar   kelompok dalam   Islam. Sebenarnya konflik ini bisa diredupkan dengan tradisi mushofahah tadi.  

Baca...  Ulul Albab dan Konsep Barat Mengenai Intelektual dalam Catatan Prof. Jalaluddin Rakhmat

Secara  makna mushofahah memberikan  ruang  siapa  saja  untuk  mengintrospeksi  diri. Menaruh  rasa  empati  pada  orang  yang  telah  berbuat  salah,  serta  memberi  kesempatan  orang lain untuk mengakui kesalahan yang telah diperbuat. Namun yang menjadi permasalahan ketika budaya mushofahah perlahan  mulai  memudar.  

Maka  permusuhan  dan  konflik  akan  terus bermunculan silih berganti. Ketika arti dari mushofahah tidak diterapkan bahkan menghilang, dapat dipastikan umat muslim telah kehilangan sebagian jati diri mereka.  Banyak sekali kasus yang menunjukkan muslim kehilangan jati dirinya. 

Tak terkecuali kasus  teroris  berdasarkan  ungkapan  Kabid  Humas  Polda  Jawa  Tengah,  Kompes  Pol  Satake Bayu “Terdapat 10 terduga teroris yang ditangkap,” kata dia saat dihubungi wartawan di Solo, Kamis (25/01). Dalam berita ini dikabarkan bahwa  Densus 88 berhasil menangkap 10 teroris tersebut di wilayah Solo Raya. 

Menurut kesaksian Suprapto, salah satu tetangga pelaku teroris bernama  Mujiono,  mengaku  melihat  sejumlah  barang  bukti  yang  dibawa  anggota  Densus  88 saat keluar dari dalam rumah Mujiono. “Yang dibawa itu busur panah, terus senapan angin. Senapan itu dijual karena dia berdagang di Pasar Klitikan,” kata Suprapto. 

Maraknya  kasus  tersebut  disebabkan  oleh  minimnya  pemahaman  Islam.  Para  pelaku melihat Islam hanya dari satu sisi, sehingga sangat mungkin terjadi kesalahan fatal. Para teroris menganggap jihad terbaik adalah dengan berperang dan mendirikan negara khilafah. 

Statemen buruk tersebut sangat perlu diluruskan, apalagi melihat perubahan zaman semakin kompleks. Sangat tidak etis jika era modern masih berjihad dengan cara berperang.  Islam memiliki etika dalam berdakwah guna  menyebarkan nilai kebaikan. 

Harus bisa beradaptasi dengan zaman menjadi etika penting demi tersebarnya keislaman. Ajaran yang bisa menyesuaikan  waktu  tentunya  akan  mudah  diterima  umat.  Maka  sangat  penting  memahami etika  Islam  guna  mencegah  kerusakan  dalam  ajaran  Islam  sendiri.  

Baca...  Imam Muslim Ulama Hadis Terbaik Setelah Imam Bukhari

Bahkan  di  era  dekadensi moral dewasa ini, telah banyak kerusakan di berbagai kalangan muslim. Menghormati orang tua menjadi tameng mencegah rusaknya moral kaum muslim.  Bukti  nyata  yang  dapat  kita  lihat  ketika  para  anak  menghormati  orang  tuanya,  pasti kehidupan mereka akan dipermudah. 

Fakta semacam ini sudah mengakar lama di masyarakat khususnya  muslim.  Namun  tidak  semua  kalangan  muslim  mampu  menerapkan  moralitas tersebut. Sekian banyaknya umat, hanya sebagian besar yang mampu  menjalankannya. Lagi-lagi semua dipengaruhi oleh perubahan dan pergerakan zaman. 

Banyak stigma masyarakat yang menganggap bahwa menghormati orang tua bukan hal penting.  Miris sebagian muslim memperlakukan orang tua layaknya pembantu di dalam rumah. Etika  Islam  mulai  memudar  sehingga  mereka  kehilangan  identitas  muslim.  

Memang  etika menjadi  kunci  utama  dalam  mengatasi  kerusakan  moral.  Kasus  menghormati  orang  tua  dan jihad dengan berperang dapat diatasi ketika mereka memahami etika dalam beragama. Budaya mushofahah menjadi  contoh  dari  sekian  banyaknya  etika  Islam  yang  dapat  diterapkan  di  era modern.  

Jika budaya mushofahah sebagai etika Islam dapat diterapkan dengan baik, sudah pasti kerukunan  antar  umat  bisa  dipertahankan.  Bukan  hanya  mempermasalahkan problem sepele yang  seharusnya  tidak  perlu  diperdebatkan.  

Komunitas  pembenci  etika  Islam  tidak  boleh dibiarkan  begitu  saja,  mereka  harus  mendapatkan  pembalasan  yang  setimpal.  Perihal  hal  ini, pasti selalu terdapat hikmah dibalik segala budaya di masyarakat. Kalaupun tidak menemukan hikmahnya,  umat  bisa  menengok  ulang  kehidupan  yang  dijalani.  Pastilah  terdapat  kesalahan dalam menjalani kehidupan, khususnya masalah etika.    

Editor: Adis Setiawan

2367 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Artikel

Pie Susu Asli Enaaak: Oleh-Oleh Khas Bali yang Tak Boleh Terlewatkan

5 Mins read
Sebagai seorang traveler yang gemar mengeksplorasi keindahan Pulau Bali, salah satu pengalaman yang selalu saya cari adalah menemukan oleh-oleh autentik yang benar-benar…
Artikel

Tidak Bisa Mengetik di Word karena "Selection is Locked", Ini Solusinya!

2 Mins read
Kompak – Salah satu masalah yang sering ditemui pengguna Microsoft Word adalah pesan “Selection is Locked” yang muncul saat mencoba mengetik atau…
Artikel

Ingin Rumah Lebih Sejuk? Coba Roster Jogja dari AM Roster

4 Mins read
Mendapatkan rumah yang sejuk merupakan impian bagi setiap orang, terutama di negara tropis seperti Indonesia. Salah satu cara untuk menciptakan suhu udara…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights