Artikel

Maraknya Kekerasan Dikalangan Santri Akibat Keteledoran Pengurus dan Pengasuh

4 Mins read

Penulis: Ardellia Gita Ronalda, Mahasiswa Prodi Tasawuf Psikoterapi Fakultas Ushuluddin Filsafat UINSA


Pondok Pesantren tentunya semua tahu apa fungsi dan kegunaan tempat tersebut, pasti sudah  tidak  asing  lagi  bagi kalangan  umat Muslim ketika  mendengarnya, dikenal  juga dengan sebutan “penjara suci” atau “tempat suci” yakni tempat  menimba  ilmu  dan  pengetahuan Islam tradisional  yang  para  siswanya disebut  “Santri” tinggal  bersama  dan  belajar langsung di bimbingan guru yang dikenal dengan sebutan Kiai.

Memiliki asrama untuk tempat menginap para santrinya, tempat yang baik dan dipercaya oleh banyak orang tua untuk menitipkan anaknya dengan harapan agar kelak menjadi orang yang ahli dalam memahami ilmu dan agama.  

Namun,  berbeda  dengan kondisi saat  kini yang sudah  tidak sedikit  lagi kekerasan  dan penganiayaan  yang  terjadi  dalam lingkup pesantren  seperti  bullying,  pelecehan  seksual,  bahkan pembunuhan. 

Kasus-kasus seperti ini sudah tidak jarang lagi kita temui. Sebenarnya  banyak  sekali  faktor-faktor  penyebab  maraknya  kasus  kekerasan  dilingkup pesantren,  salah  satunya  dari  segi  kurangnya  perhatian  pengurus  bahkan  pengasuh  dalam kehidupan  atau  kegiatan  sehari-hari  para  santri. 

Seperti  yang  terjadi  pada  bulan  lalu  tepatnya  di Pondok Pesantren Kediri pekan lalu. Kasus bullying  dan  kekerasan di  pondok  Pesantren  Kediri berujung  pada  kematian pun terjadi, dari  kejadian  pengeroyokan  santri  tersebut diduga salah  satu pelaku  adalah saudara sepupu korban sendiri yang juga di amanahi oleh ibu korban untuk menjaga dan merawat korban ketika di pondok.  

Sebelum  kejadian,  korban  sempat  beberapa  kali  me-WhatsApp  ibunya meminta agar sang ibu menjemputnya “ayo bu, sini buuu, aku sudah  tidak kuat bu, tolong aku bu,  aku takut  bu” sang ibu pun hanya meng-iyakan  agar  korban tenang  hatinya  dan  mengira  itu  hal sepele yang biasa dilakukan oleh Santri ketika jauh dari orang tua.  

Beberapa   hari   kemudian,   pihak Pengasuh Pondok tiba-tiba   memulangkan   korban kembali ke  rumah  asli dalam kondisi tidak  bernyawa dan posisi  mayat  sudah  tertata  rapi siap kubur, dengan alasan korban meninggal akibat jatuh terpeleset di kamar mandi tetapi dimanapun yang namanya bangkai akan selalu bau (kejelekan akan mesti terungkap).  

Ketika  hendak  dikubur, darah  pun  tetap  mengucur  dari  dalam  kain  kafan  hingga  keluar. Akhirnya akibat dari kecurigaan keluarga, munculah pertanyaan dan unek-unek “mengapa pihak Pondok  tidak  mengizinkan  keluarga  untuk  membuka kain kafan?”

Akibat  kecurigaan  tersebut, keluarga pun membuka paksa kain kafan tersebut.  Al  hasil  kondisi  mayat  sudah  sangat  tragis  terdapat  beberapa  luka sayatan  dan  pukulan seperti tulang hidung patah, pipi dan leher lebam, dada yang bolong akibat tusukan, dan banyak sekali  luka-luka  kecil  bekas  tusukan  rokok.  Sudah  dapat  didefinisikan  bahwa  meninggalnya santri  tersebut  bukan  akibat jatuh atau terpeleset  dari  kamar  mandi,  melainkan  itu  adalah  hasil kekerasan dan penganiayaan oleh sekelompok orang.  

Yang  membuat  aneh dari  kejadian  ini  ketika pihak  pengasuh  pondok tidak  merasa bersalah, hanya meminta maaf dengan raut wajah yang biasa saja tanpa disertai rasa penyesalan, dan tetap menutupi kasus tersebut yang sudah jelas terkuak kebenarannya.  

Setelah  ditelusuri oleh  berbagai  pihak, ternyata  berdirinya  pondok-pondok  Pesantren yang  terdapat  kasus  kekerasan  didalamnya itu masih  belum  mendapat surat  izin  resmi  dari Kemenag. Maka dari itu untuk perihal pengawasan di Pondok tersebut masih kurang. 

Sebenarnya banyak  faktor-faktor lain yang  menyebabkan adanya  kasus  tersebut.  Tetapi  untuk  kali  ini  yang banyak ditemui adalah keteledoran para pengurus dan pengasuh terhadap keseharian santri. 

Bagaimana tidak? Saat  ini  saya  sendiri  sudah  membuktikan, Pengurus yang  sudah  di  amanahi  oleh pengasuh untuk menjadi tangan kanannya, yang seharusnya menjadi bawahan pengasuh ditengah kesibukan beliau saja  jarang  mengontrol,  mengecek,  mengoreksi bagaimana  keadaan  santri. 

Bahkan turun ke kamar santri saja tidak pernah.  Kadang  juga  banyak  sekali  saya  menjumpai  seorang  santri  yang  sudah  mendapati  sakit yang bisa  dikatakan hampir  parah,  namun  ketika sang  wali  menjemput  dan  mengizinkan  santri itu pulang dan bertanya ke pengurus mengenai keadaan fisik atau kondisi santri ketika masih di pondok malah  ia dengan  entengnya menjawab “tidak tau”. 

Maka  tidak  bisa dipungkiri  bahwa keadaan  dunia  pesantren  saat  ini  jauh  berbeda  dengan  pesantren  jaman  dulu. Seharusnya pengurus juga ikut berbaur dengan para santri lainnya. Oleh  karena  itu, mendengar berita  ini  kita  sebagai  orang  tua  sebaiknya  bukannya  lebih memilih  untuk  tidak  menyekolahkan  anak  ke  Pondok  Pesantren.  

Tenang, jangan  ragu  jangan bimbang  sebagai  orang  tua  seharusnya kita lebih  berhati-hati  lagi  dalam  memilah  dan  memilih tempat  yang  baik, lingkungan  yang  layak, keadaan  sosial  yang  bagus  agar  anak  juga  mendapat kenyamanan dan fasilitas yang baik.  

Salah  satunya  dengan  melihat  bagaimana keadaan  lingkungan  dan  sosial  sekitarnya, bagaimana  ajaran-ajaran  yang  diajarkan, banyak  sedikit jumlah  santrinya, Sanad  pengasuhnya, latar  belakang  berdirinya,  surat  izin  resmi  Operasional  Pesantren  pada  Kemenag,  dan  yang terutama adalah bagaimana pandangan atau penilaian orang-orang tentang Pondok tersebut. 

Editor: Adis Setiawan

2362 posts

About author
http://kuliahalislam.com
Articles
Related posts
ArtikelKhutbah Jumat

Teks Khutbah Jum’at: Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW

3 Mins read
Khutbah Jum’at kali ini bertema “Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.” Mengajak kepada umat Islam agar selalu bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW dalam…
ArtikelPendidikanTokoh

2045: Generasi Cemas Era Post-Truth?

6 Mins read
Indonesia adalah negeri yang kaya, baik dari segi alam maupun budaya. Dengan segala kekayaan yang dimiliki, tidak heran jika pemerintah mengusung visi…
ArtikelKeislaman

Cara Malaikat Menyampaikan Wahyu Kepada Rasul

4 Mins read
Cara malaikat menyampaikan wahyu kepada rasul. Sudah mafhum bahwa wahyu adalah isyarat yang cepat. Itu terjadi melalui pembicaraan yang berupa rumus dan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights