Esai

Menyimak Debat Capres-Cawapres Pemilu 2024

2 Mins read

(Sumber Gambar: Redaksi Kuliah Al-Islam)

KULIAHALISLAM.COMDebat calon presiden dan calon wakil presiden di Indonesia sudah diadakan oleh Komisi Pemilihan Umum sejak pemilu secara langsung pertama kali dilangsungkan pada 2004. Pada acara debat 2004, 2009, 2014, dan 2019 lebih banyak hal umum yang menjadi topik pembahasan. Peserta memberikan penjelasan secara normatif. Moderator tidak diperbolehkan mengelaborasi/mengomentari pernyataan calon. Maka, ada kalanya, topik dan penjelasan tak searah. Menurut sejumlah studi, debat capres-cawapres umumnya tak banyak berpengaruh pada keputusan para pemilih, terutama pemilih yang sudah mempunyai patron.

Debat memang tidak sama dengan bermusuhan atau saling mencela (walaupun saat ini, dengan dominasi media sosial, debat kusir penuh penghinaan dan makian makin mudah dijumpai dan berujung permusuhan). Pada dasarnya, di dalam debat justru terbuka ruang untuk saling melengkapi wawasan dalam menyikapi hal yang diperdebatkan.

Budaya debat sesungguhnya sudah selalu hidup dalam tradisi kehidupan bernegara bangsa Indonesia. Memori kolektif bangsa Indonesia mencatat perdebatan antara dua pendiri bangsa Indonesia, yakni Mohammad Hatta dan Soepomo, tentang landasan ideologis bangsa Indonesia.

Hatta mengusulkan liberalisme sebagai fundamen ideologis bangsa Indonesia dan berhasil memasukkan ide kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengemukakan pendapat ke dalam konstitusi NKRI. Hatta sadar, tanpa kebebasan berpendapat, sebuah pemerintahan akan menjadi tiran dan otoritarian. Sebaliknya, Soepomo mengusulkan konsep negara integralistik. Alasannya, konsep ini sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia, seperti gotong royong dan kekeluargaan. Konsep kekeluargaan tradisional merupakan cikal bakal lahirnya paham keadilan sosial dan solidaritas dalam masyarakat modern kontemporer.

Dengan segala kekurangannya, debat antar kandidat presiden atau wakil presiden adalah penanda penting dari fase penting dalam sejarah politik kita setelah reformasi. Debat capres-cawapres adalah pembeda penting antara pemilu di era demokrasi dan era otoriter di zaman Orba. Sebagian kalangan mungkin menganggap tradisi debat dalam pemilu sebagai sesuatu yang sudah biasa; sesuatu yang taken for granted.

Baca...  Mistik Jawa dan Syari’at Islam: Sebuah Simbiosis Yang Tidak Terpisahkan

Debat ini memang tidak memiliki pengaruh yang signifikan bagi pemilih tertentu, terutama pemilih yang sudah menjatuhkan pilihan karena satu dan lain alasan. Namun, jelas debat ini memiliki dua fungsi penting. Pertama, ia merupakan sarana penting untuk edukasi publik. Melalui debat terbuka, kita bisa sedikit lebih tahu profil seorang kandidat. Jelas bahwa kemampuan berdebat memang tidak bisa mewakili seluruh profil seorang kandidat.

Kedua, debat memiliki manfaat penting bagi pemilih yang belum menentukan pilihan yang jelas (undecided voters); pemilih yang masih ragu-ragu. Meski jumlahnya tidak besar, mereka jelas merupakan segmen pemilih yang penting. Mereka ini mungkin bisa disebut sebagai, meminjam istilah Prof Mayling Oey-Gardiner di harian ini (Kompas, 6/1/2024), ”generasi matang”; pemilih yang hanya menjatuhkan pilihan manakala telah memiliki informasi yang cukup.

2404 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
EsaiOpini

Dari Ideologi Menuju Profesionalisme: Strategi Instruktur Madya IMM Menghadapi Dinamika Perkaderan Kontemporer

20 Mins read
Perkaderan dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan jantung dari pengembangan organisasi yang bertujuan menyiapkan kader-kader unggul, tidak hanya dalam ranah intelektual, tetapi…
Esai

Istri Simpanan dalam Pandangan Islam: Pilihan Kedua atau Ujian Hidup?

3 Mins read
Pernah dengar istilah istri simpanan? Yup, istilah ini sering bikin alis terangkat dan kepala geleng-geleng. Dalam masyarakat, topik ini jadi bahasan yang…
Esai

Mengenang Tokoh Yang Wafat; Memetik Kiprah dan Karya

3 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Secara naluriah, setiap manusia memiliki rasa rindu, ingatan dan memori terkait dengan sosok kedua orang tua, tokoh daerah dan nasional,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights