Esai

Kontribusi Islam Terhadap Ilmu Pengetahuan

6 Mins read

 

(Sumber Gambar: Redaksi Kuliah Al-Islam)


Oleh:
Fitratul Akbar

KULIAHALISLAM.COM – Sejarah telah
membuktikan, bahwa kemajuan ilmu pengetahuan di dunia modern menjadi fakta
sejarah yang tidak terbantahkan, bahkan banyak yang berpendapat bahwa ilmu
pengetahuan bermula dari dunia islam yang kemudian mengalami transmisi (penyebaran)
dan proliferasi (pengembangan) ke dunia Barat yang sebelumnya dunia
Barat dilanda dark ages (masa kegelapan) sehingga muncul zaman enlightenment
(yang cerah) di Eropa. Melalui dunia Islam mereka mendapat akses untuk
mendalami dan mengembangkan ilmu pengetahuan modern sebagaimana di ungkapkan
Gore Barton bahwa, “Orang-orang Barat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
tidak merujuk sepenuhnya kepada sumber-sumber Yunani melainkan kepada
sumber-sumber Arab”.

Pada abad ke 12, merupakan peradaban
Islam yang tertinggi dari sepanjang tahun sebelumnya sehingga banyak buku-buku
ilmu pengetahuan dan filsafat karangan para ahli dan filsuf muslim
diterjemahkan kedalam bahasa Eropa, di masa ini selain tercatat sebagai
prestasi tertinggi yang pernah di raih umat islam, juga tercatat sebagai masa
awal kemunduran umat islam sedangkan di Barat mulai gemilang dengan kesadaran
dan perhatian bangsa Barat terhadap ilmu pengetahuan dengan menerjemahkan
buku-buku hasil karya cendekiawan muslim hingga akhirnya membuat pola perubahan
kiblat pengetahuan dari yang sebelumnya berkiblat kepada peradaban Islam
menjadi berkiblat kepada peradaban Barat yang sampai zaman sekarang cukup
terasa.
 

Selain itu, islam juga hadir di
tengah kerasnya peradaban Jahiliyyah di Jazirah Arab sehingga mampu merubah
peradaban Jahiliyyah yang ada di Jazirah Arab saat itu, maka dalam perspektif
historis Islam sudah banyak memainkan peran yang signifikan dalam perkembangan
beberapa aspek peradaban dunia. Mulai dari masa kenabian sampai dengan wafatnya
Rasulullah saw perkembangan dan pemikiran peradaban Islam pun terus mengalami
berbagai varian berupa metode, dan kerangka berpikir yang berbeda. Bahkan dalam
catatan sejarah, bahwa misi ekspansi umat islam semata-mata tidak hanya untuk
mengambil keuntungan materi sebanyak-banyaknya dari daerah-daerah yang telah di
kuasai, melainkan mewujudkan keadilan, serta ikut membangun dan memajukan
peradaban yang ada, maka pemerintahan kerajaan islam sangat terkesan toleran
terhadap budaya-budaya lokal yang ada.

Gustaye Lebon seorang Orientalis Barat
mengatakan bahwa, “Orang-orang Arab-lah yang membuat kita memiliki peradaban
selama lebih kurang 6 (enam) abad, memang kemajuan peradaban kita saat ini
tidak lepas dari kerja keras para Ilmuwan dan Cendekiawan Muslim, bahkan mereka
para ilmuwan muslim sering di juluki sebagai pelopor lahirnya peradaban dunia,
sebab mereka telah mampu mengembangkan peradaban Yunani kuno kepada peradaban
yang lebih elegan dan maju”.
Tidak hanya itu, mereka juga mengembangkan
pola pikir dan kecerdasan insan manusia sehingga menemukan berbagai macam ilmu
pengetahuan dalam berbagai bidang. Maka tidak mengherankan apabila banyak
kalangan ilmuwan Barat yang mengatakan bahwa, “Ilmuwan muslim memegang
peranan penting bahkan merupakan donator kemajuan peradaban dunia. Misalnya
pada abad ke 12 dan ke 13, di bidang filsafat dan sains banyak karya
ilmuwan-ilmuwan muslim yang di terjemahkan kedalam bahasa Barat termasuk ke
dalam bahasa Spanyol sehingga masyarakat Barat semakin cerdas, sebab pada masa
ini para ilmuwan muslim sangat menguasai metode dan teori-teori penelitian dan
eksperimen membuat ilmu pengetahuan sangat berkembang pesat saat ini”.

Baca...  Memaknai Pemimpin Dalam Perspektif Islam

Dari uraian sumbangsih ilmuwan-ilmuwan
muslim, mulai ilmu agama sampai kepada ilmu pengetahuan alam dari dini terlihat
bahwa islam sangat berjasa dalam rangka menyatukan akal dengan alam, menetapkan
kemandirian akal, menetapkan keberadaan hukum alam yang pasti atas kehendak
Allah swt, serta telah mampu mendamaikan akal dengan iman dan filsafat dengan
agama sedangkan bangsa Barat masih mebuat stereotip yang memisahkan antara akal
dan iman serta filsafat dengan agama. Bahkan di dunia ilmu hukum, hukum islam
juga tidak dapat di bantahkan turut serta memberikan kontribusi dalam
pembentukkan dan perkembangan hukum di zaman modern saat ini.

Modernitas dengan ilmu sebagai tiang
penyangga pokok pun pada gilirannya berbelok meninggalkan misi dasarnya –misi
pembebasan- dengan metamorphosis ke arah saintisme. Dengan perkembangan itu
ilmu mengegser dirinya sebagai pandangan dunia (worldview) yang secara
ideologis mengalirkan kuasa hegemonic. Seiring dengan makin meluasnya
modernistas, bangsa-bangsa Timur pun menderita hegemoni itu. Malahan, “doktrin”
hegemonic Barat pernah menyebut komunitas non-Barat sebagai “dunia sisa” dan
hubungan Barat adalah hubungan kekuatan, dominasi, hubungan berbagai derajat
hegemoni yang kompleks.

Dalam pandangan islam sendiri ilmu
tidak hanya menonjolkan sudut pandang yang khusus dari mana kaum muslim
memandang ilmu,(Lahire, 1960: 120-121). Akan tetapi juga menekankan keharusan
yang mendesak untuk mencari ilmu. Seperti yang diketahui perintah Allah Swt
yang pertama kepada Nabi Muhammad saw melalui wahyu yang di terimanya adalah “bacaan
dengan (menyebut) nama Allah”.
Dan dari sudut pandang islam itulah, membaca
bukan hanya pintu menuju ilmu, akan tetapi juga cara untuk mengetahui dan
menyadari Allah. Al-qur’an mewajibkan kaum muslimin menundukkan
kekuatan-kekuatan alam untuk kebaikan ilmu murni dan terapan. Dari pandangan
tersebut ilmu mempunyai dua tujuan, yakni tujuan Ilahi dan tujuan duniawi. Ilmu
berfungsi sebagai pertanda Allah, sebab orang yang mempelajari alam dan
proses-prosesnya dengan seksama dan mendalam akan menjumpai banyak kasus yang
menunjuk kepada tangan yang tidak tampak, yang menimba dan mengawasi semua
kejadian di dunia. Tangan itu adalah tangan yang maha kuasa dan maha tau. Dari
tujuan duniawi ilmu adalah untuk memungkinkan seseorang hidup dengan berhasil
dan dengan efektif dengan jalan memahami alam, baik yang fisis dan psikis, dan
jalan memanfaatkan ilmu itu untuk kemaslahatan para individu dan masyarakat
(c.a. qadir, 1991: 16).

Baca...  Peperangan di Suriah

Pertentangan itu terjadi bukan hanya
antara agama dan ilmu pengetahuan, tapi juga antara agama dan ideology yang
dihasilkan oleh pemikiran modrn yang erat hubungannya dengan kemajuan yang
dicapai dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Semua ini menimbulkan
nilai nilai baru yang tidak sedikit dia antaranya bertentangan dengan nilai
nilai lama yang dipertahankan oleh agama. Dampak lebih jauh dari pertentangan
ini terutama di dunia yang sedang berkembang termasuk Negara kita Indonesia
yang masih mencari cari atau memantapkan identitasnya dapat menimbulkan
instabilitas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sejauh ini di zaman modern ilmu
mengalami banyak perubahan yang signifikan (Juhji, 2019), sedang agama bergerak
dengan lamban sekali, karena itu terjadi ketidak harmonisan antara agama dan
ilmu pengetahuan serta teknologi. Dalam Ensiklopedi Agama dan Filsafat
dijelaskan bahwa Islam adalah agama Allah yang diperintahkan-Nya untuk
mengajarkan tentang pokok-pokok serta peraturan-peraturannya kepada Nabi
Muhammad Saw. dan menugaskannya untuk menyampaikan agama tersebut kepada
seluruh manusia dengan mengajak mereka untuk memeluknya. Salah satu ciri yang
membedakan Islam dengan yang lainnya adalah penekanannya terhadap ilmu (sains)
(Baso Hasyim, 2013: 127-139).

Suatu keniscayaan yang nampak jelas
dalam dunia modern yang telah maju, hal ini adanya kontradiksi-kontradiksi yang
mengganggu kebahagiaan orang dalam hidup. Dibalik kemajuan ilmu, pandangan
dunia modern sesungguhnya menyimpan suatu potensi yang dapat menghancurkan
martabat manusia. Umat manusia telah berhasil mengorganisasikan ekonomi, menata
struktur politik, serta membangun peradaban yang maju untuk dirinya sendiri;
tapi pada saat yang sama, kita juga melihat umat manusia telah menjadi tawanan
dari hasil-hasil ciptaannya itu (Kuntowijoyo, 2004: 119).

Pandangan Islam terhadap Ilmu

Ilmu pengetahuan dalam pandangan islam
tidak bertolak belakang secara menyeluruh dengan ilmu pengetahuan di Barat. Ada
segi-segi tertentu yang merupakan titik persamaan dan perbedaannya. Titik
persamaan antara keduanya itu menunjukkan, bahwa keberadaannya diterima secara
universal. Masih pandangan Mujamil, indera diakui oleh islam sebagai salah satu
media mendapatkan pengetahuan (Mujamil Qomar, 2005: 125). Sementara Ihwal Shafa
menegaskan, bahwa sesungguhnya seluruh pengetahuan di usahakan, sedangkan dasar
usahanya itu adalah penginderaan. Sementara itu, objek pemikiran yang ada pada
akal bukanlah sesuatu tanpa ada lambang-lambang yang dapat di indera. Namun,
dalam keadaan kemampuan manusia untuk mengumpulkan fakta terbatas, di samping
pancaindera dapat keliru dalam melakukan pengamatan, maka kebenaran ilmiah pun
selalu dapat salah satu keliru. Bersamaan dengan itu fakta atau data pun tidak
selamanya menampakkan diri sebagaimana ada sebenarnya (Alfons Taryadi, 1989:
167-168).

Baca...  Memaknai dan Aktualisasi Ibadah Dalam Kehidupan

Islam tidak pernah mengekang umatnya
untuk maju dan modern. Justru Islam sangat mendukung umatnya untuk melakukan
research dan bereksperimen dalam hal apapun (Hasbullah, 2018), termasuk sains
dan teknologi. Bagi Islam sains dan teknologi adalah termasuk ayat-ayat Allah
yang perlu digali dan dicari keberadaannya. Ayat-ayat Allah yang tersebar di
alam semesta ini, dianugerahkan kepada manusia sebagai khalifah di muka bumi
untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Pandangan Islam terhadap
ilmu dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari analisis wahyu pertama yang
diterima oleh Nabi Muhammad Saw, sebagaimana artinya: “Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.”(QS. Al-Isra:1-5).

Sedangkan mengenai persepsi ajaran Islam
terhadap ilmu pengetahuan perlu dikembangkan berdasarkan pada beberapa hal
yaitu: Pertama, ilmu pengetahuan dalam Islam dikembangkan dalam kerangka tauhid
atau teologi. Yaitu teologi yang bukan semata-mata meyakini adanya Tuhan dalam
hati, mengucapkannya dengan lisan dan mengamalkannya dengan tingkah laku.
Kedua, ilmu pengetahuan dalam Islam hendaknya dikembnagkan dalam rangka
bertakwa dan beribadah kepada Allah Swt, hal ini penting ditegaskan karena
dorongan Al-Qur`an untuk mempelajari fenomena alam dan sosial tampak kurang
diperhatikan, sebagai akibat dan dakwah Islam yang semula lebih tertuju untuk
memperoleh keselamatan di Akhirat. Ketiga, ilmu pengetahuan harus dikembangkan
oleh orang-orang Islam yang memiliki keseimbangan antra kecerdasan akal, kecerdasan
emosional dan spiritual yang di imbangi dengan kesungguhan untuk beribadah
kepada Allah dalam arti yang seluas-luasnya. Hal ini sesuai dengan apa yang
terjadi dalam sejarah di abad klasik, di mana para ilmuwan yang mengembangkan
ilmu pengetahuan adalah pribadi-pribadi yang senantiasa taat beribadah kepada
Allah Swt. Keempat, Ilmu pengetahuan harus dikembangkan dalam kerangka yang
integral, yakni bahwa antara ilmu agama dan ilmu umum walaupun bentuk formalnya
berbeda-beda, namun hakekatnya sama, yaitu sama-sama sebagai tanda kekuasaan
Allah.
 

 

Dengan pandangan yang demikian itu,
maka tidak ada lagi perasaan yang lebih unggul antara satu dan lainnya.
Menerapkan ke-empat macam prinsip di atas, akan diperoleh manfaat mengatasi
krisis kehidupan pada masyarakat modern.

2366 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Esai

Menggali Ajaran Alqur'an Tentang Bullying: Larangan dan Hikmah Dibaliknya

1 Mins read
Bullying, suatu perbuatan tercela yang dapat menjatuhkan martabat dan psikis seseorang – yang berupa tindakan fisik, verbal, atau psikologis – perilaku tersebut…
Esai

Dinamika Perkembangan Islamic Studies

2 Mins read
Dinamika perkembangan Islamic studies. Pada tulisan singkat ini, penulis hendak menelisik tentang sejarah Islamic studies, menguraikan sejarah awal perkembangan studi Islam yang…
Esai

Persepsi Warga Dalam Pemilukada 2024

4 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Pemilihan Umum Kepala Daerah di Indonesia 2024 (Pemilukada) digelar secara serentak untuk daerah-daerah yang masa jabatan kepala daerahnya berakhir pada…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights