Artikel

Kisah Teladan Nabi Zakariya, Tidak Tergesa-gesa dalam Berdoa

2 Mins read

Penulis: Sofyan Atstsauri*

KULIAHALISLAM.COM – Salah satu adab di dalam berdoa adalah tidak tergesa-gesa. Maksudnya, kita tidak perlu merasa kecewa dan tidak boleh berputus asa ketika kita bedoa, namun doa-doa yang selama ini kita panjatkan tidak atau belum dikabulkan oleh Allah. 


Doa kita yang mungkin belum terkabulkan tidak seharusnya membuat kita mengeluh dan berburuk sangka kepada Allah. Teruslah kita berdoa, tetap istiqomah, dan tidak pernah merasa bosan karena Allah-lah Yang Maha Tahu, kapan waktu yang tepat dan kondisi seperti apa doa-doa kita akan dikabulkan. Oleh karena itu, tetaplah kita berbaik sangka kepada Allah.

Dalam hal ini, Nabi bersabda; 

يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ : يَقُوْلُ : قَدْ دَعْوتُ رَبِّي ، فَلَمْ يَسْتَجِبْ لِي

“Doa salah seorang di antara kalian pasti dikabulkan selama ia tidak tergesa-gesa. (Yaitu) orang tersebut berkata, ‘Aku telah berdoa kepada Rabbku, tetapi Dia tidak mengabulkannya untukku.” (HR. Bukhari, 6340 dan Muslim, 2735). 

Oleh karena itu, salah satu perantara agar doa-doa kita dikabulkan oleh Allah adalah dengan tidak terburu-buru di dalam berdoa. Dengan kata lain, terburu-buru atau tergesa-gesa di dalam berdoa justru malah menjadi penghalang dari dikabulkannya doa-doa yang kita panjatkan.

Kisah Teladan Nabi Zakariya

Salah satu Nabi yang patut dijadikan contoh dalam berdoa adalah Nabi Zakariya. Beliau adalah salah satu Nabi yang tidak pernah merasa bosan, tidak tergesa-gesa dan tidak pula merasa kecewa dalam berdoa kepada Allah. 

Allah abadikan pernyatan dan kondisi Nabi Zakariya ini di QS. Maryam ayat 4; “Ia (Zakariya) berkata “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum (tidak) pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku.” 

Baca...  Fiqhus Sirah (Sejarah Nabi SAW) dengan Dua Metode Terbaik Karya Muhammad Al-Ghazali

Nabi Zakariya berdoa dari sejak muda sampai usia senja dengan doa yang sama. Namun, jangka waktu yang sangat panjang dalam berdoa itu sama sekali tidak membuat beliau menaruh rasa kecewa sedikit pun kepada Allah. 

Doa yang beliau panjatkan terus-menerus adalah agar beliau dikarunia seorang anak yang bisa mewarisi dan melanjutkan dakwah perjuangannya, kenabiannya, dan keluarga Ya’kub. Allah abadikan doa Nabi Zakariya di QS. Maryam ayat 5-6;

“Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai.”

Dalam ayat yang lain juga disebutkan bahwa Nabi Zakariya berdoa kepada Allah agar dikarunia anak keturunan yang baik (thayyibah). “Di sanalah Zakariya berdoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.” (QS. Ali Imron; 38)

Setelah sekian lama berdoa, ketabahan dan keistiqomahan Nabi Zakariya berbuah manis. Doa beliau dikabulkan oleh Allah. Nabi Zakariya dikarunia seorang anak. Anaknya kemudian langsung dipilihkan nama oleh Allah dengan nama Yahya. Berita gembira ini Allah abadikan di QS. Maryam; 7.

“Wahai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.”

Tidak hanya itu, Allah menjadikan Yahya sebagai teladan yang patut dicontoh bagi orang lain, setelah itu kemudian Allah juga mengangkatnya menjadi seorang Nabi dan Rasul, yang mewarisi ayahnya dan kakek buyutnya; yaitu Nabi Ya’kub dan Nabi Ibrahim. 

Baca...  Filsafat Perspektif Imam Al Ghazali

Dalam hal ini Allah berfirman; “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (Zakariya) dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi panutan, berkemampuan menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi di antara orang-orang saleh”. (QS. Ali Imron; 39)

Walhasil, kita tidak perlu tergesa-gesa di dalam berdoa, karena hal itu justru menyebabkan doa-doa kita tidak dikabulkan oleh Allah. Tetaplah berbaik sangka kepada Allah sekalipun mungkin saat ini doa-doa kita belum terkabul. 

Tetaplah optimis bahwa Allah akan mengabulkan doa-doa kita pada waktu yang tepat. Kita perlu belajar kepada Nabi Zakariya di mana beliau bersabar, tidak berputus asa, tidak pernah kecewa dan tidak pernah bosan di dalam berdoa, karena beliau sangat tahu bahwa Allah Maha Mendengar dan pasti akan mengabulkan doa-doanya; cepat atau lambat. 

*) Alumni Pascasarjana Universitas Darussalam Gontor Ponorogo. Aktifitas saat ini mengasuh rumah tahfidz dan mengisi kajian.

2364 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Artikel

Sekolah Bisnis Online dan Konsultan Feasibility Study: Meningkatkan Kualitas Bisnis di Era Digital

4 Mins read
Pendahuluan Di era digital yang terus berkembang, memulai dan mengelola bisnis bukan lagi hal yang sulit. Teknologi internet memberikan akses ke berbagai…
Artikel

Konsultan Feasibility Study (FS) dan Jasa Pembuatan Feasibility Study: Panduan Lengkap

4 Mins read
Pendahuluan Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, pengambilan keputusan yang tepat menjadi kunci untuk memastikan keberhasilan suatu proyek. Salah satu tahapan yang…
Artikel

Ajaran Berniaga dalam Islam di Era Digital: Memaksimalkan Potensi dengan Pasarino

1 Mins read
Dalam era digital yang semakin pesat, dunia bisnis mengalami transformasi yang signifikan. Islam sebagai agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights