Sejarah

Kilas Balik Sejarah Makna Filosofis Carok di Madura

2 Mins read

Tradisi carok di daerah Madura ini merupakan bentuk pertahanan harga diri, bagi masyarakat Madura harga diri adalah nilai yang dijunjung tinggi dan harus selalu dijaga, tradisi carok ini juga pertama kali dibawa oleh R. Sakera pada abad ke-19.

R. Sakera pada saat itu ia menggunakan carok sebagai pembelaan diri pada masa penjajahan Belanda. R. Sakera yang saat itu merupakan mandor kebun sawit pun akhirnya dipenjara sebab berusaha untuk melawan pemerintahan hindia belanda dengan menggunsakan senjata tajam berupa celurit.

Meskipun sering dipandang kontroversial karena kekerasannya, tradisi carok di Madura memiliki makna filosofis yang mendalam. Secara tradisional, carok adalah bentuk duel dengan senjata celurit yang dilakukan untuk mempertahankan kehormatan. Filosofinya tidak sekadar tentang kekerasan, melainkan juga mencerminkan nilai-nilai yang dipegang teguh oleh masyarakat Madura, seperti harga diri, tanggung jawab, dan keberanian.

Makna filosofis dari tradisi carok ini adalah :

Harga diri dan kehormatan

Bagi masyarakat Madura harga diri merupakan nilai tertinggi yang harus dijaga, tidak ada apapun yang dapat setara dengan harga diri mereka, bahkan nyawa orang lain, begitupun dengan kehormatan, masyarakat Madura senantiasa menjaga kehormatan dan martabat keluarga, baik dirinya sendiri maupun istri dan anak, mereka tidak akan senang apabila keluarga diusik apalagi direndahkan.

Rasa tanggung jawab dan komitmen terhadap nilai sosial

Masyarakat Madura menanamkan nilai sosial kepada anak anaknya terlebih laki-laki, mereka menekankan adanya tanggung jawab besar yang harus dijaga dan wajib untuk dipertahankan, apapun resikonya.

Keberanian

Dalam carok setiap orang yang terlibat akan pantang untuk menyerah, mereka akan saling menyerang hingga sampai di titik darah penghabisan, mereka tidak akan berhenti sebelum seseorang yang mereka target kan bisa mereka dapatkan, karena bagi Masyarakat madura mati lebih baik daripada hidup tanpa memiliki kehormatan.

Baca...  Sejarah, Mitos dan Pesan Moral tentang Makam Santri Desa Kenanti Tambakboyo

Konsep Gentleman lokal

Meski terlihat sebagai tindakan kekerasan, carok memiliki aturan tidak tertulis, seperti saling menghormati sebelum dan sesudah pertarungan. Hal ini mencerminkan bahwa meskipun ada konflik, pertarungan dilakukan dengan “terhormat” dalam konteks budaya setempat

Sebagai simbol penyelesaian konflik secara mandiri

Dalam masyarakat agraris yang minim akses hukum formal, carok dianggap sebagai bentuk penyelesaian konflik yang cepat, meski carok juga menunjukkan sisi gelap dari minimnya pendekatan hukum yang adil.

Tradisi carok di Madura, meski sarat dengan nilai-nilai filosofis seperti kehormatan, keberanian, dan tanggung jawab, tetap menjadi bagian kontroversial dari budaya lokal. Dalam konteks modern, carok sering dipandang tidak lagi relevan karena bertentangan dengan prinsip hukum dan nilai-nilai kemanusiaan universal.

Oleh karena itu, tantangan yang dihadapi masyarakat Madura adalah bagaimana menjaga nilai-nilai luhur seperti kehormatan dan keberanian tanpa harus mengekspresikannya melalui kekerasan.

Dialog, pendidikan, dan pendekatan hukum yang adil dapat menjadi jalan untuk menggantikan tradisi ini dengan cara-cara yang lebih damai dan konstruktif. Tradisi carok seharusnya menjadi pelajaran tentang pentingnya menjaga martabat, tetapi dengan tetap menghormati kehidupan dan hukum yang berlaku.

1 posts

About author
Mahasiswa S1 Jurusan Akidah dan Filsafat Islam di Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya.
Articles
Related posts
KeislamanSejarah

Peran Kesultanan Banten: Penyebaran Islam dan Perdagangan di Nusantara

4 Mins read
Kesultanan Banten berawal dari sebuah wilayah di bawah bayang-bayang kekuasaan kerajaan yang berada di Jawa Barat yaitu Padjajaran. Kerajaan ini memiliki pengaruh…
KeislamanSejarah

Laksamana Malahayati Mutiara Aceh yang Bersinar di Samudra

4 Mins read
Dalam sejarah kemaritiman yang didominasi laki-laki, Laksamana Malahayati berhasil mencatatkan Namanya sebagai sosok laksamana perempuan. Dalam tradisi kemaritiman Aceh, ia merupakan perintis…
KeislamanSejarah

Kontribusi Al Fihriya dalam Kebangkitan Intelektual Dunia 

4 Mins read
Di Tengah sejarah panjang peradapan Islam di dunia, julukan oum al-banine mungkin tidak banyak diketahui oleh sebagian besar masyarakat luas. Akan tetapi,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
Esai

Refleksi Kemenangan Paslon MAN-FERI Dalam Pilkada Kota Bima 2024

Verified by MonsterInsights