KeislamanTokoh

KH. Abdulloh Ma’sum Jauhari: Sosok Gondrong Yang Mempersatukan Ulama

4 Mins read

Istilah “gondrong” sering kali dikaitkan dengan pernyataan negatif, seperti perilaku kriminal seperti mencopet atau merampok. Namun keyakinan ini tidak selalu tepat. Dalam Sejarah Indonesia, KH. Abdulloh Ma’sum Jauhari yaitu seorang ulama’ besar yang membuktikan bahwa penampilan yang gondrong itu tidak menghalangi seseorang untuk menjadi tokoh penting dan pemersatu umat.

Beliau seorang ulama’ yang kharismatik yang memainkan peran penting dalam menyatukan para kiai Nahdlatul Ulama’ (NU) di Indonesia. Selain itu, KH. Abdulloh Ma’sum Jauhari, yang terkenal dengan penampilannya yang sederhana, merupakan ulama’ yang memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat dan keinginan besar untuk membangun persatuan umat. Beliau juga menjadi salah satu penggagas berdirinya organisasi pencak silat PSNU Pagarnusa.

Sebagai seorang kiai, Gus Ma’sum berperilaku tidak sesuai dengan tradisi pesantren itu terlihat aneh. Beliau berambut gondrong, dengan jenggot dan kumis yang lebat, dan memakai sarung yang hampir mendekati lutut. Oleh karena itu, seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang dikenal sebagai “jadug” di pesantren, Gus Ma’sum tidak pernah makan nasi, atau lebih dikenal ngerowot.

Beliau juga unik karena beliau suka memelihara hewan yang tidak biasa. Gus Ma’sum memelihara banyak hewan sepanjang hidupnya, termasuk ular, unggass, buaya, orang utan, dan lainnya. Dalam Masyarakat umum, Gus Ma’sum karena kesaktiannya. Rambutnya tidak dapat dipotong (konon hanya ibundanya yang bisa mencukur rambut beliau), mulutnya mampu menyemburkan api, memiliki kekuatan yang luar biasa dan mampu mengangkat beban berat, mampu menaklukan jin, tidak mempan disantet, dan banyak lagi.

Di dalam setiap medan laga (juga dikenal sebagai sabung) tidak ada yang mungkin berani melawan Gus Ma’sum, dan kehadirannya membuat para pendekar aliran hitam gelagapan. Pagar Nusa berhasil membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan di pesantren berkat kharisma Gus Ma’sum.

KH. Abdulloh Ma’sum Jauhari juga ingin membentuk kader-kader yang tidak hanya kuat secara fisik, tetapi juga memiliki spiritualitas tinggi dan komitmen terhadap nilai-nilai agama. Kini, Pagar Nusa telah berkembang menjadi salah satu perguruan pencak silat terbesar di Indonesia, dengan ribuan anggota yang tersebar di seluruh pelosok negeri, (Arifin, 2018).

Baca...  Pilkada: Antara Ulama Vs Akademisi

Sebagai jendral utama gus maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama’. Saat kondisi politik warga NU bertentangan dengan PKI Bersama antek-anteknya diwilayah Jawa Timur terutama Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam PPP maupun Ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus ma’sum selalu menjadi jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun beliau tidak mau menduduki jabatan legislatif maupun eksekutif. Lalu seperti apakah dan bagaimanakah peran Gus Ma’sum dalam mempersatukan ulama’ ?

Peran Gus Ma’sum dalam Mempersatukan Ulama

Selain dikenal sebagai seorang ulama’ yang kharismatik dan tokoh penting dalam Nahdlatul Ulama’ (NU), beliau juga dihormati bukan hanya karena keilmuannya, tetapi beliau memiliki peran yang sangat penting dalam upaya mempersatukan ulama’ di Indonesia.

Dari segi Indonesia yang penuh dengan keberagaman, baik dari segi madzhab, pemahaman keagamaan, maupun latar belakang sosial ataupun politik. Beliau dengan pendekatan yang penuh hikmah dan wawasan yang luas mampu untuk menyatukan para ulama dan kyai Nahdlatul Ulama (NU) yang ketika di tengah perbedaan pendapat.

KH. Abdulloh Ma’sum Jauhari dapat memahami bahwa para kyai dari berbagai daerah di NU memiliki tradisi dan pendekatan dakwah yang berbeda-beda, dan beliau berhasil menjadi mediator yang berhasil menyatukan berbagai kelompok di bawah kepemimpinannya.

Beliau selalu mengutamakan diskusi terbuka untuk menyelesaikan perbedaan dengan pendekatan kultural. Beliau sering mengutip ayat Al-Qur’an, “Wa’tashimuu bihablillaahi jamii’an wa laa tafarraquu”, di berbagai forum untuk mengingatkan betapa pentingnya persatuan ulama (Huda, 2019). Dengan pendekatan yang santun tetapi tegas, Gus Ma’sum berhasil mempersatukan para ulama.

Beliau menyadari fakta bahwa persatuan adalah kunci kekuatan umat. Hal ini sesuai dengan nilai-nilai Nahdlatul Ulama, yang menekankan toleransi dan ukhuwah Islamiyah. Dengan demikian beliau telah menjadi salah satu penggerak utama dalam menengahi perbedaan dikalangan ulama’ serta menjaga keharmonisan umat islam.

Baca...  Keutamaan Batiniat dan Aqliyat Menurut Ibnu Sina

Tidak hanya itu, beliau sering mengundang ulama’ dari berbagai latar belakang ke pesantrennya untuk berbicara tentang masalah strategis yang dihadapi umat. Menurut Zuhdi (2020), diskusi ini menghasilkan sejumlah solusi bersama yang kemudian diterapkan oleh organisasi NU.

Salah satu solusi ini adalah upaya untuk menyatukan visi dakwah yang lebih inklusif. kemudian, NU menghadapi perselisihan internal yang signifikan, baik dalam hal politik maupun keagamaan. Sering dianggap bahwa KH. Abdulloh Ma’sum Jauhari membantu menyelesaikan konflik.

Salah satu peristiwa yang signifikan adalah ketika beliau اberperan aktif dalam menyatukan kembali dua kelompok yang sempat berselisih di tingkat struktural NU. Beliau mampu meredam konflik dan mengembalikan keharmonisan didalam organisasi dengan cara yang tegas dan lembut (Arifin, 2018).

KH. Abdulloh Ma’sum Jauhari dikenal sebagai seorang pemimpin yang tidak memihak golongan tertentu. Beliau dihormati oleh semua orang karena sikapnya yang inklusif dan keikhlasannya untuk melayani orang lain.

Beliau sering mengatakan “Kita tidak perlu selalu sepakat, tetapi kita harus tetap bersatu dalam perbedaan demi umat Islam,”.prinsip ini memjadi pedoman banyak ulama’ dalam menjaga ukhuwah Islamiyah di kalangan Nahdlatul Ulama (Rahman, 2022).

Kemudian keberhasilan KH. Abdulloh Ma’sum Jauhari dalam mempertahankan keutuhan NU sebagai organisasi keagamaan terbesar di Indonesia adalah warisan terbesarnya. Upaya beliau dalam menyatukan ulama’ telah menjadi teladan bagi generasi penerus NU. Hingga kini, nilai-nilai persatuan yang beliau tanamkan tetap menjadi pedoman dalam menyelesaikan berbagai permasalahan internal dan eksternal di NU.

Sejarah Singkat Gus Ma’sum

Berbicara mengenai Pagar Nusa (PN) Nahdlatul Ulama’ tidak akan bisa lepas dari sosok yang sangat kharismatik yaitu Gus Maksum. Nama lengkapnya yaitu KH. Abdulloh Maksum Jauhari, yang merupakan pasangan dari KH. Abdullah Maksum Jauhari dengan Nyai ‘Aisyah.

Baca...  Fenomena Mixed Marriage Perspektif Tafsir Maqasidi Ibn ‘Asyur

Kakeknya bernama KH. Abdul Karim atau yang masyhur dengan sebutan mbah manaf, yakni pendiri Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur. Gus Maksum lahir di Kanigoro, Kras, Kediri, Jawa Timur pada tanggal 8 Agustus 1944.

Sejak kecil beliau sudah terlihat kesaktiannya. Fakta unik dan menarik dari kesaktian Gus maksum saat kecil, salah satunya yakni beliau bisa melompat melayang dari satu tiang meunju tiang lainnya di masjid Kanigoro, beliau juga pernah melempar seekor kuda seperti hanya melempar sandal. Tak hanya itu beliau juga gemar mengembara ke berbagai daerah di Pulau Jawa untuk berguru ilmu silat. Dari hasil pengembaraannya alhasil ketika dewasa beliau di masa dewasanya tampil menjadi pendekar legendaris di kalangan NU.

Pandangan Tentang Pendidikan dan Generasi Muda

KH. Abdulloh Maksum adalah seorang ulama yang sangat menekankan pentingnya pendidikan. Dia percaya bahwa cara terbaik untuk membangun karakter generasi muda adalah melalui pendidikan. Beliau sering mendorong santri pesantren untuk terus belajar dan berjuang untuk agama dan bangsa.

KH. Abdulloh Ma’sum berpendapat bahwa pendidikan tidak hanya terbatas pada pengetahuan agama tetapi juga keterampilan praktis, seperti seni budaya dan bela diri. Dengan cara ini, dia berharap dapat mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas tetapi juga kuat secara fisik dan mental.

Referensi

https://www.google.com/url?q=https://dawuhguru.co.id/biografi-lengkap-kh-maksum-jauhari-gus-maksum-beserta-ajarannya/&sa=U&sqi=2&ved=2ahUKEwj918TrkpCKAxWE2DgGHY7jH0cQFnoECBUQAQ&usg=AOvVaw2s0dNGbwO6XFMwy6z49180

https://nu.or.id/amp/tokoh/gus-maksum-sang-pendekar-pagar-nusa-1vNxD

Arifin, Z. (2018). Sejarah dan Perkembangan PSNU Pagar Nusa. Jakarta: Lembaga Seni Bela Diri NU.

Zuhdi, A. (2020). Biografi KH. Abdulloh Ma’sum Jauhari: Peran dan Pengaruhnya di NU. Surabaya: Pustaka Aswaja.

Arifin, Z. (2018). Sejarah dan Kiprah Tokoh NU dalam Persatuan Umat. Jakarta:Lembaga Dakwah NU.

Rahman, T. (2022). Kepemimpinan Ulama NU:Refleksi dari Sosok KH. Abdulloh Ma’sum Jauhari. Jakarta: Dakwah Press.

 

1 posts

About author
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Articles
Related posts
Keislaman

Gus Ulil: Keabsahan Iman Orang Yang Taklid dan Dalil-dalilnya

5 Mins read
Faktanya, imannya orang-orang awam (yang tidak terpelajar) seringkali dianggap remeh-temeh oleh orang-orang yang terdidik. Bagaimana tidak! Orang awam mampunya dalam beragama itu…
KeislamanSejarah

Laksamana Malahayati Mutiara Aceh yang Bersinar di Samudra

4 Mins read
Dalam sejarah kemaritiman yang didominasi laki-laki, Laksamana Malahayati berhasil mencatatkan Namanya sebagai sosok laksamana perempuan. Dalam tradisi kemaritiman Aceh, ia merupakan perintis…
KeislamanSejarah

Kontribusi Al Fihriya dalam Kebangkitan Intelektual Dunia 

4 Mins read
Di Tengah sejarah panjang peradapan Islam di dunia, julukan oum al-banine mungkin tidak banyak diketahui oleh sebagian besar masyarakat luas. Akan tetapi,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
Berita

Orientasi Kepalangmerahan PMR SMK Kesehatan Sunan Kalijaga

Verified by MonsterInsights