Esai

Ketika Simbol Agama menjadi Sorotan: Sensasi atau Pelecehan Agama?

3 Mins read

Pelecehan Agama dalam Dunia Hiburan

Perbedaan agama sering kali menjadi kontroversi antar masyarakat. Terlebih lagi apabila seorang public figure yang menimbulkan kontroversi ini seperti dunia hiburan Korea yang sedang berada di puncak saat ini. K-Pop telah berkembang menjadi fenomena budaya global yang diminati oleh jutaan orang termasuk Indonesia. K-Pop menjadi gaya hidup kekinian bagi banyak penggemar karena musik yang menarik, koreografi yang memikat hati dan juga pada visual anggotanya yang indah. Namun di balik popularitasnya ini, industri K-Pop telah mengalami banyak kontroversi salah satunya ialah kontroversi yang berkaitan dengan agama.

Dunia K-Pop yang baru-baru ini menarik perhatian dunia tetapi bukan karena musik atau penampilan panggungnya yang dapat dikatakan luar biasa. Munculnya salah satu anggota grup K-Pop yang menggunakan kostum bergambar Ka’bah dan lafadz Arab menjadikan grup ini menjadi terkenal. Banyaknya reaksi yang beragam terhadap tindakan ini termasuk kekaguman atas desain hingga kritik tajam yang menganggapnya sebagai pelecehan agama.

Komunitas Muslim di seluruh dunia menanggapinya dengan keras mengenai kasus yang muncul ini. Salah satu pertanyaan penting yang muncul dari kontroversi ini adalah seberapa sadarnya industri hiburan tentang batas-batas penggunaan elemen agama dalam produk mereka meskipun dalam negara mereka tidak begitu kental perihal keagamaan.

Penyalahgunaan Simbol Agama

Symbol seperti Ka’bah dan lafadz Allah dan Muhammad ini memiliki nilai spiritual yang tinggi dalam agama Islam. Ka’bah bukan hanya sebuah struktur, akan tetapi juga simbol persatuan umat Islam dan kiblat mereka. Lafadz Allah dan Muhammad mencerminkan inti dari ketauhidan dan kerasulan dalam Islam. Karena dianggap merendahkan kesakralannya, penggunaan simbol-simbol ini dalam hiburan sering dianggap sebagai pelecehan.

Baca...  Konsep Dasar Tafsir Sosial Kemasyarakatan Trend Poligami

Industri hiburan K-Pop tidak memahami budaya lintas agama seperti yang ditunjukkan oleh kontroversi ini. Sebagian kreator mungkin melihat simbol agama ini sebagai fitur estetika, akan tetapi mereka yang menganutnya percaya bahwa simbol-simbol ini memiliki makna yang mendalam, harus dijaga dan digunakan dengan hati-hati.

Pelecehan Agama dalam Islam

Agama Islam mengajarkan kita untuk selalu menghargai sesama meskipun berasal dari agama yang sama maupun berbeda. Dalam Surah Al-An’am ayat 108 Allah mengingatkan kepada kita, hambanya betapa pentingnya menjaga kehormatan agama baik Islam maupun agama lain.

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

“Janganlah kamu memaki (sesembahan) yang mereka sembah selain Allah karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa (dasar) pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.”

Ayat ini meberitahukan bahwa dalam agama Islam dilarang untuk melakukan pelecehan terhadap keyakinan agama lain, bahkan dengan hinaan. Prinsip ini juga berlaku untuk menjaga kehormatan simbol agama Islam sendiri. Selain itu, kita juga sudah diingatkan dalam Surah Al-Hujurat ayat 11 untuk menahan diri agar tidak merendahkan orang lain termasuk menghina keyakinan mereka sendiri.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik699) setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim.”

 

Baca...  Refleksi Bersama: Balada Kehadiran UU Omnibus Law

Dalam situasi ini, pelecehan terhadap simbol agama, baik yang dilakukan dengan sengaja maupun tidak, menunjukkan kurangnya kesadaran akan nilai-nilai agama dan hubungan antarmanusia. Skandal design pada kostum K-Pop ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kepekaan terhadap simbol keagamaan.

Sebagai umat beragama, kita harus dapat menangani masalah ini dengan bijak sambil mempertahankan akhlak mulia kita. Pada akhirnya, menghormati agama adalah kunci untuk menghasilkan masyarakat yang beragam akan keharmonisan. Industri hiburan di seluruh dunia termasuk K-Pop harus memahami bahwa simbol agama bukanlah sekadar fitur. Agar tidak menyinggung keyakinan agama tertentu simbol-simbol ini harus dihormati.

Dalam situasi seperti ini pendidikan lintas budaya sangat penting untuk meningkatkan kesadaran para pelaku industri tentang masalah sensitif seperti agama. Disaat hal ini terjadi, umat Islam dididik untuk bertindak dengan bijak dan bermartabat sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur’an surah An-Nahl ayat 125:

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan siapa yang mendapat petunjuk.”

Kita harus memulai pendidikan dan pemahaman tentang kesakralan simbol agama baik itu dari agama Islam sendiri atau agama lainnya daripada terlibat dalam kemarahan yang tidak terkendali. Cara yang terbaik untuk mencegah terjadinya hal yang serupa di masa mendatang yaitu dengan cara berbicara dan memberi tahu orang lain akan toleransi beragama ini.

2369 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Esai

Dinamika Perkembangan Kaum Muslimin di Jepang

4 Mins read
Jepang, sebuah negara yang terkenal dengan tradisi yang kaya dan kemajuan teknologi, mungkin tidak langsung diasosiasikan dengan komunitas Muslim. Namun, perkembangan Islam…
Esai

Islamic Society of North America (ISNA): Jejak Panjang Organisasi Islam di Amerika Serikat

4 Mins read
Islamic Society of North America (ISNA) adalah salah satu organisasi Muslim tertua dan terbesar di Amerika Utara. Organisasi ini memiliki sejarah panjang…
Esai

Falsifikasi Teori Kematian Paul Mccartney dalam Sampul Album Abbey Road Menggunakan Metode Al Ghazali dalam Kitab Al Munqidh Min Ad Dhalal

6 Mins read
James Paul McCartney masih hidup. Tetapi teori ini simpang siur. Ini merupakan penggabungan “tergila” dengan epistemologi Al Ghazali untuk mengkaji suatu teori…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights