Artikel

Kepemimpinan dalam Konsep Islam Perspektif Fazlur Rahman

4 Mins read

Penulis: Fitri Noviana Indriyani*

Abstrak

Artikel ini membahas analisis kepemimpinan dalam konsep Islam dengan menggunakan perspektif teori Fazlur Rahman. Teori Fazlur Rahman menekankan pentingnya kontekstualisasi ajaran-ajaran Islam agar tetap relevan dengan tantangan zaman modern. 


Melalui pendekatan ini, artikel ini mengeksplorasi bagaimana prinsip-prinsip kepemimpinan Islam, seperti keadilan, kebijaksanaan, dan akhlak mulia, dapat diterapkan secara efektif dalam konteks kepemimpinan kontemporer. 

Studi ini juga mengkaji kritik terhadap teori Fazlur Rahman dan memberikan tanggapan serta pembelaan terhadap kritik tersebut. 

Kesimpulannya, penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang penerapan nilai-nilai kepemimpinan Islam dengan adaptasi konteks modern, serta implikasinya bagi praktik kepemimpinan saat ini.

Pendahuluan 

Kepemimpinan adalah elemen vital dalam masyarakat dan organisasi. Dalam Islam, konsep kepemimpinan tidak hanya mencakup aspek administratif dan manajerial, tetapi juga aspek moral dan spiritual. 

Kepemimpinan dalam Islam didasarkan pada nilai-nilai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para khalifah yang mengikutinya. Fazlur Rahman, seorang pemikir Islam modern, menawarkan pendekatan kontekstualisasi ajaran-ajaran Islam yang dapat membantu menjawab tantangan kepemimpinan di era kontemporer.

Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam artikel ini adalah kualitatif-deskriptif dengan metode analisis literatur. Berbagai sumber literatur tentang kepemimpinan dalam Islam, teori Fazlur Rahman, dan penerapan praktis dari teori tersebut akan dianalisis untuk memberikan gambaran yang komprehensif.

Pemimpin dalam Pandangan Islam

Dalam pandangan agama Islam, pemimpin ideal harus memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pemimpin tersebut harus menjadi teladan bagi masyarakat dan memiliki visi yang jelas untuk memimpin masyarakat dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. 

Pemimpin ideal juga harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan konteks sosial dan sejarah, serta memiliki kemampuan untuk memahami makna dan konteks ayat-ayat Alqur’an yang terkait dengan pemimpin. 

Baca...  PC IMM Bima Berharap Pilkada Serentak 2024 Menjadi Momen Pendidikan Politik Bagi Masyarakat

Setiap pemimpin Islam harus memiliki 4 moral Agama yaitu moral iman, Islam, taqwa, ihsan. Pemimpin dalam pandangan Islam harus sebisa mungkin mencontoh para ulama’ dan umara’ seperti Abu Bakar As-Shidiq. 

Dalam teori Double Movement Fazlur Rahman, pemimpin ideal harus memiliki kemampuan untuk melakukan dua gerakan. Gerakan pertama adalah memahami makna dan konteks ayat-ayat Alqur’an yang terkait dengan pemimpin, serta mempertimbangkan nilai-nilai universal yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut. 

Gerakan kedua adalah mempertimbangkan konteks sosial dan sejarah dalam memahami makna dan konteks ayat-ayat Alqur’an, serta beradaptasi dengan nilai-nilai universal yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut.

Teori Fazlur Rahman

Teori Gerak Ganda (Double movement) Fazlur Rahman

Fazlur Rahman, seorang pemikir Muslim ternama, menawarkan sebuah teori penafsiran Alqur’an yang disebut “Teori Gerak Ganda” (Double movement). Teori ini bertujuan untuk memahami pesan Alqur’an secara komprehensif dan kontekstual, dengan mempertimbangkan dua gerakan utama:

1. Gerakan dari Konteks Masa Kini ke Masa Alqur’an (From the display circumstance to Qur’anic times)

Langkah pertama melibatkan pemahaman konteks masa kini di mana Alqur’an ditafsirkan. Hal ini meliputi isu-isu sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang dihadapi umat Islam saat ini. Memahami konteks ini membantu para penafsir mengidentifikasi pertanyaan dan permasalahan yang relevan dengan teks Alqur’an.

2. Gerakan dari Masa Alqur’an ke Konteks Masa Kini (From Qur’anic times back to the display)

Setelah memahami konteks masa kini, langkah selanjutnya adalah kembali ke masa Alqur’an diturunkan. Para penafsir perlu mempelajari sejarah, budaya, dan situasi sosio-politik Middle easterner pada masa Nabi Muhammad SAW. Hal ini dilakukan untuk memahami makna dan maksud asli teks Alqur’an dalam konteks aslinya.

Baca...  Sekilas Tentang Muhammadiyah Weleri Kendal

Konsep Kepemimpinan di Era Rasulullah

Rasulullah Muhammad SAW adalah contoh kepemimpinan yang sempurna dalam Islam. Beliau menggabungkan kepemimpinan spiritual dan temporal, menunjukkan keadilan, kebijaksanaan, dan akhlak mulia. Beberapa prinsip utama kepemimpinan Rasulullah meliputi : 

  1. Keadilan: Rasulullah selalu menegakkan keadilan tanpa pandang bulu, baik dalam urusan pribadi maupun masyarakat.
  2. Kebijaksanaan: Dalam setiap keputusan, beliau menunjukkan kebijaksanaan, mengutamakan maslahat umat.
  3. Akhlak Mulia: Rasulullah adalah teladan utama dalam hal moralitas, mengutamakan kejujuran, kepercayaan, dan kasih sayang.
  4. Musyawarah: Beliau selalu melibatkan para sahabat dalam pengambilan keputusan, menunjukkan pentingnya partisipasi dan kolektifitas.

Kepemimpinan di Era Kontemporer

Era kontemporer membawa tantangan baru bagi konsep kepemimpinan, termasuk dalam Islam. Modernitas, globalisasi, dan perubahan sosial menuntut pemimpin untuk lebih adaptif dan inovatif. Tantangan yang dihadapi meliputi : 

  1. Globalisasi: Pemimpin harus mampu beradaptasi dengan perubahan global dan memimpin dengan visi yang luas.
  2. Teknologi: Kemajuan teknologi memerlukan pemimpin yang paham akan digitalisasi dan mampu memanfaatkannya untuk kebaikan.
  3. Keragaman: Masyarakat yang semakin beragam menuntut pemimpin untuk lebih inklusif dan mampu mengelola perbedaan.

Teori Fazlur Rahman dan Kontekstualisasi

Fazlur Rahman menawarkan pendekatan kontekstualisasi ajaran Islam, yang berarti memahami dan menerapkan ajaran-ajaran Islam sesuai dengan konteks zaman dan tempat. Beberapa prinsip utama dari teori Fazlur Rahman meliputi : 

  1. Kontekstualisasi : Mengadaptasi ajaran Islam dengan mempertimbangkan konteks sosial, politik, dan budaya.
  2. Maqasid al-Shariah : Memfokuskan pada tujuan-tujuan utama syariah, seperti keadilan, kesejahteraan, dan kemaslahatan umat.
  3. Ijtihad : Melakukan penafsiran ulang terhadap teks-teks agama dengan pendekatan yang rasional dan kontekstual.

Implementasi Teori Fazlur Rahman dalam Kepemimpinan

Teori Fazlur Rahman relevan untuk diaplikasikan dalam kepemimpinan di era kontemporer dengan beberapa pendekatan :

Baca...  Haruskah Mengumpulkan Rambut Yang Rontok Saat Haid?

  1. Kontekstualisasi Prinsip Keadilan: Pemimpin modern harus menegakkan keadilan dengan memahami kondisi sosial dan budaya masyarakat yang beragam.
  2. Penerapan Maqasid al-Shariah: Pemimpin harus fokus pada tujuan utama syariah, seperti keadilan sosial dan kesejahteraan umum, yang relevan dengan tantangan modern.
  3. Ijtihad dalam Kepemimpinan: Pemimpin harus berani melakukan ijtihad, mencari solusi baru yang sesuai dengan konteks zaman, sambil tetap berpegang pada nilai-nilai dasar Islam.

Kesimpulan

Kepemimpinan di era Rasulullah memberikan dasar yang kuat dalam hal keadilan, kebijaksanaan, dan akhlak mulia. Di era kontemporer, konsep ini perlu disesuaikan dengan tantangan modernitas melalui pendekatan kontekstualisasi yang ditawarkan oleh Fazlur Rahman. 

Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ini, pemimpin Muslim dapat menjawab tantangan zaman modern sambil tetap berpegang pada nilai-nilai Islam yang hakiki. Pendekatan ini tidak hanya relevan untuk kepemimpinan politik, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan ekonomi umat Islam.

*) Mahasiswa UINSA Prodi Studi Agama-agama

Daftar Pustaka

Abdullah Saeed, Paradigma, Prinsip Dan Metode Penafsiran Kontekstualis Atas Al-Qur’an (Yogyakarta: Baitul Hikmah Press, 2015).

Akbar, Anillahi Ilham, “Pemimpin Ideal dalam al-Qur’an: Analisis Teori Double Movement Fazlur Rahman.” Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2023.

Beta Firmansyah, “Aplikasi Teori Double Movement Fazlu Rahman terhadap Hukum memilih Pemimpin Non-Muslim”, Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin, Vol. 5, No. 1, (Juni, 2019).

Fazlur Rahman, Islam Modernitas: Tentang Transformasi Intelektual.

Labib Muttaqin, Aplikasi Teori Double Movement Fazlu Rahman (Malang: al-Manahij, 2013).

M. Quraish Shihab, “Membangun Karakter Pemimpin”, 108.

Wally, “Membangun Karakter Pemimpin”, 108. 

2448 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Artikel

Mengenal Pemikiran Al-Muhasibi

4 Mins read
Kuliahalisalam.com-Muhasibi lahir di Basra, Irak pada tahun 165 H/781 M dan wafat di Baghdad, Irak tahun 243 H/857 M. Ia sufi dan…
ArtikelEsai

Ekspresi Umat Beragama Kontemporer

3 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Setiap umat Islam memang memiliki hak-hak dan kewajiban yang sama dalam menyebarkan ajaran agama, baik saat aktivitas interaksi sosial di…
ArtikelFilsafat

Mengenal Ilmu Ushuluddin

4 Mins read
Kuliahalislam.com-Ushuluddin merupakan salah satu cabang dari ilmu-ilmu keislaman yang membahas pokok-pokok kepercayaan atau keyakinan dalam Islam. Ilmu ini disebut juga dengan ilmu…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights