Esai

Ilmu Kalam dalam Menghadapi Tantangan dan Kontribusi Radikalisme dan Sekularisme

3 Mins read

Ilmu Kalam, sebagai cabang teologi Islam, memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk pola pikir keislaman yang rasional dan moderat. Sejak era klasik, disiplin ini telah menjadi medan perdebatan intelektual dalam menghadapi berbagai persoalan ideologis, termasuk relasi antara wahyu dan akal, kebebasan manusia, serta konsep negara Islam.

Di era modern, dua tantangan besar yang dihadapi dunia Islam adalah radikalisme dan sekularisme. Radikalisme muncul akibat pemahaman agama yang eksklusif dan kaku, yang dalam beberapa kasus berujung pada ekstremisme dan kekerasan berbasis agama. Sementara itu, sekularisme menekankan pemisahan agama dari kehidupan publik dan politik, yang dalam konteks tertentu menyebabkan marginalisasi Islam dari ruang sosial.

Ilmu Kalam, dengan tradisi intelektualnya yang kaya, menawarkan berbagai solusi untuk menghadapi tantangan ini. Sejarah mencatat bahwa pemikir Kalam, seperti para teolog Asy’ariyah dan Maturidiyah, telah merumuskan konsep-konsep yang menyeimbangkan antara takdir dan kebebasan, antara wahyu dan akal, serta antara agama dan politik. Dengan demikian, ilmu Kalam dapat berperan sebagai medium intelektual dalam menjawab permasalahan radikalisme dan sekularisme di dunia Islam kontemporer.

Radikalisme dalam Islam memiliki akar sejarah yang panjang. Salah satu kelompok awal yang mencerminkan pemikiran radikal adalah Khawarij, yang dikenal dengan sikapnya yang ekstrem dalam menilai keimanan seseorang. Mereka berpegang teguh pada prinsip bahwa pelaku dosa besar adalah kafir dan boleh diperangi.

Pandangan ini kemudian berkembang dalam berbagai kelompok ekstremis yang muncul di era modern, seperti kelompok jihadis yang mengadopsi konsep takfir (pengkafiran) terhadap sesama Muslim yang berbeda pandangan (Fachrudin, 2019).

Dari perspektif teologis, radikalisme sering kali berakar pada dua faktor utama:

Pemahaman Tekstualis yang Rigid

Sebagian kelompok radikal cenderung memahami teks-teks agama secara literal tanpa mempertimbangkan konteks historis dan sosialnya. Mereka menolak metode ta’wil (interpretasi) yang digunakan oleh para ulama Kalam dalam memahami ayat-ayat yang bersifat mutasyabihat (samar). Akibatnya, ayat-ayat yang berkaitan dengan jihad atau hukum-hukum pidana Islam sering kali ditafsirkan secara sempit untuk membenarkan kekerasan.

Baca...  Membedah Akar Ideologis Radikalisme dan Sekularisme

Konsep Takdir dalam Jabariyah

Dalam sejarah teologi Islam, Jabariyah meyakini bahwa manusia tidak memiliki kebebasan dalam perbuatannya karena segala sesuatu telah ditentukan oleh Tuhan. Pemahaman ini berbahaya jika diadopsi oleh kelompok radikal, karena dapat menjadi justifikasi bagi tindakan ekstrem dengan alasan bahwa semua yang terjadi adalah bagian dari kehendak Tuhan (Nasution, 2005).

Ilmu Kalam, khususnya dalam tradisi Asy’ariyah dan Maturidiyah, menawarkan pemahaman yang lebih moderat dan rasional untuk menghadapi radikalisme:

Penolakan terhadap Takfir Berlebihan

Pemikir Asy’ariyah menolak konsep takfir yang ekstrem dengan menegaskan bahwa pelaku dosa besar tetap berstatus Muslim, sebagaimana ditegaskan oleh Al-Asy’ari dalam Maqalat al-Islamiyyin (Nasution, 2005). Pendekatan ini lebih inklusif dan mencegah konflik internal dalam Islam.

Konsep Kasb: Keseimbangan antara Takdir dan Kebebasan

Konsep kasb dalam Asy’ariyah memberikan ruang bagi manusia untuk memiliki kehendak bebas dalam bertindak, tetapi tetap dalam batas-batas kehendak Tuhan. Pandangan ini dapat menjadi kontra-narasi terhadap doktrin Jabariyah yang sering digunakan oleh kelompok radikal untuk membenarkan kekerasan.

Dengan demikian, ilmu Kalam berperan dalam menanggulangi radikalisme dengan menawarkan konsep keimanan yang lebih moderat dan rasional, sehingga dapat mencegah penyebaran ideologi ekstrem di dunia Islam.

Sekularisme merupakan fenomena modern yang muncul sebagai respons terhadap penyalahgunaan agama dalam politik, terutama setelah Revolusi Prancis dan proses kolonialisme di dunia Islam (Hanafi, 2016). Di banyak negara Muslim, sekularisme diadopsi sebagai sistem politik untuk mencegah konflik berbasis agama. Namun, dalam beberapa kasus, sekularisme justru menyebabkan peminggiran nilai-nilai Islam dari kehidupan publik.

Dalam menghadapi sekularisme, ilmu Kalam dapat memberikan solusi melalui konsep negara berbasis etika Islam.

Para pemikir Kalam, seperti Al-Maturidi, menekankan bahwa Islam tidak hanya berbasis pada hukum positif (fiqh), tetapi juga pada nilai-nilai moral dan etika yang bersumber dari wahyu dan akal. Hal ini memungkinkan negara untuk tetap berlandaskan nilai-nilai Islam tanpa harus bersifat teokratis atau otoriter (Nasution, 2005).

Baca...  Pengaruh Ilmu Kalam dalam Menghadapi Radikalisme dan Sekularisme

Ilmu Kalam mengajarkan bahwa Islam tidak hanya bergantung pada teks semata, tetapi juga mengakomodasi rasio dalam memahami hukum dan moralitas publik. Konsep ini penting untuk menjaga keseimbangan antara agama dan negara tanpa harus terjebak dalam sekularisme radikal.

Dengan demikian, ilmu Kalam menawarkan alternatif yang memungkinkan Islam tetap relevan dalam kehidupan modern tanpa harus mengadopsi sekularisme secara ekstrem.

Ilmu Kalam memiliki kontribusi besar dalam menghadapi tantangan radikalisme dan sekularisme dengan menawarkan pendekatan teologi yang moderat dan rasional. Dalam konteks radikalisme, ilmu Kalam membantu menolak konsep takfir yang berlebihan, memberikan pemahaman seimbang antara takdir dan kebebasan, serta mengedepankan pemikiran rasional dalam memahami ajaran Islam.

Sementara itu, dalam menghadapi sekularisme, ilmu Kalam menawarkan konsep negara berbasis etika Islam yang memungkinkan agama berperan dalam politik tanpa harus bersifat otoriter atau eksklusif.

Dengan pendekatan ini, ilmu Kalam tetap relevan dalam menjawab tantangan ideologis yang dihadapi dunia Islam saat ini. Oleh karena itu, penguatan studi Kalam dalam dunia akademik dan diskursus intelektual Islam sangat penting agar umat Islam memiliki landasan teologis yang kokoh dalam menghadapi perubahan zaman.

1 posts

About author
Mahasiswi
Articles
Related posts
Esai

Ilmu Kalam Terhadap Persoalan Radikalisme dan Sekularisme

3 Mins read
Ilmu kalam merupakan cabang ilmu dalam Islam yang membahas masalah akidah atau keyakinan terhadap ketuhanan dengan menggunakan dalil aqli (rasional) maupun naqli…
ArtikelEsaiHukum

Mengenal Pinjaman Online dan Berbagai Masalahnya

6 Mins read
Kuliahalislam.com. Pinjaman Online mulai menjamur di Indonesia dengan menawarkan iklan berbagai kemudahan untuk disetujui, bunga yang rendah dan tenor atau jangka pinjaman…
Esai

Kinerja Pemimpin Daerah Dalam Birokrasi Pemerintahan

2 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Persoalan serius yang seolah-olah menjadi budaya dalam birokrasi pemerintahan dan lembaga penyelenggara kekuasaan negara adalah agenda seremonial prosedural yang berjalan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
Keislaman

Peran Ilmu Kalam dalam Menjawab Tantangan Sekularisme dan Radikalisme di Era Modern

Verified by MonsterInsights