Pendidikan

Generasi Muda Moral Terancam? Guru PAI Punya Solusinya!

3 Mins read

Digitalisasi bagaikan pisau bermata dua. Di era modern terutama dengan perkembangan teknologi yang semakin hari semakin berkembang pesat nyatanya berbanding terbalik dengan kualitas akhlak pada generasi muda terutama anak usia remaja. 

Merosotnya akhlak pada anak usia remaja zaman sekarang bukanlah tanpa alasan, salah satu faktor penyebab kemerosotan tersebut tak lepas dari mudahnya para remaja dalam mengakses berbagai informasi di sosial media. 

Loh, kemudahan akses informasi kok menjadi faktor penyebab merosotnya akhlak? Ya, faktanya di era digital ini anak-anak mudah terpapar konten-konten negatif yang tidak sesuai dengan usia dan nilai-nilai moral mereka. 

Tak hanya itu, beragamnya platform sosial media yang tersedia pada realitanya sering digunakan untuk membuat konten-konten yang tidak senonoh dan mengundang kontroversi seperti kasus selebgram sekaligus TikToker inisial (OF) sebagaimana dikutip dari situs Kompas.com yang viral di media sosial buntut konten jilat es krim yang dianggap oleh masyarakat tidak senonoh.

Dan dikutip dari BBC NEWS INDONESIA yang menyatakan bahwa beberapa anak usia sekolah dasar sudah kecanduan judi online sehingga mereka mengalami gangguan psikologis yang bisa dibilang cukup serius dan mempengaruhi proses berpikir dan belajar mereka. 

Jika tidak segera diatasi, hal ini bagaikan bom waktu yang siap meledak dan mengancam masa depan bangsa. Melihat kondisi ini, sudah saatnya kita bahu-membahu mencari solusi untuk mengatasi kemerosotan akhlak pada anak zaman sekarang.

Gerbang pertama yang berperan mencegah merosotnya akhlak tentunya melalui Pendidikan. Pendidikan terutama Pendidikan Agama Islam merupakan komponen pembelajaran yang sangat penting dan krusial. 

Diharapkan ajaran-ajaran yang termuat dalam agama Islam mampu diadaptasi oleh para anak khususnya usia remaja untuk berbuat kepada kebaikan dan menjauhi apa yang dilarang oleh agama. Seseorang lebih mudah belajar dan menyerap dari pengulangan suatu hal yang baik.

Baca...  Gerakan Awal Dosen Muda Mewujudkan Keadilan di Sosial Media

Maka untuk memudahkan siswa menyerap apa saja yang diperintakan dalam agama Islam tidak hanya melalui pembelajaran di kelas saja namun setiap ajaran Islam harus mampu diimplementasikan dan tercermin dalam sikap dan akhlak yang dimiliki oleh guru PAI. 

Pendidikan Agama Islam tidak hanya mengajarkan tentang ibadah, namun juga menanamkan nilai-nilai moral dan etika. Melalui mata Pelajaran PAI, siswa diajarkan dan dilatih untuk memiliki akhlak yang baik, menghormati orang yang lebih tua serta berperilaku sesuai dengan ajaran Islam.  

Di tengah badai digital ini, guru Pendidikan Agama Islam (PAI) bagaikan benteng kokoh yang menjaga nilai-nilai luhur dan membimbing generasi muda ke arah yang benar. Mereka bukan hanya pengajar ilmu agama, tetapi juga pembimbing akhlak dan teladan bagi peserta didik. 

Salah satu solusi utama yang dapat dilakukan oleh guru PAI adalah dengan memperkuat pendidikan karakter di sekolah. Pendidikan karakter tidak hanya mengajarkan nilai-nilai moral, tetapi juga membentuk kebiasaan positif dalam diri siswa. 

Pendidikan karakter ini sangat penting dalam membentengi generasi muda dari berbagai pengaruh negatif yang dapat merusak moral mereka. Guru PAI dapat memasukkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, dan empati ke dalam kurikulum dan kegiatan sehari-hari di sekolah. Misalnya, guru PAI bisa mengajak siswa untuk terlibat dalam kegiatan sosial, seperti bakti sosial atau kegiatan keagamaan yang melibatkan kepedulian terhadap sesama.

Untuk mencapai tujuan Pendidikan karakter yang sudah dibahas diatas tentunya guru PAI perlu menggunakan metode pengajaran yang efektif dan relevan dengan perkembangan zaman. Metode ceramah yang monoton yang membuat siswa malah mengantuk dalam proses pembelajaran sudah saatnya ditinggalkan. 

Sebaliknya, pendekatan menarik seperti pembelajaran partisipatif dan interaktif dirasa akan lebih efektif untuk menarik perhatian minat siswa. Aplikasi interaktif dan video edukasi contohnya, pengoptimalan teknologi dalam pembelajaran dapat membuat materi PAI lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa.

Baca...  Menghayati Pendidikan Sebagai Bagian dari Kehidupan

Peran guru PAI tidak akan maksimal tanpa dukungan dari pihak-pihak yang sudah seharusnya terlibat seperti orangtua dan masyarakat karena pendidikan moral harus dilakukan secara holistik melibatkan semua pihak yang berperan dalam kehidupan siswa. 

Orang tua sebagai madrasah pertama bagi anak haruslah sejalan dengan nilai-nilai yang diajarkan sekolah. Pun sama dengan Masyarakat yang perlu juga untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang moral generasi muda. 

Menanamkan akhlak mulia pada generasi muda di era modern adalah tugas yang mulia dan menantang. Guru PAI memiliki peran sentral dalam upaya ini. Dengan meningkatkan kompetensi diri, mengembangkan kurikulum yang relevan, memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran.

Menjalin kerjasama dengan orang tua dan masyarakat, serta menjadi teladan baik bagi peserta didik, Guru PAI dapat berkontribusi dalam mewujudkan generasi muda yang berakhlak mulia, berkarakter Islami dan siap membangun bangsa yang maju dan bermartabat demi menyongsong cita-cita Indonesia Emas 2045.

Editor: Adis Setiawan

6 posts

About author
Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta, penggemar astronot dan antariksa.
Articles
Related posts
Pendidikan

Rendahnya Minat Baca Generasi Milenial

2 Mins read
Tak bisa dipungkiri bahwa generasi milenial memiliki minat baca yang sangat rendah; namun, mereka memiliki minat yang sangat besar dalam membaca media…
Pendidikan

Membongkar Mitos: Apakah Gelar Sarjana Masih Relevan di Era Digital ?

3 Mins read
Di tengah arus perubahan yang dipicu oleh revolusi digital, pandangan masyarakat terhadap pendidikan formal mulai bergeser. Gelar sarjana yang dulu dianggap sebagai…
Pendidikan

Urgensitas Pendekatan Bimbingan Konseling Pada Anak dan Remaja

2 Mins read
Urgensitas pendekatan bimbingan konseling pada anak dan remaja. Individu atau manusia itu sendiri pada hakikatnya merupakan makhluk yang berpikir (homo sapiens) dan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
Keislaman

Latar Belakang Terjadinya Perjanjian Hudaibiyah

Verified by MonsterInsights