Esai

Gagasan Hermeneutik Schleiermacher

3 Mins read

Perjalanan Hidup dan Karya Schleiermacher

Nama lengkapnya adalah Friedrich Daniel Schleiermacher dilahirkan pada tahun 1768 di Breslau, Jerman. Dia menempuh pendidikan di institusi-institusi Morovian Brethren, sebuah sekte militan dalam Agama Kristen, namun sangat tertarik pada humanisme. Pada tahun 1787 dia pindah ke University of Halle, karena dia skeptik terhadap beberapa doktrin Kristiani di lembaga-lembaga tersebut.

Di University of Hallen yang dipandang liberal, namun di perguruan tinggi ini tetap menggeluti teologi, disamping filsafat dan filologi klasik sebagai minor fields. Dia lulus ujian-ujian dalam bidang teologi Kristen pada tahun 1790, lalu bertugas sebagai pengajar atau tutor swasta hingga tahun 1793.

Dia dipecat karena mendukung  french Revolution, sementara employernya menolak revolusi Francis. Dia menyempatkan diri untuk mempelajari dan mengkritisi pemikir-pemikir besar, seperti Immanuel Kant dan Spinoza. Dirinya melahirkan karya-karya, yaitu:

  1. On What Gives Values to Life (1790-1793) adalah karya yang mengkritik tentang pemikiran Immanuel Kant.
  2. Spinozism (1793-1794) dan Brief presentation of Spinozist System (1793-1794) adalah karya yang berisi tentang pembelaan pemikiran Spinoza.

Selama kurun waktu antara 1794 dan 1796 Schleiermacher beraktivitas sebagai pastor di Landsberg dan pada tahun 1796 dia indah ke Berlin untuk bekerja di sebuah rumah sakit. Di kota inilah dia baru bertemu dengan beberapa pemikir yang beraliran romantisisme, seperti Friedrich dan August Wilhelm Schlegel.

Dia bergabung dengan mereka terlibat dalam gerakan romantisisme dan menerbitkan jurnal Athenaeun, meski hanya terbit sebentar, yakni tahun 1798-1800. Pada tahun 1799 dia menerbitkan karya yang sangat penting dan radikal dalam bidang filsafat agama yakni On Religion : Speech to its Cultured Despires. Aliran romantisisme (atau aliran obyektivitas) inilah kemudian mempengaruhi pemikiran-pemikiran hermeneutiknya.

Baca...  Kebhinekaan Manusia Titik Tumpu Kemajuan Negara (1)

Pada tahun 1810 dia diangkat sebagai profesor teologi di University of Berlin dan pada tahun 1811 dia menjadi anggota bagi Berlin Academy of Science. Sejak itulah dia banyak memberikan perkuliahan dalam bidang teologi dan filsafat serta menerbitkan lebih banyak lagi karya-karya berharga bagi pengembangan pemikiran dalam bidang filsafat bahasa, teologi dan hermeneutik. Dia meninggal dunia pada tahun 1834 (Syamsuddin, 2017, pp. 27–29).

Latar Belakang Pemikiran Hermeneutik

Schleiermacher membedakan hermeneutik ke dalam pengertian sebagai ilmu atau seni memahami dengan hermeneutik yang didefinisikan sebagai studi tentang memahami itu sendiri. Nashruddin Baidan dalam bukunya Wawasan Baru Ilmu Tafsir mengutip pendapat Schleiermacher, ia mengatakan: “Betapapun yang penting dalam penafsiran kitab suci bukanlah prosedurnya, melainkan pengembangan gramatika dasar dan kondisi psikologi”.

Objek Hermeneutik sangat luas meliputi bidang teologis, filosofis, linguistik, dan hukum. Pada dasarnya hermeneutik adalah bagian dari filosofis, sebab merupakan “bagian dari seni berpikir”. Alasan Schleiermacher menyatakan bahwa bicara kita berkembang dengan buah pikiran kita ialah karena pertama-tama buah pikiran kita mengerti, baru kemudian kita mengucapkannya, (Sumaryono, 1999, pp. 35–36).

Apabila pada saat berpikir kita merasa perlu untuk membuat persiapan dalam mencetuskan buah pikiran kita, maka pada saat itulah terdapat apa yang disebut sebagai “Transformasi berbicara yang internal dan orisinil, karenanya interpretasi menjadi penting. Hal itu yang membuat Schleiermacher memberikan jurang pemisah antara berbicara atau berpikir yang sifatnya internal dengan ucapan yang aktual.

Pemikiran Schleiermacher banyak dipengaruhi oleh penasihatnya yaitu Friedrich Ast dan Friedrich August Wolf. Schleiermacher mendapatkan ide untuk mengamati isi sebuah karya dari dua sisi : sisi luar dan sisi dalam dipengaruhi oleh F. Ast. Aspek luar sebuah karya (teks) adalah tata bahasa dan kekhasan linguistik lainnya. Aspek dalam adalah jiwanya (geist). Bagi Ast sendiri tugas hermeneutik adalah membawa keluar makna internal dari suatu teks beserta situasi menurut zamannya (Sumaryono, 1999, p. 37).

Baca...  Kristen Dipertemukan dengan Islam

Seorang filsuf yang mempengaruhi gagasan Schleiermacher lainnya adalah F. A. Wolf, yang mendefinisikan hermeneutik sebagai seni menemukan sebuah makna teks. Menurut Wolf juga ada tiga jenis hermeneutik , yaitu hermeneutik gramatikal, historik, dan retorik. Hermeneutik gramatikal berhubungan dengan bahasa, historik berhubungan dengan fakta waktu, dan retorik mengontrol kedua jenis interpretasi yang terdahulu (Sumaryono, 1999, p. 38).

Konsepsi Hermeneutik Schleiermacher

Hermeneutik Gramatikal

Hermeneutik gramatikal adalah penafsiran yang didasarkan pada analisa bahasa. Karena itu, seorang penafsir teks harus menguasai aspek-aspek bahasa. Semakin dia menguasai bahasa, semakin baik penafsirannya. Bagi Schleiermacher, hermeneutik gramatikal ini merupakan sisi obyektif penafsiran.

Menurut Schleiermacher terdapat prinsip-prinsip dan kaidah linguistik yang harus dipegang, yaitu, (Syamsuddin, 2017, pp. 35–37):

Pertama, Everything in given utteran which requires a more precise determination may only be determined from the language area which is common to the author and his original audiences.

Kedua, the sense of every word in a given location must be determined according to its being together with those surround it.

Ketiga, the vocabulary and the history of the area of an author relates as the whole from which his writings be understood as the part, and the whole must in turn be understood from the part.

Hermeneutik Psikologis

Schleirmacher berpendapat bahwa seseorang tidak bisa memahami sebuah teks hanya degan semata-mata memperhatikan aspek bahasa saja, melainkan dengan memperhatikan aspek kejiwaan pengarangnya.

Ada dua tawaran metode dari Schleiermacher, yaitu Divinatory method dan comparative method. Metode divinatori adalah metode dimana dirinya masuk kedalam (kejiwaan) orang lain dan mencoba memahami orang itu secara langung.

Sedangkan metode kedua adalah seorang mufassir berusaha memahami seseorang dengan cara menbandingkannya dengan orang lain, dengan asumsi bahwa mereka sama-sama memiliki sesuatu yang universal.

Baca...  Menjaga Misi Kemerdekaan Indonesia

Kedua metode tersebut tidak bisa dipisahkan karena, menurut Schleiermacher divinatori (memasuki psikologi orang secara langsung) bisa mencapa kepastiannya melalui perbandingan konfirmatif, karena tanpa hal itu, ia selalu tidak bisa dipercaya  (Syamsuddin, 2017, pp. 38–39).

16 posts

About author
Dosen STAI Syubbanul Wathon Magelang
Articles
Related posts
Esai

Orang-Orang Bertakwa Berbuat Kebajikan

4 Mins read
“Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan di bumi. Dengan demikian dia akan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat…
Esai

Potret Masyarakat Bima Era Kontemporer (Gejolak, Konflik dan Kronik)

3 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Akhir-akhir ini, kondisi sosial warga masyarakat Bima menjadi sorotan publik, kehebohan yang viralitas di media sosial, sebab maraknya kasus-kasus kejahatan…
Esai

Makna Hidup Orang-orang Yang Bertakwa

8 Mins read
Ketahuilah bahwa Allah SWT menurunkan Al-Qur’an yang mulia kepada seorang Rasul yang terkemuka, Muhammad Ibnu Abdillah SAW, agar beliau SAW mengeluarkan manusia…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
Keislaman

Isra dan Mikraj Nabi Muhammad

Verified by MonsterInsights